6 Penyebab Pria Suka Membicarakan Pekerjaan saat Berkumpul

Sebagai perempuan, pernah gak sih kamu merasa boring setengah mati saat berada di tengah-tengah sekolompok teman pria? Mereka tidak bersikap buruk padamu. Mereka sopan, tapi topik obrolannya gak geser-geser dari persoalan pekerjaan. Padahal, mereka juga bukan teman sekantor.
Namun, percakapan mereka mengenai pekerjaan tetap bisa nyambung. Malah kamu yang menjadi banyak bengong, takut buat menimbrung, dan tidak betah terus di sana. Mungkin dirimu mendengarkannya saja sudah bosan. Rasanya seperti lagi meeting.
Sekalipun kamu juga bekerja, topik obrolanmu dengan teman sesama perempuan lebih bervariasi. Kalian dapat membicarakan hobi, tren, anak, sampai kabar artis. Lalu kenapa topik percakapan pria seperti monoton sekali? Di bawah ini alasan pekerjaan masih menjadi topik favorit mereka.
1. Membuka wawasan

Sebesar apa pun semangat seseorang dalam bekerja, ia hanya bisa melakoni pekerjaan dalam jumlah yang terbatas. Banyak orang cuma menekuni satu pekerjaan. Beberapa orang lainnya mungkin dua atau tiga pekerjaan sekaligus. Di luar itu, masih banyak pekerjaan yang belum pernah dicoba.
Dengan para pria membicarakan pekerjaan masing-masing, ini tak ubahnya pertukaran informasi. Bagi mereka, tak masalah bidang kerjanya berlainan. Justru itu yang memberi mereka pengetahuan lebih luas. Orang yang bekerja di sektor perbankan menjadi tahu suka dan duka pekerjaan temannya di pertambangan dan sebagainya.
2. Bisa jadi kesempatan buat yang menganggur atau ingin switch career

Bahkan pria yang dalam kondisi menganggur pun tidak serta-merta gentar buat bergabung ke kelompok yang lagi membahas pekerjaan. Sekalipun ada sedikit rasa minder, mereka lebih fokus pada peluang mendapatkan pekerjaan hanya dengan menjadi pendengar. Kawan-kawannya yang sudah bekerja barangkali bakal dengan senang hati memberitahukan berbagai lowongan kerja yang dapat dicoba.
Lengkap dengan proses perekrutan, perkiraan gaji, penempatan, dan tugas-tugasnya sehingga orang yang masih menganggur langsung punya gambaran. Demikian pula orang yang sudah bekerja tetapi ingin mencari kesempatan yang lebih baik merasa diuntungkan. Mereka dapat terhindar dari asal pindah kerja dan ternyata kantor baru gak lebih baik dari kantor lama.
3. Sesuai aktivitas mereka sehari-hari

Kebanyakan pria menghabiskan waktunya untuk bekerja. Apalagi di Indonesia pria masih kerap memegang tugas sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Hampir seluruh energi dan perhatian mereka tersedot ke pekerjaan. Otomatis percakapan di antara sesama pria juga tak jauh-jauh dari dunia kerja.
Tentu sesekali topik berubah. Namun, biasanya tak lama kemudian kembali ke persoalan pekerjaan. Mereka tahu banyak tentang hal tersebut sehingga bahan percakapan seperti tak ada habisnya. Apa yang dibahas itu sangat relate dengan keseharian mereka. Para pria gak perlu banyak berpikir ketika membicarakan hal-hal terkait pekerjaan.
4. Topik netral dan gak mengusik pribadi

Perasaan pria sering dianggap kurang peka dibandingkan dengan perempuan. Namun justru karena pria sadar bisa kurang sensitif, mereka memilih buat cari aman dalam mengobrol dengan siapa pun. Topik-topik yang berpotensi bikin orang lain tak nyaman langsung saja dihindarinya.
Pria memilih untuk membicarakan hal-hal umum seperti berita, cuaca, sampai pekerjaan. Topik pekerjaan dianggap tak terlalu pribadi sebab hasil kerjanya buat masyarakat luas. Jauh berbeda dengan seandainya mereka tahu-tahu menanyakan tentang pasangan yang bisa bikin lawan bicara seketika gak nyaman.
5. Di rumah tak punya teman mengobrol yang seru soal pekerjaan

Kegiatan yang memakan banyak waktu serta energi tentu perlu sering dibicarakan dengan orang lain. Sebab aktivitas tersebut dapat menjadi sumber stres terbesar. Sayangnya, pria kadang merasa gak memiliki teman mengobrol yang nyambung dan menyenangkan seputar pekerjaan setibanya di rumah.
Terutama apabila pasangannya tak bekerja dan gak mengikuti informasi seputar dunia kerja. Seorang suami akan memilih tidak menceritakan apa pun terkait pekerjaannya daripada direspons secara gak tepat oleh pasangannya. Ia baru leluasa membicarakan pekerjaan saat berkumpul dengan sesama pria.
6. Sekalian buat personal branding

Antarpria juga bisa terlibat persaingan. Meski persaingannya gak terlalu sengit, sebagian dari mereka senang apabila terlihat lebih unggul dari pria-pria lainnya. Ini semacam usaha untuk mengangkat kehormatan mereka. Pekerjaan yang telah menjadi bagian dari identitas diri penting buat ditonjolkan.
Ada keinginan agar diri dan pekerjaannya dilihat sebagai kesatuan yang pantas dikagumi. Pria yang sudah bekerja dapat merasa kurang puas apabila hanya dikenal namanya dan sebagai teman lama semasa bersekolah atau berkuliah. Mereka lebih bangga diingat sebagai si A yang sekarang bekerja di suatu tempat dan di posisi tertentu.
Kesukaan pria membicarakan pekerjaan akan lebih tinggi kalau mereka buka tipe family man atau sosok yang dekat dengan keluarga. Keluar dari topik pekerjaan dapat membuat mereka merasa payah. Apalagi kalau mereka ditanya seputar keluarga terutama anak. Tapi kesukaan pria membahas pekerjaan juga punya sisi positif, yaitu membantu pengembangan diri mereka.kesukaan pria membahas pekerjaan juga punya sisi positif, yaitu membantu pengembangan diri mereka.