Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hari Baik Menurut Hindu Bali 13 Januari 2025

ilustrasi ubi jalar (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi ubi jalar (pexels.com/Kindel Media)

Hari baik menurut Hindu Bali pada Senin, 13 Januari 2025 adalah banyu milir. Ini merupakan hari yang baik untuk membuat sumur, kolam, membuka jalan air, ngirisin (menyadap nira). Kala luang adalah hari yang baik untuk membuat terowongan, menanam ketela atau umbi-umbian. Penasaran hari baik lainnya, berikut selengkapnya.

1. Tidak baik melakukan pernikahan

(pixabay.com/wedding rings)
(pixabay.com/wedding rings)

Carik walangati adalah hari yang tidak baik untuk melakukan pernikahan atau wiwaha, atiwa-tiwa atau ngaben dan membangun rumah. Kala tampak merupakan hari yang tidak baik untuk dewasa nikah (perkawinan). Panca prawani adalah hari yang tidak baik dipakai dewasa ayu. Purwani adalah hari yang tidak baik dipakai dewasa. 

2. Baik memelihara ternak

Ilustrasi ternak sapi. (IDN Times /Alfi Ramadhani)
Ilustrasi ternak sapi. (IDN Times /Alfi Ramadhani)

Kala upa adalah hari yang baik untuk memulai mengambil atau memelihara ternak (wewalungan). Kala muas adalah hari yang tidak baik untuk menanam sesuatu (bercocok tanam). 

Kala sungsang merupakan hari yang mengandung sifat atau unsur terbalik, bertentangan, kontras. Tidak baik untuk melakukan karya ayu atau yadnya. Pepedan adalah hari baik untuk membuka lahan pertanian baru. Namun, tidak baik untuk membuat peralatan dari besi. 

3. Baik membentuk organisasi

Ilustrasi Diskusi (pexels.com/Kindel Media)
Ilustrasi Diskusi (pexels.com/Kindel Media)

Salah wadi artinya tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya seperti wiwaha, mapendes, potong rambut, dan lain-lain. Juga tidak baik melaksanakan upacara Pitra Yadnya meliputi penguburan, atiwa-tiwa atau ngaben, nyekah, ngasti, dan lain-lain.

Tunut masih artinya baik untuk melas rare (bayi menetek), mulai mengajar atau melatih ternak bekerja, membentuk perkumpulan (organisasi), memulai membuka sekolah atau perguruan, baik untuk nelusuk (mencocok hidung sapi atau kerbau) diisi tali pengikat. Pararasan: Aras Kembang, Pancasuda: Satria Wirang, Ekajalaresi: Patining Amerta, Pratiti: Widnyana.

Share
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Irma Yudistirani
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us

Latest Life Bali

See More

5 Pertimbangan Sebelum Menempatkan Sofa Terlalu Rapat

08 Sep 2025, 17:00 WIBLife