Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alibi yang Sering Digunakan Pelaku Selingkuh di Kantor

ilustrasi alibi membantu teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi alibi membantu teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Lingkungan kerja sering kali menjadi tempat munculnya hubungan yang lebih dari sekadar profesional. Waktu yang dihabiskan bersama, tekanan pekerjaan, dan intensitas interaksi bisa menjadi pemicu munculnya kedekatan emosional, bahkan sampai ke titik perselingkuhan.

Sayangnya, ketika hubungan itu mulai menyeberangi batas, berbagai alasan dan alibi pun dirancang agar tidak menimbulkan kecurigaan. Alibi ini sering terdengar masuk akal, bahkan tampak logis dan tidak berbahaya di permukaan. Tapi jika dicermati lebih dalam, pola-pola ini bisa menjadi tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan.

1. Lembur terus demi proyek besar

ilustrasi alibi lembur di kantor (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi alibi lembur di kantor (pexels.com/Ivan Samkov)

Alasan lembur sering kali dijadikan tameng paling ampuh karena terdengar sangat profesional dan relevan dengan dunia kerja. Kalimat seperti "banyak deadline” atau “proyek ini penting banget untuk karier” bisa membuat pasangan sulit membantah tanpa terdengar tidak mendukung. Padahal, bisa jadi lembur tersebut hanyalah dalih untuk mengatur waktu bertemu dengan seseorang di luar jam kantor.

Kondisi ini semakin rumit jika lingkungan kantor tidak transparan, atau jika pekerjaan memang menuntut fleksibilitas tinggi. Alibi lembur memberi ruang cukup luas untuk berbohong tanpa langsung terbongkar. Ditambah dengan minimnya komunikasi saat “lembur”, hubungan yang tidak sehat bisa tumbuh diam-diam. Semakin sering diulang, semakin sulit membedakan mana yang benar profesional dan mana yang rekayasa.

2. Teman kerja butuh bantuan

ilustrasi alibi membantu pekerjaan teman (pexels.com/Jopwell)
ilustrasi alibi membantu pekerjaan teman (pexels.com/Jopwell)

Menjadikan rekan kerja sebagai alasan untuk pulang larut atau sering bareng bisa menjadi jebakan manipulatif. Kalimat seperti “temanku lagi stres banget, perlu ditemani” terdengar mulia, tapi sebenarnya bisa menyamarkan kedekatan yang sudah melebihi batas kerja. Bahkan, bantuan kecil seperti mengantar pulang atau makan malam bersama bisa berujung pada keterlibatan emosional.

Perselingkuhan semacam ini sering dianggap tidak berbahaya di awal karena dibungkus dengan empati dan solidaritas. Namun, batas antara profesional dan personal bisa dengan cepat memudar. Saat hubungan tumbuh dalam ruang privasi seperti ini, alibi bantuan berubah jadi dalih untuk terus terlibat secara emosional. Ini bukan lagi soal membantu, tapi tentang menyembunyikan.

3. Dinas luar kota

ilustrasi dinas keluar kota (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi dinas keluar kota (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perjalanan dinas adalah alibi yang sangat sulit dilacak. Dengan dalih urusan kantor, seseorang bisa berada di kota lain tanpa pengawasan, bebas mengatur waktu sesuka hati. Kondisi ini menciptakan ruang privat yang sempurna untuk menjalin hubungan terlarang tanpa risiko besar ketahuan.

Bahkan, itinerary dinas pun bisa dimanipulasi agar terlihat padat dan sibuk, padahal sebagian waktu dipakai untuk hal-hal di luar urusan kerja. Alasan seperti “lagi capek banget seharian meeting” bisa menghindari pertanyaan detail dari pasangan. Di balik semua itu, dinas bisa menjadi peluang emas untuk menghabiskan waktu dengan selingkuhan tanpa tekanan sosial.

4. Acara kantor tidak bisa ditinggal

ilustrasi alibi ada acara internal kantor (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi alibi ada acara internal kantor (pexels.com/Yan Krukau)

Event kantor seperti gathering, perayaan target, atau outing sering kali digunakan sebagai dalih untuk menghabiskan waktu di luar rumah. Acara semacam ini memberi alibi sosial yang kuat—sulit ditolak dan biasanya tidak dianggap mencurigakan. Namun, di balik meriahnya acara, bisa saja ada agenda pribadi yang disisipkan.

Bahkan ketika pasangan ingin ikut hadir, pelaku bisa berdalih bahwa acaranya “khusus internal” atau “tidak membawa pasangan”. Ini membuka celah besar untuk menyembunyikan kehadiran seseorang yang lebih dari sekadar rekan kerja. Padahal, jika benar-benar hanya acara kantor, mestinya tidak ada yang perlu disembunyikan.

5. Kehilangan sinyal atau baterai habis

ilustrasi mengobrol asik dengan rekan kerja (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi mengobrol asik dengan rekan kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Saat tiba-tiba sulit dihubungi, alasan klasik seperti baterai habis atau sinyal hilang sering kali digunakan. Padahal, dalam era serba digital saat ini, kondisi semacam itu sangat jarang terjadi tanpa disengaja. Alibi ini biasanya muncul saat pelaku butuh waktu menghilang dari radar tanpa jejak komunikasi.

Dengan tidak adanya akses komunikasi, pasangan pun tidak bisa melacak atau memverifikasi keberadaan secara langsung. Seringkali, momen ini bertepatan dengan waktu bertemu selingkuhan atau sedang melakukan sesuatu yang tidak ingin diketahui. Meskipun terdengar sepele, alasan teknis ini bisa menjadi celah efektif untuk menyembunyikan perilaku yang tidak setia.

Perselingkuhan di kantor memang tidak selalu mudah dikenali karena dibungkus dalam balutan profesionalisme. Namun, pola alibi yang terus diulang dan semakin sulit dinalar bisa menjadi tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Hubungan yang sehat seharusnya dibangun atas dasar transparansi dan kepercayaan, bukan pembenaran yang terus-menerus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us