Demi Mengasuh 30 Anak, Oma Eriana Pensiun Dini Jadi Guru di Tabanan

Pensiun dini jadi guru demi mendirikan panti asuhan Hindu

Tabanan, IDN Times - Sejak lama Eriana Herlisanti bermimpi untuk membangun yayasan yang menampung anak-anak tak beruntung. Keinginannya itu disimpan, dan akhirnya 10 tahun lalu atau sekitar tahun 2011, Eriana meminta keempat anaknya yang sudah bekerja untuk memiliki adik asuh.

Sampai enam tahun berlalu atau pada tahun 2015, impiannya untuk mendirikan yayasan tersebut terwujud. Namanya Yayasan Gayatri Widya Mandala.

Baca Juga: Jadi Komoditi Baru, Petani Porang di Tabanan Butuh Pabrik Pengolahan

1. Cerita Oma Eriana yang meminta setiap anaknya untuk mengangkat adik asuh

Demi Mengasuh 30 Anak, Oma Eriana Pensiun Dini Jadi Guru di TabananAnak-anak asuh di Yayasan Gayatri Widya Mandala (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Perempuan yang akrab dipanggil Oma Eriana ini dulunya seorang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Tabanan. Dari pengalamannya itu, ia menemukan banyak anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, orangtuanya bercerai, hingga tidak punya orangtua.

Dalam hatinya terbesit keinginan besar untuk merawat dan mengasuh mereka. Namun keinginan itu dipendam karena belum memiliki pengalaman untuk membuka yayasan.

"Tetapi saya terus berdoa pada Tuhan agar diberikan jalan," ujar warga Delod Peken, Kecamatan Tabanan ini. 

Sekitar tahun 2011, Oma meminta keempat anaknya yang sudah bekerja untuk mengambil satu adik asuh.

"Saya memberikan nasihat kepada anak-anak saya, setiap yang sudah bekerja wajib memiliki adik asuh dan mereka setuju. Saya yang merawatnya di rumah," ujarnya.

Lama-lama dari empat adik asuh terus bertambah menjadi 16 anak. Meskipun masih menggunakan dana sendiri kala itu, Eriana merasa selalu ada saja rejeki. Sehingga tidak ada kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak.

2. Ajarkan kekuatan doa dan pikiran positif kepada anak-anak asuhnya

Demi Mengasuh 30 Anak, Oma Eriana Pensiun Dini Jadi Guru di TabananKegiatan anak-anak Yayasan Gayatri Widya Mandala (Dok.IDNTimes/Tabanan)

Sampai suatu ketika, anak ke-2 Oma Eriana yang bekerja di klinik kesehatan Jakarta berhasil menyembuhkan seorang pasien, yang kemudian mengucapkan terima kasih. Sebagai balasan atas kesembuhannya, pasien tersebut membantu membangunkan gedung Yayasan Gayatri Widya Mandala yang berlokasi di Jalan Wibisana Nomor 11 Desa Delok Peken, Kecamatan Tabanan. Sekarang Oma mengasuh 30 anak di yayasannya. 

"Saya yang mengurus izin dan persyaratannya. Astungkara tahun 2015 lalu diresmikan oleh Bupati, kala itu ibu Ni Putu Eka Wiryastuti," cerita Oma.

Selama mendidik anak-anak dan anak asuhnya, Oma menekankan untuk selalu berpikir positif, percaya kepada kekuatan doa bahwa Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan jalan.

"Salah satu contohnya pada masa awal pandemik COVID-19. Saat itu di yayasan ada sekitar 30 anak asuh yang sebagian besar usia sekolah. Perlu handphone (HP) untuk belajar online, sementara anak-anak tidak pernah yang namanya punya HP. Saya akhirnya dipanggil pihak sekolah dan ditegaskan agar diusahakan anak-anak punya HP," katanya.

Di tengah desakan itu, Oma Eriana mengajarkan anak-anak supaya tidak berkecil hati dan terus berpikiran positif.

"Saya mengajak mereka untuk berdoa kepada Tuhan. Tidak lama saya dipanggil lagi oleh sekolah dan dikira bakal kena tegur lagi. Ternyata guru-guru urunan (Iuran) membelikan HP untuk anak-anak yayasan. Astungkara sekarang ini sudah punya semua."

Baca Juga: Kisah Ni Putu Alit, 50 Tahun Mengabdi di Dapur Panti Dria Raba Bali

3. Anak-anak di yayasan diajarkan mandiri

Demi Mengasuh 30 Anak, Oma Eriana Pensiun Dini Jadi Guru di TabananKegiatan anak-anak Yayasan Gayatri Widya Mandala (Dok.IDNTimes/Tabanan)

Selain pendidikan formal di sekolah, kata Oma Eriana, anak-anak juga diajarkan soft skill mulai dari membuat banten, dupa, dan kerajinan dari koran. Dalam mengurus anak-anak juga diadakan sistem kakak asuh.

"Anak yang lebih kecil disuruh memilih kakak mana yang menurut mereka nyaman menjadi kakak asuh. Nanti kakak asuhnya yang mengajarkan makan sendiri, belajar dan hal-hal lain sehingga mereka mandiri," jelas Oma Eriana.

Ada juga kegiatan pesraman setiap hari Sabtu-Minggu (Persami) yang mengajak anak-anak untuk merasakan bagaimana hidup di panti asuhan.

"Ini ada ceritanya. dulu anak-anak di yayasan ada yang menangis pulang karena diejek temannya. Katanya, anak panti tidak punya apa-apa, jangan diajak main. Dari sini ada ide kegiatan Persami. Saya ajak teman-teman mereka untuk mengikuti kegiatan Persami di yayasan lebih lama. Akhirnya, anak-anak itu tidak mau pulang dan tetap ingin menginap di yayasan. Alasannya banyak kegiatan, bermain dan banyak teman."

4. Oma memilih pensiun dini supaya bisa merawat bayi yang 'dititipkan' oleh Tuhan YME kepada yayasan

Demi Mengasuh 30 Anak, Oma Eriana Pensiun Dini Jadi Guru di TabananOma Eriana bersama salah satu anak asuhnya yang masih bayi (IDNTimes/Istimewa)

Oma lalu mendapatkan 'titipan' dari Tuhan berupa bayi yang belum diinginkan orangtuanya. Dari situlah ia memutuskan untuk pensiun dini sebagai guru empat tahun lalu. Kini Oma Eriana secara penuh menjadi pelayan Tuhan dengan mengasuh anak-anak di Yayasan Gayatri Widya Mandala.

"Sekarang full merawat anak-anak. Bahkan sekarang ini dapat titipan Tuhan lagi berupa bayi yang belum diinginkan orangtuanya," ujarnya.

Ia mengakui, sumbangan dari donatur memang tidak sebanyak sebelum pandemik. Namun Oma Eriana selalu bersyukur, bahwa selama ini anak-anak asuhnya tidak pernah kekurangan.

"Saya selalu menekankan pada mereka, jika ingin menolong jangan menunggu kaya. Syukurnya, beberapa yang sudah mandiri, jika ada rejeki disisihkan untuk adik-adiknya di yayasan."

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya