TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Curah Hujan Akan Meningkat 50 Persen, Warga Bali Diminta untuk Waspada

Semoga Bali tetap aman ya semeton

ilustrasi suasana hujan (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari)

Denpasar, IDN Times – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum lama ini mewanti-wanti kawasan Bali bagian tengah dan selatan karena diprediksi berpotensi mengalami curah hujan tinggi. Puncaknya diprakirakan akan terjadi pada Desember hingga Januari mendatang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam pertemuan pada Senin (9/11/2020) di Denpasar sempat mengungkapkan bahwa pada musim hujan kali ini, curah hujan meningkat hampir 50 persen. Hal ini karena pengaruh La Nina serta fenomena Madden Julian Oscilation atau MJO (pergerakan udara basah) yang akan melewati Bali.

1. Dibangun shelter seismic di dua kabupaten di Bali

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Dwikorita mengungkapkan bahwa belakangan ini telah dilakukan pemasangan shelter sensor gempa (seismik) di Kabupaten Buleleng dan Jembrana. Selain pembangunan shelter seismik, juga digelar program Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan Provinsi Bali Tahun 2020. Program ini sudah berjalan selama 4 tahun guna mendidik para nelayan untuk bisa mengetahui cuaca ekstrem dan zona aman serta mendeteksi tempat berkumpulnya ikan untuk ditangkap.

Mengingat adanya potensi curah hujan yang tinggi, masyarakat dan pemangku kepentingan di Bali diminta tetap waspada akan kemungkinan terjadinya bencana seperti tanah longsor, banjir bandang, dan lainnya.

"Kawasan tengah dan selatan Bali yang diperkirakan paling berpotensi mengalami (curah hujan tinggi) dan nyaris merata," ucapnya.

2. Daftar potensi bencana pergerakan tanah selama November 2020

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Badan Geologi, diprediksi pergerakan tanah pada periode November 2020, hampir terjadi di berbagai wilayah kabupaten di Bali. Potensi pergerakan ada yang menengah, menengah-tinggi, dan berpotensi banjir bandang atau aliran bahan rombakan, dengan detail area sebagai berikut:

  • Kabupaten Badung: Kecamatan Abiansemal, Kuta Selatan, Mengwi, dan Petang
  • Kabupaten Bangli: Kecamatan Bangli, Kintamani, Susut, dan Tembuku
  • Kabupaten Buleleng: Kecamatan Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, Seririt, Sukadasa, dan Tejakula
  • Kabupaten Gianyar: Kecamatan Blahbatu, Gianyar, Payangan, Samplangan, Sukawati, Tampaksiring, Tampaksiri, Tegallalang, dan Ubud
  • Kabupaten Jembrana: Kecamatan Jembrana, Melaya, Mendoyo dan Pekutatan.
  • Kabupaten Karangasem : Kecamatan Abang, Bebaden, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Selat, dan Sidemen
  • Kabupaten Klungkung: Kecamatan Banjarakan, Dawan, Klungkung dan Nusa Penida.
  • Kabupaten Tabanan : Kecamatan Baturiti, Kediri, Kerambitan, Marga, Penebel, Pupuan, Selemadeg, Selemadeg Barat, Selemadeg Timur, dan Tabanan

3. Jumlah sirine tsunami di Bali masih kurang

Ilustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin kepada IDN Times pada Oktober lalu menyampaikan bahwa jumlah sirine tsunami di Provinsi Bali jauh dari yang diperlukan. Bali masih terus mengupayakan inovasi sirine tsunami dengan mengandalkan adanya kucuran dana.

Bali dengan luas wilayah yang hanya 0.23 persen dari luas Indonesia, idealnya memiliki 34 sirine yang mengelilingi Pulau Bali. Namun saat ini Bali hanya memiliki 9 sirine saja, di antaranya terletak di Seminyak, Kuta, Kedonganan, Tanjung Benoa, BTDC, Sanur, Serangan, Tanah Lot, dan Seririt.

“Kita baru memiliki 9 (sirine). Sembilan itu satu kondisinya rusak yang di Tanjung Benoa. Sedang proses perbaikan. Perbaikan pun itu agak susah karena barangnya itu barang lama, hasil bantuan dari BMKG pusat. Rupanya itu bantuan dari luar negeri. Spare part-nya sudah ndak ada,” ungkapnya. Pihaknya berkeinginan untuk membuat inovasi sirine tsunami yang relatif lebih mudah dan murah.

4. Potensi hujan lebat di Provinsi Bali pada Desember dan Januari mendatang

Ilustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari)

Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman yang dihubungi pada Jumat (13/11/2020) mengungkapkan bahwa dari hasil monitoring, 50 persen wilayah Provinsi Bali telah memasuki musim hujan. Kecuali Bali bagian utara dan Nusa Penida yang malah belum memasuki musim hujan.

Menurutnya hingga akhir tahun 2020 ini, diprakirakan seluruh wilayah Bali akan memasuki musim hujan yang puncaknya diprediksi pada Januari 2021.

“Puncak musim hujan di bulan Januari. Mengapa? Karena ada kontribusi La Nina berdampak menambah curah hujan di wilayah Bali. Dengan jumlah curah hujan secara persentase tidak terlalu signifikan,” ungkapnya.

Sementara itu potensi hujan disertai petir masih diprakirakan akan terjadi di wilayah Provinsi Bali yang baru memasuki musim hujan.

Dengan potensi curah hujan yang tinggi ini, masyarakat wajib waspada akan terjadinya banjir di kawasan-kawasan padat penduduk dan longsor di wilayah yang memiliki tingkat kemiringan yang curam seperti di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

Berita Terkini Lainnya