Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek Nenek

Bocah asal Karangasem ini cari nafkah sendirian

Karangasem, IDN Times - Usianya masih belasan tahun, namun dua anak asal Dusun Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Selat, Kabupaten Karangasem ini patut dipuji. Di tengah banyak orang yang mengeluhkan keadaan, bocah-bocah ini justru harus jadi 'kepala keluarga'. Bisa dibilang, mereka kehilangan masa mudanya.

Ibunya stroke. Usia kakek dan neneknya renta. Ayahnya meninggal dunia sejak dua tahun lalu. Lalu siapa yang merawat, menghidupi kebutuhan ibu, kakek, nenek dan mereka?

Perkenalkan, namanya I Putu Arsa Guna Wibawa (14) dan adiknya Kadek Ayu Kusumadewi (10). Merekalah yang menghidupi keluarga.

1. Ayahnya meninggal sejak dua tahun lalu. Sang ibu juga mengalami stroke sejak enam bulan ini

Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek NenekDok.IDN Times/Kepala Kewilayahan Sukaluwih I Wayan Sriasa

Putu Arsa dan Kadek Ayu sama seperti anak-anak yang lain. Mereka menghabiskan waktunya untuk sekolah dan bermain. Namun kehidupan mereka berubah pada tahun 2018. Sang ayah, yang menjadi tulang punggung keluarga, meninggal dunia karena penyakit komplikasi diabetes.

"Sejak ayahnya meninggal, ibu mereka yang menjadi tulang punggung dengan bekerja harian di desa," ujar Kepala Kewilayahan Sukaluwih, I Wayan Sriasa, Senin (8/6).

Enam bulan lalu, ibu tiba-tiba stroke dan lumpuh. Sejak saat itu kehidupan bocah-bocah ini berubah. Mereka harus mengurusi ibu yang hanya bisa terbaring, serta harus merawat kakek dan neneknya yang juga sudah lanjut usia.

Baca Juga: Ini Tips Keberhasilan Orang Positif COVID-19 yang Berhasil Sembuh

2. Inilah kegiatan yang Putu Arsa lakukan setiap pulang sekolah

Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek NenekDok.IDN Times/Kepala Kewilayahan Sukaluwih I Wayan Sriasa

Putu Arsa kini berganti peran sebagai kepala keluarga. Setiap pulang sekolah, ia langsung bekerja ke tempat percetakan batako milik paman dari adik kandung ibunya. Ia mengangkat batako. Dari usahanya itu, Putu Arsa mendapatkan upah Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per hari.

Demikian pula sang adik. Kadek Ayu membungkus keripik milik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga setempat. Ia mendapat upah Rp10 ribu sampai Rp20 ribu per hari.

"Kakek neneknya sebelumnya kerja menganyam bambu, tentu hasilnya juga tidak seberapa. Jadi mereka yang menghidupi keluarga," ungkap Sriasa.

Putu Arsa tidak sebatas jadi kepala keluarga saja. Ia juga menggantikan peran ibu untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah seperti memasak, dan bersih-bersih. Termasuk mengurus ibunya yang stroke.

Baca Juga: 7 Doa Agama Hindu Agar Mendapat Kedamaian Hidup

3. Semoga mereka tidak sampai putus sekolah

Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek NenekDok.IDN Times/Kepala Kewilayahan Sukaluwih I Wayan Sriasa

Putu Arsa kini mau naik ke kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan adiknya kelas IV Sekolah Dasar (SD). Menurut Sriasa, kedua anak ini memiliki semangat yang tinggi untuk mengenyam pendidikan, meski kondisinya sulit. Putu Arsa katanya bercita-cita jadi seorang polisi. Sementara adiknya ingin menjadi guru. Sriasa mengupayakan dan berharap, Putu Arsa dan Kadek Ayu tidak sampai putus sekolah meski sibuk mencari upah.

"Kami akan berusaha agar kedua anak ini tidak sampai putus sekolah, dan bisa melanjutkan jenjang pendidikan sampai SMA," harap Sriasa.

Selama ini, mereka masih mendapatkan bekal sekolah dari ibunya ketika masih sehat. Tetapi enam bulan terakhir ini, ia mendapatkan bekal dari paman, dan orang lain seperti tetangganya.

4. Ibunya sudah pernah dibawa ke rumah sakit dan akan dirujuk ke RSUP Sanglah

Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek NenekDok.IDN Times/Kepala Kewilayahan Sukaluwih I Wayan Sriasa

Sriasa mengungkapkan, beberapa hari lalu ibunya sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem oleh pihak puskesmas. Putu Arsa ikut menemani sang ibu di rumah sakit.

"Bahkan katanya akan dirujuk ke RSUP Sanglah karena harus CT Scan," jelas Sriasa.

Siarsa juga berharap ada pihak yang terus ikut membantu dan meringankan beban kedua anak tersebut.

5. Belum masuk data terpadu kesejahteraan sosial

Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek NenekDok.IDN Times/Kepala Kewilayahan Sukaluwih I Wayan Sriasa

Sriasa mengungkapkan, meski hidup di bawah kemiskinan, keluarga tersebut hingga saat ini belum masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sehingga mereka belum mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat seperti BST (Bantuan Sosial Tunai), maupun BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

"Selama ini sudah kami usulkan, tapi keluarga anak itu belum masuk data DTKS," ungkap Sriasa.

" Tapi mereka sudah mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS)," tambahnya.

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya