Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 Minggu

Silakan kamu nilai sendiri dari data-data ini guys

Denpasar, IDN Times – Beberapa minggu yang lalu, tepatnya 14 September 2020 Presiden Joko “Jokowi” Widodo memberikan arahan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, untuk menurunkan kasus COVID-19 di sembilan provinsi prioritas, termasuk Bali.

Arahan tersebut kemudian diperjelas oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, pada 17 September 2020, terkait jumlah kasus aktif yang masih banyak, laju insidensi (Kecepatan penambahan kasus), persentase kematian, laju kematian, dan karateristik wilayahnya.

Setelah dua minggu berlalu, bagaimana sebenarnya perkembangan data kasus di Bali dan upaya apa yang telah dilakukan oleh Provinsi Bali dalam menurunkan jumlah kasusnya? Berikut hasil rangkuman IDN Times.

Baca Juga: Luhut Menilai Terus-terusan Unjuk Rasa Dapat Merugikan Investasi

1. Seminggu sebelum arahan Presiden Jokowi, Bali sempat menjadi penyumbang kasus COVID-19 tertinggi secara nasional

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguIDN Times/Sukma Shakti

Berdasarkan data di atas, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 harian tertinggi terjadi pada tanggal 9 September 2020. Yaitu sebanyak 174 orang. Dari data harian di akun resmi Instagram Pemprov Bali pada 9 September 2020 lalu, Kota Denpasar penyumbang terbesar kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Yaitu sebesar 46 orang. Seluruh kasus didominasi oleh transmisi lokal (TL). Diikuti oleh:

  • Kabupaten Badung: 37 orang (TL)
  • Kabupaten Buleleng: 27 orang (TL)
  • Kabupaten Karangasem: 26 orang (TL)
  • Kabupaten Gianyar: 16 orang (TL)
  • Kabupaten Tabanan: 14 orang (TL)
  • Kabupaten Jembrana: 4 orang (TL)
  • Warga Negara Asing (WNA): 3 orang (TL)
  • Kabupaten Klungkung: 1 orang (TL).

Seminggu sebelumnya, kasus positif di Indonesia mengalami kenaikan 18,6 persen. Yakni dari sebelumnya 18.625 kasus menjadi 22.097 kasus, dan Bali adalah Provinsi penyumbang tertinggi. Disusul urutan kedua adalah DKI Jakarta, dan ketiga Sulawesi Tenggara.

“Kenaikan kasus ini tertinggi berada di Bali naik 100 persen. Sulawesi Selatan naik 84,4 persen. Riau naik 68,5 persen. DKI Jakarta naik 31 persen dan Jawa Tengah naik 19,6 persen,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, melalui keterangan rilisnya, Rabu (9/9/2020) lalu.

Pada saat itu pula, Provinsi Bali juga telah kehabisan bed (Tempat tidur) untuk perawatan isolasi pasien COVID-19. Kabar ini disampaikan langsung oleh Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Bali, dr Gusti Ngurah Anom, saat dihubungi IDN Times pada Rabu (9/9/2020) pukul 11.15 Wita.

“Sudah beberapa hari ini. Sudah mulai semingguan ini,” terangnya.

Menurut Ngurah Anom, seluruh rumah sakit rujukan di Bali sudah penuh kala itu. Keseluruhannya terdapat 17 rumah sakit rujukan yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan dan Gubernur Bali Wayan Koster. Setiap rumah sakit telah membuat klaster untuk pasien yang suspek dan probable COVID-19. Beberapa kasus yang suspek, tempat tidurnya tidak boleh digabung dengan kasus probable (Positif COVID-19).

Posisi seperti itulah yang menurut Ngurah Anom, membuat rumah sakit mengalami kekurangan bed. Padahal Bed Occupancy Ratio (BOR) untuk probable masih ada. Hanya saja sudah penuh untuk kasus yang suspek. Alasan kedua, memang terkait masa perawatan pasien COVID-19 yang rata-rata 7 sampai 10 hari.

Baca Juga: Kisah Mantan Pasien COVID-19 di Bali, Sempat Stres dan Susah Makan

2. Kondisi kasus COVID-19 harian di Bali, seminggu (Pekan atau minggu pertama) setelah arahan Presiden Jokowi. Bertepatan dengan Hari Raya Galungan

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguIDN Times/Sukma Shakti

Berbeda dengan minggu pertama setelah arahan Presiden Jokowi, kasus COVID-19 harian di Bali pada minggu kedua mengalami penurunan. Dimulai dari tanggal 13 September 2020, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 113 orang. Kemudian turun menjadi 86 orang pada tanggal 14 September 2020, turun lagi 68 orang pada tanggal 15 September 2020, dan 49 orang pada tanggal 16 September 2020. Angka ini paling kecil di minggu pertama setelah arahan Presiden.

Sebenarnya tanggal 15 September 2020 bertepatan dengan penampahan, yaitu perayaan sehari sebelum Galungan. Kemudian 16 September 2020 adalah Hari Raya Galungan, dan Hari Raya Kuningan jatuh pada tanggal 26 September 2020.

Berdasarkan data harian di akun resmi Instagram Pemprov Bali pada 16 September 2020 lalu, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 masih didominasi oleh transmisi lokal (TL). Berikut masing-masing perkembangan kasus di kabupaten/kota Provinsi Bali per 16 September 2020:

  • Kota Denpasar: 15 orang (TL)
  • Kabupaten Badung: 11 orang (TL)
  • Kabupaten Tabanan: 9 orang (TL)
  • Kabupaten Karangasem: 5 orang (TL)
  • Kabupaten Gianyar: 4 orang (TL)
  • Kabupaten Klungkung: 2 orang (TL)
  • Kabupaten Buleleng: 2 orang (TL)
  • Warga Negara Asing (WNA): 1 orang (TL).

Baca Juga: Pakar Virologi Unud Prediksi Desember Kasus COVID-19 di Bali Meningkat

3. Kondisi kasus COVID-19 harian di Bali, dua minggu (Pekan kedua) setelah arahan Presiden Jokowi

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguIDN Times/Sukma Shakti

Menurut data di atas, kasus terkonfirmasi COVID-19 positif harian di Bali tertinggi terjadi pada 25 September 2020. Yaitu sebanyak 144 orang. Kasusnya masih didominasi oleh transmisi lokal. Berikut daftar kasus harian di masing-masing kabupaten/kota Provinsi Bali pada 25 September 2020:

  • Kabupaten Jembrana: 30 orang (TL)
  • Kota Denpasar: 18 orang (TL)
  • Kabupaten Bangli: 18 orang (TL)
  • Kabupaten Gianyar: 17 orang (TL)
  • Kabupaten Karangasem: 15 orang (TL)
  • Kabupaten Tabanan: 14 orang (TL)
  • Kabupaten Buleleng: 11 orang (TL)
  • Kabupaten Badung: 10 orang (TL)
  • Kabupaten Klungkung: 8 orang (TL)
  • WNA: 1 orang (TL).

Kasus positif mengalami penurunan pada tanggal 26 September 2020 atau tepat pada saat Hari Raya Kuningan, yaitu sebanyak 63 orang. Pada saat Umanis Kuningan atau sehari setelah Hari Raya Kuningan, tepatnya tanggal 27 September 2020 sedikit mengalami kenaikan sebanyak 80 orang.

4. Pendapat pakar virologi Unud: kasus di Bali masih side away

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguIlustrasi: Petugas merawat pasien diduga corona, (IDN Times/Bramanta Pamungkas)

Profesor Virologi Universitas Udayana, GN Mahardika, belum bisa memberikan komentarnya terkait upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menangani kasus COVID-19 sesuai arahan dari Presiden Jokowi.

“Tidak bisa komentar saya. Gimana bilang begitu. Bagaimana ya. Apa yang saya komentari ya. Tiyang (Saya) belum bisa komen,” ucapnya melalui sambungan telepon.

Namun ia menyampaikan sedikit pandangannya terkait dua minggu tersebut. Di mana angka kasus COVID-19 di Provinsi Bali dinilainya belum mengalami penurunan.

“Masih side away (Menyamping) istilahnya. Tiyang (Saya) punya datanya. Jadi beberapa hari sejak pertengahan September itu side away, nyamping dia. Tidak melonjak ke atas, tidak ke bawah. Nah, biasanya itu kalau dari segi ilmu prediksi, side away itu bisa melonjak tajam, bisa merosot turun. Kami belum tahu arahnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Alergi Makan Anak Lebah, Warga di Bali Kaget Hasilnya Positif COVID-19

5. Pada minggu-minggu semenjak ada arahan dari Presiden Jokowi, Pemprov menambah rumah sakit swasta, menggencarkan operasi yustisi protokol kesehatan, hingga menambah hotel untuk karantina OTG serta nakes

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguOperasi yustisi prokes COVID-19 di Buleleng (Dok.IDN Times/Humas Polres Buleleng)

Dari catatan IDN Times sejak Presiden Jokowi menyebut Bali termasuk provinsi yang harus menurunkan kasus dalam waktu dua minggu, Pemprov Bali telah mengupayakan beberapa hal. Berikut hasil catatannya:

  • Bali menambah dan melibatkan 38 rumah sakit swasta dan rencana rumah sakit lapangan dalam menangani COVID-19
  • Menggencarkan operasi yustisi protokol kesehatan COVID-19 dengan memberlakukan sanksi denda tidak memakai masker Rp100 ribu. Sementara untuk lokasi usaha mulai sanksi denda hingga penutupan tempat usaha
  • Pengawasan ruang publik oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar yang menutup tiga lokasi ruang publik (Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Lapangan Lumintang, Taman Kota Lumintang Denpasar
  • Bali menambah 10 hotel untuk karantina orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan, serta para tenaga kesehatan (Nakes) setelah merawat pasien.

6. Pasien yang masih dirawat di Bali 11,96 persen dari total kasus yang ada saat ini

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguIDN Times

Sementara itu update kasus COVID-19 harian di Bali per tanggal 7 Oktober 2020 bertambah sebanyak 105 orang. Sehingga total kumulatif kasus terkonfirmasi positif menjadi 9.652 orang. Berikut rincian kasus sembuh, meninggal dunia dan masih dirawat:

  • Kasus sembuh: 8.192 orang, bertambah 120 orang (84,87 persen)
  • Kasus meninggal dunia: 306 pasien, bertambah lima orang (3,17 persen)
  • Kasus dalam perawatan: 1.154 orang (11,96 persen).

7. Pemerintah mengklaim kasus aktif COVID-19 mengalami penurunan dari tanggal 20-27 September 2020

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguKetua BNPB Doni Monardo (kiri) dan Ketua PSSI Mochaman Iriawan (kanan) saat menandatangani nota kesepahaman Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding - MoU) Penyelenggaraan Olahraga yang Aman dari Covid-19 pada Kamis (17/9/2020). (Liga-Indonesia.id)

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengklaim kasus aktif COVID-19 mengalami penurunan sejak 20 September hingga 27 September 2020. Dari data yang diungkapkan Doni di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada tanggal 28 September 2020 lalu, kenaikan kasus aktif mencapai 24,5 persen dan masih di atas rata-rata dunia yaitu 24,85 persen per 6 September 2020.

Tanggal 13 September 2020, kasus aktif naik 0,5 persen. Sehingga persentasenya menjadi 25 persen. Pada tanggal 20 September 2020, kasus aktif mengalami penurunan sebesar 23,6 persen. Hingga pada 27 September 2020, kasus aktif terus menurun menjadi 22,5 persen.

“Data kemarin telah berada di posisi 22,5 persen. Tepatnya 22,46 persen. Ini penurunan. Jadi kita lihat data global itu berada pada posisi 23,13 persen. Jadi kita berada di bawah angka global ya untuk kasus aktif,” kata Doni.

8. Angka kesembuhan secara nasional sempat menurun sejak tanggal 6 September 2020. Kemudian meningkat pada tanggal 27 September 2020

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguIlustrasi masker yang digunakan oleh lanjut usia (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Angka kesembuhan COVID-19 secara nasional justru mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dibacakan oleh Doni, angka kesembuhan nasional sebesar 71,4 persen pada 6 September 2020. Lalu tanggal 13 September 2020, angka kesembuhannya kembali menurun sampai 71 persen.

“Kemudian turun menjadi 71 persen, artinya jumlah pasien sembuh itu berkurang. Tetapi tanggal 20 September itu mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen,” ungkap Doni.

Angka kesembuhan terus mengalami peningkatan sebesar 73,8 persen pada tanggal 27 September 2020.

“Tetapi kita harapkan angka kesembuhan di waktu-waktu ke depan akan semakin membaik,” harapnya.

Selain itu, angka kematian secara nasional juga mengalami penurunan sejak tanggal 6 September 2020.

“Pada tanggal 6 September persentasenya 4,1 persen. Kemudian turun, turun. Nah sekarang berada di posisi 3,8 persen. Artinya mengalami penurunan walau pun masih di atas angka rata-rata global,” lanjutnya.

9. Insidensi kasus di sembilan provinsi prioritas selama dua pekan ditangani oleh Luhut

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguMenko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Menurut Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, melihat angka kasus COVID-19 secara mentah saja tidaklah cukup. Masyarakat harus melihat perkembangan kasus COVID-19 melalui analisis insidensi kasus atau kasus baru yang terjadi di waktu dan wilayah tertentu.

Insidensi kasus juga digunakan sebagai indikator dalam menentukan kebijakan dan cara penanganan COVID-19. Untuk melihat insidensi kasus, caranya yaitu menghitung jumlah kasus positif COVID-19 pada fase waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk di daerah.

Selain menggunakan data Satgas COVID-19, juga bisa menggunakan data dari sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 sebagai patokan jumlah penduduk. Berikut ini angka insidensi kasus sembilan provinsi prioritas pada pekan sebelum Luhut ditunjuk oleh Presiden Jokowi atau dalam rentang waktu 7-13 September 2020.

  • DKI Jakarta: penambahan 6.874 kasus atau insidensi kasus 7,08 per 10.000 penduduk
  • Jawa Barat: penambahan 1.547 kasus atau insidensi kasus 0,35 per 10.000 penduduk
  • Jawa Tengah: penambahan 2.154 kasus atau insidensi kasus 0,66 per 10.000 penduduk
  • Jawa Timur: penambahan 2.053 kasus atau insidensi kasus 0,54 per 10.000 penduduk
  • Sumatra Utara: penambahan 725 kasus atau insidensi kasus 0,55 per 10.000 penduduk
  • Kalimantan Selatan: penambahan 456 kasus atau insidensi kasus 1,25 per 10.000 penduduk
  • Sulawesi Selatan: penambahan 525 kasus atau insidensi kasus 0,65 per penduduk
  • Papua: penambahan 388 kasus atau insidensi kasus 1,36 per 10.000 penduduk
  • Bali: penambahan 850 kasus atau insidensi kasus 2,18 per 10.000 penduduk.

Berikutnya adalah insidensi kasus di sembilan provinsi prioritas periode 14-20 September 2020:

  • DKI Jakarta: penambahan 7.746 kasus atau insidensi kasus 8,06 per 10.000 penduduk
  • Jawa Barat: penambahan 2.434 kasus atau insidensi kasus 0,56 per 10.000 penduduk
  • Jawa Tengah: penambahan 1.774 kasus atau insidensi kasus 0,54 per 10.000 penduduk
  • Jawa Timur: penambahan 2.620 kasus atau insidensi kasus 0,69 per 10.000 penduduk
  • Sumatra Utara: penambahan 903 kasus atau insidensi kasus 0,69 per 10.000 penduduk
  • Kalimantan Selatan: penambahan 453 kasus atau insidensi kasus 1,24 per 10.000 penduduk
  • Sulawesi Selatan: penambahan 1.076 kasus atau insidensi kasus 1,33 per 10.000 penduduk
  • Papua: penambahan 673 kasus atau insidensi kasus 2,37 per 10.000 penduduk
  • Bali: penambahan 523 kasus atau insidensi kasus 1,34 per 10.000 penduduk

Insidensi kasus di sembilan provinsi prioritas periode 21-27 September 2020:

  • DKI Jakarta: penambahan 9.613 kasus atau insidensi kasus 10,00 per 10.000 penduduk
  • Jawa Barat: penambahan 4.132 kasus atau insidensi kasus 0,95 per 10.000 penduduk
  • Jawa Tengah: penambahan 2.110 kasus atau insidensi kasus 0,65 per 10.000 penduduk
  • Jawa Timur: penambahan 2.182 kasus atau insidensi kasus 0,58 per 10.000 penduduk
  • Sumatra Utara: penambahan 670 kasus atau insidensi kasus 0,51 per 10.000 penduduk
  • Kalimantan Selatan: penambahan 462 kasus atau insidensi kasus 1,27 per 10.000 penduduk
  • Sulawesi Selatan: penambahan 928 kasus atau insidensi kasus 1,15 per 10.000 penduduk
  • Papua: penambahan 804 kasus atau insidensi kasus 2,83 per 10.000 penduduk
  • Bali: penambahan 783 kasus atau insidensi kasus 2,01 per 10.000 penduduk.

10. Silakan masyarakat nilai sendiri

Angka COVID-19 di Bali Side Away Selama Luhut Ditarget 2 MingguPemeriksaan sampel di Lab PCR RSUD Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kalau dilihat dari data di atas, tidak ada provinsi yang angka insidensi kasusnya mengalami penurunan secara teratur dan signifikan. Hanya Provinsi Jawa Tengah dan Bali saja yang sempat mengalami penurunan angka insidensi kasus di pekan pertama setelah Luhut ditunjuk oleh Presiden Jokowi.

Pada pekan sebelum Luhut ditunjuk, insidensi kasus di Jawa Tengah yaitu 0,66 per 10.000 penduduk. Lalu pekan pertama Luhut ditunjuk menjadi 0,54 per 10.000 penduduk. Terakhir, insidensi kasusnya 0,65 per 10.000 penduduk pada pekan kedua.

Kemudian insidensi kasus periode 7-13 September 2020 di Bali yaitu 2,18 per 10.000 penduduk. Pekan pertama menjadi 1,34 per 10.000 penduduk dan pekan kedua naik menjadi 2,01 per 10.000 penduduk.

Silakan kamu nilai sendiri!

Baca Juga: Dicatat! Denda Rp100 Ribu Bagi Warga di Bali yang Tidak Memakai Masker

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya