Tak Mampu Produksi Keju untuk Hotel Bintang 5, Bali Impor dari Eropa

Bali juga impor daging sapi dari Australia

Denpasar, IDN Times – Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Terunanegara, menyampaikan bahwa nilai impor produk pertanian Bali tidaklah banyak.

Terunanegara tidak menyampaikan secara khusus besaran nilai tersebut. Namun pihaknya memastikan bahwa sebisa mungkin Bali menekan impor dan memaksimalkan produk ekspor.

Baca Juga: Ekspor Kulit Samak dan Hasil Perkebunan Dari Bali Meningkat

1. Produk yang diimpor berasal dari Australia, Denmark, dan Italia

Tak Mampu Produksi Keju untuk Hotel Bintang 5, Bali Impor dari Eropailustrasi daging sapi (pixabay.com/mp1746)

Terunanegara menekankan bahwa sebisa mungkin Provinsi Bali tidak melakukan impor. Namun memaksimalkan potensi ekspor. Akan tetapi beberapa produk yang memang sangat dibutuhkan oleh pihak industri, terutama perhotelan, harus disuplai dari luar negeri. Produk tersebut berasal dari Australia, Denmark, dan Italia.

“Kami kan sebisa mungkin menekan impor. Tapi ada beberapa impor yang memang tidak mampu menghasilkan dan itu murni untuk kebutuhan hotel,” ungkapnya.

2. Impor keju untuk kebutuhan hotel di Bali

Tak Mampu Produksi Keju untuk Hotel Bintang 5, Bali Impor dari Eropailustrasi keju (pixabay.com/lipefontes0)

Impor produk hewani ke Bali yang tercatat di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah daging sapi dari Australia. Selain itu, ada juga produk olahan hewani lainnya, yakni berupa keju yang diimpor dari negara di Eropa yakni Denmark dan Italia.

“Karena itu memang untuk kebutuhan hotel-hotel yang ada di Bali. Kebutuhan mereka. Murni untuk kebutuhan hotel-hotel bintang 5 di Bali, untuk tamu-tamu,” ungkapnya.

3. Nilai impor dari Singapura tercatat mengalami peningkatan

Tak Mampu Produksi Keju untuk Hotel Bintang 5, Bali Impor dari Eropailustrasi aromaterapi (pexels.com/ Mareefe)

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, diketahui bahwa kinerja impor Provinsi Bali pada bulan Oktober 2022 menunjukkan penurunan. Nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri pada bulan Oktober 2022 tercatat sebesar US$ 9.446.958. Angka tersebut turun 11,78 persen dibandingkan bulan September 2022 yang tercatat sebesar US$ 10.708.467.

Namun secara year on year (yoy), nilai impor Provinsi Bali bulan Oktober 2022 tercatat meningkat setinggi 291,32 persen. Secara kumulatif, nilai impor pada periode Januari-Oktober 2022 tercatat sebesar US$ 66.003.810 atau naik 116,75 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.

“Dari 5 besar negara asal impor di bulan Oktober 2022, nilai impor dari Singapura tercatat mengalami peningkatan paling tinggi secara month to month yaitu 296,43 persen, yang utamanya disebabkan oleh naiknya impor produk bahan bakar mineral,” ungkap Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, melalui rilis resminya.

Sementara itu, jenis komoditas impor di luar pertanian yang tercatat selama Oktober 2022 di antaranya:

  • Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya
  • Logam mulia dan perhiasan/permata
  • Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
  • Jam dan arloji serta bagiannya
  • Bahan bakar mineral
  • Minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik
  • Kendaraan udara dan bagiannya
  • Tembakau dan rokok
  • Barang dari kulit samak
  • Kapal, perahu, dan struktur terapung

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya