Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 Juta

Mimin izin pakai mas-mas laundry #Taeyong jadi foto cover ya

Penulis: Community Writer, Guna Sattwam

Dunia usaha di Bali saat ini sedang lesu karena dihantam pandemik. Apalagi bisnis di bidang pariwisata. Hal itu terjadi karena demand atau permintaannya sedikit. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk membuka peluang usaha, khususnya pengusaha pemula atau anak muda.

Bisnis laundry kian menjamur seiring dengan gaya hidup modern yang dilakukan oleh masyarakat. Gaya hidup modern bukan sekadar mengikuti tren, melainkan memang tuntutan untuk melakoni gaya hidup tersebut. Misalnya karena tuntutan pekerjaan, bahkan tuntutan adat dan agama yang membuat seseorang menjalani gaya hidup modern.

Biasanya di tengah gaya hidup tersebut, masyarakat memerlukan jasa laundry untuk membersihkan pakaian, perabot rumah tangga seperti gorden, seprai, bantal, dan lainnya. Dalam sebulan, masyarakat akan menyisihkan keuangan rumah tangganya untuk jasa laundry.

Melihat besarnya potensi jasa ini, tidak ada salahnya kita mencoba mengulik lika–liku bisnis laundry dari pengalaman Kadek Ayu Winda Sari, Pemilik Cuci House Laundry di Jalan Sidakarya, Kota Denpasar.

Baca Juga: 5 Tempat Infus Vitamin Booster di Bali

1. Memulai bisnis dengan modal Rp15 juta sampai Rp60 juta

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 Jutailustrasi dekorasi ruang laundry (IDN Times/Sunariyah)

Winda memulai bisnisnya dengan modal awal Rp60 juta. Modal ini digunakan untuk menyewa tempat, mesin, bahan laundry, dan perlengkapan lainnya. Namun modal ini bisa ditekan lagi jika tidak menyewa tempat. Misalnya, membuka usaha laundry di rumah. Sehingga modalnya bisa berkurang menjadi Rp30 juta. Bahkan bisa ditekan lagi apabila tidak membutuhkan mesin pengering dan sewa tempat, menjadi Rp15 juta.

Modal ini sudah ia rencanakan sejak awal bersama partnernya. Sehingga bisnis yang ia bangun merupakan bisnis yang telah terencana dan memiliki analisis yang baik. Sehingga modal tersebut berani ia keluarkan dengan kematangan konsep usaha yang akan dijalankan.

Modal itu ia dapatkan dari hasil menabung karena niatnya ingin membuka usaha. Bukan dari modal panas lho ya.

Baca Juga: Cara Menukar Uang Rusak di Bank, Jangan Diselotip Ya!

2. Melihat peluang dan titik lokasi usaha

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 JutaIlustrasi usaha laundry. (IDN Times/Shemi)

Bisnis laundry menjadi pilihan karena adanya peluang, yaitu dilihat dari banyaknya permintaan. Winda melihat adanya peluang rumah kost, guest house, dan gaya hidup masyarakat di Kota Denpasar yang semakin praktis. Segala kebutuhan rumah tangga dipenuhi dengan cara yang praktis, agar mereka bisa lebih fokus bekerja dan mengurus keluarga.

Peluang ini juga harus memikirkan lokasi tempat usahanya. Misalnya daerah perkotaan yang cukup sibuk, maka peluang jasa laundry bisa saja ada. Makanya Winda dalam setiap pembukaan cabangnya juga memerhatikan titik lokasi cabangnya.

Dari sembilan cabang yang dimiliki Winda, hanya 5 cabang yang pertumbuhannya bagus. Jadi, titik lokasi cabang sangat menentukan pertumbuhan bisnis.

3. Sebaiknya memulai bisnis di usia muda

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 JutaIlustrasi usaha laundry. (IDN Times/Shemi)

Memulai bisnis sebaiknya dilakukan pada usia muda. Karena di usia tersebut belum banyak tanggungan dan tuntutan yang harus dipenuhi, sehingga bisa lebih fokus dalam menjalankan bisnisnya.

Begitu pula hasil usaha yang didapat di awal biasanya tidak terlalu besar. Sehingga cukup untuk balik modal. Modal awal bisa diperoleh dengan cara meminjam ke bank atau orangtua.

Winda memulai bisnis laundry pada usia 22 tahun. Saat itu ia masih menjadi tanggungan orangtuanya. Sehingga ketika membutuhkan sesuatu untuk bisnis, maka orangtuaWinda yang memenuhinya. Sementara, uang dari hasil usahanya dapat digunakan untuk mengembalikan modal atau pengembangan usaha.

4. Manajemen bisnis bisa dipelajari secara otodidak dan mengikuti berbagai pelatihan

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 JutaIlustrasi usaha laundry. (IDN Times/Shemi)

Memulai bisnis laundry tidak harus memiliki keterampilan menjadi pebisnis maupun kemampuan manajemen. Keterampilan dapat dipelajari. Seperti Winda yang belajar tentang bisnis secara otodidak dan mengikuti berbagai pelatihan.

Baginya, kunci dari kesuksesan menjalankan bisnis adalah tekad dan mau belajar. Ia mengikuti berbagai kursus tentang kewirausahaan. Ia juga kembali menempuh studi formal entrepreneur di Surabaya, Jawa Timur.

Manajemen operasional yang rapi membuat bisnis laundry dapat berjalan secara kontinyu. Setiap hari ada pencatatan pengeluaran dan pendapatan. Hal ini penting untuk membuat resume usaha setiap bulannya.

5. Customer tidak datang begitu saja. Jadi, lakukan promosi!

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 JutaIlustrasi usaha laundry. (IDN Times/Shemi)

Ketika sudah menentukan titik lokasi cabang, jangan lupa melakukan promosi. Karena customer tidak datang begitu saja. Promosi bisa dilakukan dengan menyebarkan flier, menawarkan jasa ke rumah–rumah kost dan sekitar lingkungan laundry, hingga memberikan jasa plus–plus misalnya layanan jasa antar karena customer tidak datang begitu saja. Customer perlu diperkenalkan dan diinformasikan keberadaan bisnis laundry kita.

Dari sekian banyak orang yang ditawarkan tentu tidak semuanya akan menjadi pelanggan. Makanya kita perlu lebih banyak menawarkan jasa, atau istilah lainnya adalah menjemput bola.

Misalnya, dari 10 orang yang ditawarkan, hanya satu orang yang mau menggunakan jasa laundry. Maka untuk mendapatkan 10 pelanggan lagi, kita perlu menawarkan kepada 100 orang, dan begitu seterusnya. Promosi ini memerlukan bantuan marketing. Atau kita mempekerjakan diri sendiri sebagai marketing, asalkan pekerjaan ini komitmen dilakukan setiap harinya.

6. Mencari karyawan dan gaji harus sesuai standar tenaga yang dibutuhkan

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 Jutafoto ilustrasi (pexels.com/fauxels)

Sementara untuk memiliki karyawan, kita perlu ekstra bersabar dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Karena pekerjaan ini terbilang gampang–gampang susah. Mulai dari perekrutan harus sesuai standar tenaga yang dibutuhkan, batas toleransi, dan membuat Standard Operating Procedure (SOP) di tempat bekerja.

Gaji juga menyesuaikan dengan kinerja dan kemampuan dari SDM. Jika SDM mampu melakukan pekerjaan tidak hanya mencuci dan menyetrika bahkan mendatangkan omzet, maka gaji yang didapat harus menyesuaikan tugas tersebut.

7. Menggaji diri sendiri dan pisahkan rekeningnya

Cara Memulai Bisnis Laundry di Bali dengan Modal Rp15 JutaIlustrasi transaksi (IDN Times/Aditya Pratama)

Memisahkan antara uang bisnis laundry dan pribadi adalah suatu keharusan. Uang bisnis harus menggunakan rekening yang berbeda, tidak dicampur dengan rekening pribadi. Uang bisnis sepenuhnya untuk pengembangan usaha.

Berdasarkan pengalaman Winda, ia tidak pernah menggunakan uang bisnis untuk keperluan pribadi, bahkan dengan dalih meminjam pun tidak dilakukannya. Meskipun merasa bisnis sendiri, namun ia khawatir pinjaman tersebut tidak akan kembali.

Untuk membayar hasil jerih payah atas usaha, maka gajilah diri sendiri. Misalnya, kamu mengambil peran sebagai marketing. Maka, gajilah diri sendiri sesuai dengan skala gaji marketing sesuai ukuran bisnis yang kita kembangkan. Semua itu harus dijalani secara disiplin sampai modal kembali.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya