Teka-teki Kerangka WNA Spanyol di Bali Terungkap, Ini Kesaksian Kaling
WNA ini disebut selalu mengunci rumah dan tak mau diganggu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Ketut Sugiarta Yoga, pada Kamis (17/3/2022), memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Wisma Nusa Permai Blok D/49, Kabupaten Badung, pada Minggu (14/3/2022) pukul 09.30 Wita lalu, merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Spanyol, Mario LLobet Esteban.
Kerangka Mario ditemukan sudah mengalami mumifikasi, sebagaimana hasil pemeriksaan Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Pihak kepolisian menduga kematian korban diperkirakan terjadi sekitar 6 tahun yang lalu.
Saat ini pihak kepolisian masih menunggu informasi dari konsulat yang menghubungi keluarga korban di Spanyol. Sejak pertama kali ditemukan, keberadaan kerangka korban menimbulkan banyak tanya di masyarakat. Mengapa selama ini tidak ada yang tahu kondisi korban? Berikut penjelasan Kepala Lingkungan (Kaling) Nusa Permai, I Wayan Nalo, pada Jumat (18/3/2022)?
Baca Juga: RSUP Sanglah Ungkap Kerangka WNA Asal Spanyol di Bali Alami Mumifikasi
1. Korban tidak mau melaporkan diri dan disebut tidak kooperatif
Kaling Nusa Permai, I Wayan Nalo, mengungkapkan bahwa ia menjabat menjadi Kepala Lingkungan pada tahun 2016 lalu. Sejak saat itu Mario LLobet Esteban sudah tidak terlihat lagi.
Menurutnya, Mario tidak kooperatif, baik terhadap tetangga-tetangganya, maupun kepada Kaling yang menjabat sebelumnya. Ia lebih suka mengunci pagar rumah dan tidak mau diganggu. Mario memang sebatang kara tinggal di lokasi tersebut.
Sikap Mario berbeda dengan WNA lainnya, di mana WNA lainnya mau melaporkan diri sehingga jelas keberadaannya. Untuk keamanan lingkungan, baik WNA maupun WNI, memang diharuskan melaporkan 1 kali 24 jam ke Kaling setempat.
“Kalau WNA yang lain, itu semua saya tegaskan. Kalau dia memperpanjang, biasanya kayak KITAS itu, kan 2 tahun sekali. Lengkapi legalitasnya biar tinggal di sini kan sah. Kalau Mario ini kan sampai meninggal, sampai sekarang saya tidak tahu keberadaannya. Tahu-tahu dia di sana. Kami juga tidak punya otoritas untuk mengecek rumah itu langsung. Apalagi mendobrak. Kecuali laporan yang punya tanah atau laporan dari anak yang kemarin. Pak saya mau gini, baru saya berani,” jelasnya.