Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik Modal

Setelah kangkung dan lele, kini ada bisnis ikan nila

Tabanan, IDN Times - Jika sebelumnya pembibitan sayur kangkung dan ikan lele dalam satu wadah ramai, kini ada bisnis baru yang juga menjanjikan. Yaitu pendederan ikan nila. Seperti pendederan ikan nila yang berlokasi di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.

Setiap panen, bibit ikan nila grade 10 dan 9 selalu laku terjual. Bahkan pelaku usaha mengaku kelimpungan memenuhi permintaan yang tinggi. Apa itu usaha pendederan ikan nila dan berapa modal yang dikeluarkan?

Berikut penjelasan lengkap pelaku usaha pendederan ikan nila, I Wayan Ari Yudha Pratama, asal Banjar Lodalang, Kukuh, Marga.

Baca Juga: Lagi Viral, Ini Cara Budidaya Lele dan Kangkung dalam Ember

1. Pendederan adalah usaha pembibitan ikan dari grade 1 menjadi grade 9

Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik ModalUsaha pendederan ikan nila di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Ari Yudha, usaha pendederan adalah pembibitan ikan nila dari ukuran grade 1 (satu centimeter) menjadi siap jual di ukuran grade 9 (delapan centimeter).

"Usaha yang saya jalani ini sudah sejak tahun 2018," ujarnya.

Awalnya, usahanya berlokasi di Banjar Denuma, Marga. Namun karena sewa kontrakannya habis, akhirnya pada tanggal 3 Juli 2020 lalu pindah ke selatan Daerah Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton.

"Jadi mulai dari awal lagi seperti membuat kolam dan menebar benih ikannya," kata Ari Yudha.

2. Modal awal yang dibutuhkan minimal Rp51 juta

Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik ModalPembuatan kolam untuk usaha pendederan ikan nila (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ari Yudha memiliki luas kolam sebesar 20 are dengan kapasitas tebaran benih sebanyak 300 ribu ekor. Berapa modal yang diperlukan untuk luasan ini? Ari Yudha kemudian memaparkannya sebagai berikut:

Biaya investasi awal sebesar Rp60 juta dengan rincian: 

  • Membuat kolam dan perlengkapannya sebesar Rp40 juta
  • Biaya sewa tanah selama lima tahun sebesar Rp20 juta

Biaya operasional sebesar Rp51 juta dengan rincian:

  • Biaya pembelian benih 300 ribu ekor sebesar Rp6 juta
  • Biaya pembelian pakan selama tiga bulan sampai ikan habis terjual Rp40 juta
  • Biaya pembelian obat-obat an dan penunjang lainnya Rp5 juta.

3. Bibit ikan Nila mulai disortir ketika berusia 2,5 bulan

Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik ModalUsaha pendederan ikan nila di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ketika memasuki usia 2,5 bulan, bibit ikan nila yang awalnya berada di ukuran grade 1 mulai disortir dan dipanen secara bertahap. Karena pertumbuhan ikan tidak terjadi secara berbarengan. Adapun penyortiran ini terdiri atas grade 10 (Sembilan centimeter), grade 9 (Delapan centimeter) dan grade 8 (Tujuh centimeter):

  • Untuk grade 10 dan 9 ditebar kembali ke kolam selama kurang lebih 10 hari untuk penyembuhan luka sebelum siap dijual
  • Untuk grade 8 ditebar lagi ke kolam dengan waktu lebih lama. Yaitu 14 hari untuk bisa berkembang ke grade 9.

"Sebab permintaan bibit ikan nila yang diminta pada grade 9 dan 10," ungkap Ari Yudha.

4. Balik modalnya bisa dua atau tiga kali panen

Pendederan Ikan Nila Jadi Bisnis Menjanjikan, 3 Kali Panen Balik ModalUsaha pendederan ikan Nila di Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Ari Yudha, bibit ikan nila grade 9 dan 10 ini biasanya diserap oleh pengembangan ikan di Danau Batur, Kabupaten Bangli.

"Permintaan sangat tinggi. Kami saja sampai kewalahan. Bahkan ditengah pandemik seperti sekarang, astungkara semua hasil panen tetap terserap semua," jelasnya.

Harga jual untuk bibit ikan nila grade 10 sebesar Rp460 per ekor, dan untuk grade 9 sebesar Rp400 per ekor. Menurut Ari Yudha, dari 300 ribu bibit ikan nila grade 1 yang ditebar menjadi bibit siap jual, bisa mencapai 240 ribu ekor.

"Kalau lancar, modal yang dikeluarkan bisa balik saat dua atau tiga kali panen," paparnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya