TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketersediaan Oksigen Rumah Sakit di Bali Dipastikan Masih Mencukupi

Warga diminta tetap tenang dan tak perlu cemas 

Ilustrasi tabung oksigen medis (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Denpasar, IDN Times – Pemerintah telah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk Pulau Jawa dan Bali. Disebutkan tujuan dari aturan tersebut adalah untuk menekan laju penularan COVID-19 yang belakangan ini meningkat cukup tajam.

Pertambahan kasus harian di Bali per Minggu (4/7/2021) terkonfirmasi sebanyak 355 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 297 orang melalui transmisi lokal dan 58 orang Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN). Sementara sebanyak 131 orang dinyatakan sembuh dan empat orang meninggal dunia. Tercatat Kasus aktif sebanyak 2.360 orang.

Dengan meningkatnya jumlah kasus harian tersebut, bagaimanakah ketersediaan tabung oksigen di rumah sakit di Bali?

1. Ketersediaan tabung oksigen di RSD Mangusada Kabupaten Badung disebut sangat mencukupi

Ilustrasi petugas medis menangani pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Direktur RSD Mangusada Kabupaten Badung, dr. I Ketut Japa, saat dihubungi IDN Times melalui sambungan telepon mengungkapkan bahwa saat ini RSD Mangusada sedang merawat 16 orang pasien gejala berat COVID-19. Adapun tempat tidur yang tersisa adalah sebanyak 41 bed.

“BOR (Bed Occupancy Rate) kami 15 persen. Nah mengenai tabung oksigen itu kami sangat-sangat mencukupi. Tapi kalau lihat dari tren kenaikan pasien COVID-19 di Bali khususnya, di Badung itu memang naik. Tapi naiknya tidak terlalu tajam,” jelasnya.

Jika nantinya terjadi lonjakan yang tinggi, RSD Mangusada telah menyiapkan tambahan tempat tidur buka tutup di Ruang Jangger.

“Mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan kasus. Tapi kalau PPKM darurat ini diterapkan sebaik-baiknya, artinya pukul 20.00 Wita sudah tidak ada aktivitas lagi. Kemudian orang berkumpul tidak ada. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti di Jawa,” jelasnya.

2. Berharap kasus COVID-19 di Bali tidak seperti di Pulau Jawa

Ilustrasi petugas medis melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) di instalasi khusus. ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Apabila PPKM tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, dokter Japa khawatir kasus COVID-19 di Bali akan seperti di Jawa. Selain itu juga pembatasan kegiatan masyarakat, keagamaan, budaya dan adat yang mengumpulkan orang banyak, agar ditekan sejak saat ini.

“Saya khawatir akan terjadi seperti di Jawa nanti. Mudah-mudahan pintu masuknya Bali itu betul-betul kita jaga supaya memang yang masuk ke Bali itu adalah orang-orang yang betul-betul tidak COVID-19. Itu harapan saya selaku pelayan masyarakat,” jelasnya.

3. Ketersediaan oksigen di RSUP Sanglah Denpasar juga masih cukup

IDN Times/Irma Yudistirani

Sementara itu Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, dr I Wayan Sudana, mengungkapkan bahwa ketersediaan oksigen di RSUP Sanglah saat ini cukup. Pihak rumah sakit sudah menerapkan perencanaan ketersediaan oksigen dan memonitoring distribusi dan produksinya, serta berkomunikasi dengan vendor.

“Ketersediaan O2 cukup. Sehingga tentunya untuk masyarakat yang ada di Bali, terutama yang menggunakan fasilitas di Rumah Sakit Sanglah tidak perlu khawatir. Tidak perlu cemas,” ucapnya.

RSUP Sanglah saat ini memiliki 161 tempat tidur untuk isolasi pasien COVID-19. Dari jumlah tersebut, ada 104 pasien yang sedang dalam perawatan. Dengan demikian, tingkat hunian atau BOR-nya 64,6 persen.

Berita Terkini Lainnya