TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rekanan Kehabisan Modal, Pengerjaan Irigasi di Karangasem Dihentikan

Pembangunan tiga fasilitas publik juga terancam terhenti

Kadis Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinas PUPR dan Perkim) Wedasmara (Dok.IDNTimes/istimewa)

Karangasem, IDNTimes- Penundaan dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali, mulai berdampak terhadap pengejaaan proyek fisik di Kabupaten Karangasem tahun ini. Proyek irigasi di Kecamatan Manggis, harus dihentikan di tengah jalan karena rekanan proyek kehabisan modal.

Selain pengejaan irigasi tersebut, ada tiga pengerjaan proyek fisik lainnya yang terancam dihentikan di Karangasem, mengingat pembiayaan juga melalui BKK Provinsi Bali.

Baca Juga: Ribuan KK di Karangasem Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

1. Rekanan kehabisan modal, pengerjaan proyek irigasi dihentikan

Ilustrasi irigasi. (Dok. Kementan)

Kepala Dinas PUPR-Perkim Karangasem, Wedasmara tidak menampik bahwa proyek irigasi di Kecamatan Manggis harus dihentikan lantaran penundaan dana BKK Provinsi Bali.

"Sejauh ini sudah ada satu proyek yang dihentikan karena adanya penundaan BKK ini. Terpaksa dihentikan setelah pihak pekerja mengaku sudah tidak kuat lagi menutupi pembiayaan," ungkap Wedasmara, Kamis (16/11/2023).

Sementara dana BKK yang direncanakan untuk pembiayaan raluran irigasi tersebut justru ditunda.

2. Tiga proyek fisik lain juga terancam berhenti

ilustrasi alat berat (pixabay.com/dimitrisvetsikas1969)

Penundaan BKK Provinsi Bali dikhawatirkan juga mempengaruhi tiga proyek lainnya. Ketiganya merupakan fasilitas publik yang telah dalam pengerjaan, dan rencananya dianggarkan dari BKK Provinsi Bali.

Adapun fasilitas publik yang juga pengerjaannya terancam terhenti, yakni Pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) dengan pagu anggaran sekitar Rp8 miliar, proyek pembangunan Wantilan Kebudayaan sekitar Rp6 miliar, dan proyek pembangunan Krematorium dengan pagu anggaran sekitar Rp7,6 miliar.

Wedasmara mengatakan, para rekanan dari proyek itu juga mengeluh tidak bisa membiayai proyek tersebut. Padahal pembangunanya sudah ada yang mencapai 15 hingga 30 persen.

"Kami sudah koordinasi dengan rekanan dari tiga proyek tersebut. Semuanya mengaku sudah kesulitan dana untuk melanjutkan pembangunan fasilitas publik tersebut. Kalau tidak ada solusi, kemungkinan juga akan dihentikan," jelas Wedasmara. 

Baca Juga: Ribuan KK di Karangasem Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Berita Terkini Lainnya