Ceritakan Gangguan Mental, Band Grunge Lithium Rilis Untitled    

Band grunge indie asal Bali ini akhirnya rilis karya perdana

Kamu pasti sudah familiar kan ya dengan Band grunge Nirvana, Soundgarden, Pearl Jam, Alice In Chains, dan sejenisnya? Nah, Bali juga punya grup band genre ini lho. Ya, namanya Lithium.

Band Lithium diawaki oleh Arya Bintang di gitar dan vokal, Galant Rastama sebagai gitaris, Anggi Artyana di bass dan vokal, serta Bagus Pangestu sebagai drummer. Belum lama ini mereka merilis single perdananya berjudul Untitled. Seperti apa singlenya? Simak yuk ulasannya berikut ini.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Album Istirahat Nosstress, Relate dengan Kondisi Kini 

1. Band ini dibentuk tahun 2016 lalu saat mereka menjadi anak kuliahan

Ceritakan Gangguan Mental, Band Grunge Lithium Rilis Untitled    Lithium grup band grunge asal Bali (Dok.IDN Times/Lithium)

Menurut keterangan Arya Bintang, Lithium ini dibentuk pada Juli 2016. Mereka saat itu masih menjadi mahasiswa dari universitas dan disiplin ilmu yang berbeda. Arya merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud), sementara Galant dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Anggi kuliah di Fakultas Hukum Unud, dan Bagus merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Unud.

Nama Lithium dipilih bukan hanya karena salah satu single terkenal dari band grunge Nirvana yang menjadi kiblat mereka, akan tetapi juga karena menjadi salah satu obat-obatan penenang untuk menstabilkan suasana hati.

"Grunge mempertemukan kami semasa masih kuliah pada tahun 2016,” ucap Arya pada Senin (9/8/2021).

2. Tidak menutup diri dengan mengambil influence dari band lain

Ceritakan Gangguan Mental, Band Grunge Lithium Rilis Untitled    Lithium grup band grunge asal Bali (Dok.IDN Times/Lithium)

Arya mengatakan meskipun saat ini genre grunge tidak segegap gempita seperti era 90-an hingga tahun 2000, hal itu tidak membuat Lithium patah arang untuk bermusik. Mereka sudah sangat jatuh cinta dengan musik Seatlle Sound tersebut. Band-band besar yang menjadi kiblatnya di antaranya Nirvana, Soundgarden, Silverchair, hingga Hole.

“Mereka seperti matahari bagi kami. Tetapi dalam berkarya, kami tidak menutup diri dengan mengambil influence dari band lain seperti Radiohead, Blur, dan band lintas genre lainnya," sambungnya.

3. Menggambarkan kehidupan remaja yang lekat dengan gangguan mental

Ceritakan Gangguan Mental, Band Grunge Lithium Rilis Untitled    Lithium grup band grunge asal Bali (Dok.IDN Times/Lithium)

Tahun 2021 ini Lithium berani unjuk diri melalui single perdananya berjudul Untitled. Single ini ditulis oleh Arya Bintang dan musiknya mereka aransemen bersama-sama.

Single ini diakuinya memang khas para dedengkot Seattle Sound, seolah pendengarnya diajak bernostalgia menuju era kejayaan grunge. Mereka juga mencoba mengeksplorasi kehidupan remaja masa kini. Kisah percintaan, pemberontakan, hingga pelarian masalah dengan obat-obatan terlarang.

Single "Untitled" menceritakan tentang gangguan kesehatan mental yang menjebak beberapa orang untuk memilih menggunakan obat-obatan sebagai sebuah penyelesaian dari masalah yang ada.

"I found a place and praise the sun, they said i left it all behind. Sepotong lirik ini menjelaskan bagaimana semuanya bekerja begitu saja hingga akhirnya berada pada kondisi nyaman dan kita memilih untuk melupakan semuanya," tuturnya.

4. Sudah bersiap melepas materi anyar yang akan menjadi single kedua

Ceritakan Gangguan Mental, Band Grunge Lithium Rilis Untitled    Lithium grup band grunge asal Bali (Dok.IDN Times/Lithium)

Pasca secara resmi merilis single perdananya "Untitled" lewat kanal musik pada 15 Juli 2021 lalu, Lithium menyusulkan merilis video musiknya. Mereka juga bersiap melepas materi anyarnya yang akan menjadi single kedua.

"Setelah ini, kami sudah siap dengan single kedua kami. Rencana akhir tahun akan kami rilis. Ya semoga sesuai rencananya," imbuh sang drummer, Bagus Pangestu.

Tidak dipungkiri, dalam kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini, mereka menemui sedikit hambatan. Apabila sebelumnya bisa rutin latihan dua sampai tiga kali dalam seminggu, kini hanya bisa tiga sampai empat kali dalam sebulan.

“Nah semenjak PPKM, jadwal latihan terpaksa dikurangi jadi sebulan tiga sampai empat kali, atau kami latihan di rumah salah satu personel,” ungkapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya