Melukat di Sapta Gangga Tabanan, Gudangnya Farmasi Niskala

Tempatnya ada di area pura. Kamu pernah ke sini?

Melukat atau mandi suci adalah aktivitas spiritual yang cukup populer di Bali. Bahkan non Hindu turut melakukannya. Melukat memiliki fungsi untuk membersihkan diri secara rohani dan jasmani, maupun kotoran energi negatif.

Ada satu tempat yang sering dipilih sebagai tempat melukat, yaitu Pura Tamba Waras. Puranya terdapat tempat melukat yang disebut dengan Penglukatan Sapta Gangga. Seperti apa kisah dari pura ini? Langsung dibaca ya.

Baca Juga: Segarnya Melukat di Pancoran Solas Sangeh, Vibe Positif

Baca Juga: Makna Melukat yang Dijalani Artis di Bali

1. Keberadaan Pura Luhur Tamba Waras

Melukat di Sapta Gangga Tabanan, Gudangnya Farmasi NiskalaPura Luhur Tamba Waras. (YouTube.com/ kuwera dewi)

Pura Luhur Tamba Waras terletak di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Pura ini secara geografis terletak di lereng selatan Gunung Batukaru, dan sekitar 20 kilometer dari Kota Tabanan, ke arah utara.

Pura ini satu jalur dengan Pura Pucak Sari, Pura Besikalung, dan masih berhubungan dengan Pura Batukaru. Perjalanan ke Pura Luhur Tamba Waras sangatlah indah berhias pemandangan alam yang masih hijau.

2. Sejarah Pura Tamba Waras

Melukat di Sapta Gangga Tabanan, Gudangnya Farmasi NiskalaPura Luhur Tamba Waras. (YouTube.com/kuwera dewi)

Dikutip dari Jurnal Vidya Wertta berjudul "Panglukatan Sapta Gangga Perspektif Usadha Bali" karya Sang Ayu Made Yuliari tahun 2019, sejarah Pura Luhur Tamba Waras yang berdiri sekitar abad ke-12 ini berkaitan dengan Raja Tabanan, Cokorta Tabanan, yang kala itu jatuh sakit. Raja Tabanan sakit keras dan tidak tahu apa obatnya.

Saat itu terdapat petunjuk gaib "di mana ada asap, akan ditemui petunjuknya." Para abdi kerajaan kemudian mencari obat hingga ke hutan Batukaru. Sesampainya di sana melihat kepulan asap dari arah buah kelapa di tanah dan di dalam rumpun bambu.

Mereka memohon kepada penguasa di tempat tersebut hingga memperoleh obat. Obat itu kemudian diberikan kepada sang raja, dan seketika menjadi sembuh. Cokorda Tabanan lalu membangun sebuah pura bernama Pura Luhur Tamba Waras di tempat tersebut.

Tamba Waras berasal dari kata "tamba" yang berarti obat, dan "waras" berarti sembuh atau berubah menjadi normal. Sehingga kata "Tamba Waras" dapat diartikan sebagai tempat gudang farmasi secara niskala atau gaib.

3. Keberadaan Penglukatan Sapta Gangga

Melukat di Sapta Gangga Tabanan, Gudangnya Farmasi NiskalaPenglukatan Sapta Gangga Pura Luhur Tamba Waras. (YouTube.com/Gede Alit Tarsana)

Pura Luhur Tamba Waras terdapat tempat penglukatan yang diberi nama Penglukatan Sapta Gangga. Dikutip dari Jurnal Penelitian Agama Hindu berjudul "Panglukatan Sapta Gangga Sebagai Media Penyuluhan Agama Hindu di Pura Luhur Tamba Waras Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan", yang ditulis oleh Ni Wayan Indrayani tahun 2019, Penglukatan Sapta Gangga dibangun berdasarkan pawuwus atau pawisik (petunjuk gaib) Ida Bhatara di Pura Luhur Tamba Waras pada tahun 2015. Hal itu terjadi menjelang pujawali atau piodalan (hari raya tempat suci) di pura ini yang jatuh pada Buda Umanis, wuku Prangbakat.

Saat ini dibuatkan ritual khusus yang disebut nyanjan. Ritual ini memohon kekuatan Ida Bhatara turun ke tubuh Jro Dasaran untuk memohon petunjuk gaib. Dari situ ia mendapat pawisik, bahwa pengempon pura (warga adat yang wajib memelihara pura) diminta untuk membuat lokasi penglukatan di bawah Pelinggih Pasraman Sari, yang posisinya di sebelah selatan wantilan.

Karena di tempat penglukatan ini terdapat tujuh sumber mata air, maka diberikan nama Penglukatan Sapta Gangga. "Sapta" memiliki makna tujuh dan "gangga" memiliki makna air suci atau sungai suci.

4. Manfaat melukat di Penglukatan Sapta Gangga

Melukat di Sapta Gangga Tabanan, Gudangnya Farmasi NiskalaMelukat di Penglukatan Sapta Gangga Pura Luhur Tamba Waras. (YouTube.com/Gede Alit Tarsana)

Tujuh mata air yang terdapat di lokasi penglukatan memiliki nama yang berbeda-beda yaitu tirtha Sanjiwani, Kamandalu, Kundalini, Pawitra, Maha Pawitra, Pengurip, dan tirtha Pasupati. Penglukatan di pancuran ini memiliki fungsi untuk memohon penyucian diri secara lahir dan batin. Penglukatan Sapta Gangga juga dipercaya sebagai media pengobatan tradisional atau usadha.

Pengobatan ini bisa untuk pengobatan medis maupun non medis seperti terkena ilmu hitam. Jika orang yang memiliki sakit karena ilmu hitam, biasanya akan meronta-ronta seperti orang kesakitan atau mirip orang kesurupan. Mereka percaya hal itu terjadi karena kekuatan suci dari pancoran Sapta Gangga sedang bekerja membersihkan orang sakit tersebut.

5. Sarana yang dibawa dan tata cara melukat di Penglukatan Sapta Gangga

Melukat di Sapta Gangga Tabanan, Gudangnya Farmasi NiskalaMelukat di Penglukatan Sapta Gangga Pura Luhur Tamba Waras. (YouTube.com/Gede Alit Tarsana)

Untuk melukat di Penglukatan Sapta Ganga, pemedek (sebutan umat Hindu Bali yang bersembahyang) wajib membawa bungkak nyuh gading (kelapa muda berwarna kuning) sesuai jumlah anggota keluarga yang ikut melukat, banten pejati, canang sari/canang ceper, buga, dan dupa. Jika tidak sempat untuk mempersiapkannya, kamu bisa membelinya di lokasi. Ada beberapa pedagang di sekitar Pura Tamba Waras yang menyediakannya.

Tata cara melukatnya, pemedek yang datang bisa mengikuti petunjuk arah yang telah terpasang di lokasi. Sebelum melukat, pemedek melakukan kumur, raup (cuci muka), dan minum sebanyak masing-masing tujuh kali di setiap sumber mata air atau pancuran tersebut. Setelah itu baru melukat.

Setelah itu melanjutkan melukat menggunakan nyuh gading. Setelah melukat di Penglukatan Sapta Gangga, barulah dilanjutkan dengan persembahyangan di Pura Luhur Tamba Waras.

Pemedek juga dapat memohon obat di pura ini. Namun pemedek wajib membawa bungkak nyuh gading yang nantinya akan didoakan di Pura Luhur Tamba Waras sebagai obat. Selain itu, pura ini juga secara langsung membuat obat berbentuk minyak. Minyak ini berasal dari campuran daun kayu putih yang dipetik di area pura, beberapa bahan-bahan alami, dan minyak.

Bahannya direbus di perapian bernama Pelinggih Hyang Geni. Setelah jadi, minyak bisa diberikan kepada warga yang membutuhkannya untuk menyembuhkan sakit.

Kamu bisa datang kapan saja jika berencana untuk melukat di Pura Luhur Tamba Waras, karena sudah ada pemangku yang bertugas secara bergiliran setiap harinya. Tetapi biasanya pemedek datang untuk melukat pada hari tertentu seperti Tilem, Purnama, Banyu Pinaruh, dan sebagainya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya