TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Saham yang Diwaspadai Investor Akibat Perang Rusia–Ukraina

Saham rokok hingga konstruksi kena imbas

Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)

Penulis: Community Writer, Guna Sattwam

Para investor atau trader pasar saham hendaknya mulai cek ricek terhadap saham yang dimiliki dan akan dibeli. Pasalnya, kondisi ekonomi menuju endemi yang belum sepenuhnya pulih ini, kini kembali menghadapi ketidakpastian akibat panasnya Rusia-Ukraina.

Peperangan mereka tidak hanya memberikan dampak kepada dua negara tersebut. Tetapi juga negara sekitarnya, termasuk Indonesia. Kenaikan harga di beberapa bahan pangan seperti sawit, kedelai, gula, minyak mentah dunia, batubara, nikel, menjadi indikasi beberapa situasi yang mesti diwaspadai, termasuk dalam pasar modal.

Menurut analisis Indopremier Sekuritas, ada beberapa sektor yang harus dihindari, khususnya pada Maret 2022. Karena indikasi kenaikan beberapa komoditi mulai terlihat di akhir Februari dan berlanjut hingga Maret.

Tidak hanya kenaikan harga, ketersediaan barang juga memengaruhi kinerja saham–saham dengan komoditi bahan pangan seperti sawit, kedelai, gula, minyak mentah dunia, batubara, dan nikel.

Baca Juga: Cara Menukar Uang Rusak di Bank, Jangan Diselotip Ya!

1. Produk rokok

Ilustrasi cukai rokok. (IDN Times/Indiana Malia)

Saham yang patut diwaspadai pada bulan Maret tahun ini adalah produk rokok, karena adanya kebijakan kenaikan cukai rokok. Hal ini berdampak pada berkurangnya margin perusahaan–perusahaan rokok seperti HMSP (Sampoerna) dan GGRM (Gudang Garam).

Meskipun kedua saham tersebut merupakan saham blue chip, namun jika tidak didukung dengan kebijakan, juga tetap akan berisiko bagi investor.

Bagi investor yang sudah terlanjut buy, disarankan untuk hold. Karena analisa Indopremier Sekuritas untuk kedua saham ini adalah rating sell.

Baca Juga: Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 Juta

2. Sektor yang ada hubungannya dengan kedelai

Ilustrasi pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu dan tempe (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Berikutnya adalah saham yang berkaitan dengan kedelai seperti Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), karena harga kedelai sedang naik. Dampaknya di Indonesia pun terlihat dengan keluhan para pengrajin tahu dan tempe. Target harga ICBP per 10 Maret 2022 adalah 8.325,00.

3. Unilever

Gedung Unilever Indonesia. (Dok. Unilever)

Indopremier juga memberikan rating hold pada Unilever (UNVR), karena kinerja perusahaan ini cukup tertekan. UNVR hanya mampu terangkat pada level 4000 karena bahan bakunya mahal, yaitu CPO (Sawit).

Sedangkan beberapa saham komoditi CPO lainnya sedang naik seperti Astra Agro Lestari (AALI), dan LSIP (PP London Sumatra Indonesia) karena harga komoditi naik. Namun kenaikan harga komoditi sawit berimbas tidak baik terhadap Unilever karena produk mereka sebagian besar menggunakan CPO, sehingga berkurangnya margin perusahaan.

Meskipun UNVR memiliki banyak varian produk, namun sebagian besar produknya berbahan baku sawit.

Baca Juga: Memahami Konflik Ukraina-Rusia dari Perspektif Ekonomi Politik

Berita Terkini Lainnya