TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Angka Kelahiran di Tabanan Rendah, Rata-Rata Punya 1 Anak

Bener gak sih punya anak itu merepotkan?

ilustrasi bayi perempuan (unsplash.com/Ignacio Campo)

Tabanan, IDN Times - Angka kelahiran yang rendah juga terjadi di Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tabanan, angka kelahirannya hanya 1,8 persen dari 1.000 pasangan usia subur (PUS) pada 2024. Artinya, satu pasangan rata-rata melahirkan satu anak. Sementara untuk mencapai angka penduduk yang seimbang itu normalnya melahirkan anak di angka 2,04 persen dari 1.000 pasangan usia subur atau satu pasangan melahirkan dua anak.

Rendahnya angka kelahiran ini tentu ada penyebabnya. Satu di antaranya pandangan generasi usia subur yang menilai memiliki banyak anak adalah merepotkan. Benarkah demikian?

1. Tabanan memiliki 63.895 pasangan usia subur

Berdasarkan data, Kabupaten Tabanan memiliki pasangan usia subur (PUS) sebanyak 63.895 pasangan di seluruh kecamatan, dengan rincian:

  • Kecamatan Selemadeg: 2.814 pasangan
  • Selemadeg Timur: 3.434 pasangan
  • Selemadeg Barat: 3.053 pasangan
  • Kerambitan: 5.859 pasangan
  • Tabanan: 9.995 pasangan
  • Kediri: 12.130 pasangan
  • Marga: 6.227 pasangan
  • Penebel: 6.680 pasangan
  • Baturiti: 7.468 pasangan
  • Pupuan: 6.235 pasangan.

2. Generasi millennials memiliki pandangan punya anak merepotkan

Kepala DPPKB Kabupaten Tabanan, Ni Wayan Mariyati, mengatakan untuk mencapai  angka penduduk seimbang, normalnya angka kelahiran anak adalah 2,04 persen per 1.000 pasangan usia subur. Namun di Tabanan hanya mencapai 1,8 persen per 1.000 pasangan usia subur.

Menurut Mariyati, satu penyebab rendahnya angka kelahiran anak karena sebagian besar pasangan usia subur yang didominasi oleh kalangan millennials menilai memiliki banyak anak merepotkan.

"Saat ini penyebabnya adalah mindset kalau punya banyak anak merepotkan. Selain itu juga dipengaruhi faktor ekonomi," ujarnya, Senin (22/7/2024).

Selain itu, rendahnya angka kelahiran juga menjadi indikator keberhasilan program keluarga berencana (KB) di Tabanan.

Berita Terkini Lainnya