Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Bahasa Bali Untuk Menyebut Orang Ceroboh

ilustrasi dua sahabat (Pexels.com/Roberto Nickson)

Hidup tidak selamanya baik. Hidup juga tidak selamanya bahagia. Ada kalanya kita melakukan kesalahan atau kecerobohan. Ada kalanya pula kita tertimpa kemalangan. Kalau di Indonesia, ada ungkapan dan peribahasa yang digunakan untuk menggambarkan kecerobohan atau kemalangan seseorang. Begitu juga di Bali.

Berikut ini empat Bahasa Bali untuk menyebut orang ceroboh.

1. Gangsaran tindak kuangan daya. Cepat bertindak, tapi kurang akal

belephant.co

Peribahasa ini untuk menunjukkan sikap seseorang yang sering tergesa-gesa. Biasanya orang yang tergesa-gesa sering bertindak dulu, baru berpikir. Apabila kita ingin bertindak sesuatu, lebih baik dipikir dan ditimbang dulu baik buruknya. Tapi jangan kebanyakan mikir juga ya, nanti malah gak jadi bertindak.

2. Tuduh ugug. Sudah bocor, dirusak lagi

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Tuduh dalam arti sebenarnya adalah rumah yang sudah bocor. Sedangkan ugug adalah suatu tindakan yang serupa dengan mencongkel. Rumah yang sudah bocor kemudian dirusak dengan cara ugug, tentu bocornya akan semakin besar dan parah.

Begitu juga seseorang yang sudah punya masalah, lalu ditambah lagi dengan masalah baru. Sehingga masalahnya menjadi semakin besar. Misalnya, pandemik COVID-19 seperti sekarang. Masyarakat yang sudah tertatih-tatih untuk bertahan hidup, tetapi pemerintah jangan membuat kebijakan yang justru memberatkan ya. Sebab masyarakat kini memerlukan pangan dan pekerjaan yang tepat untuk bertahan hidup.

3. Takut ngetel payu makebyos. Takut menetes jadinya malah tumpah

Ilustrasi berbelanja kebutuhan pokok (pexels.com/Anna Shvets)

Ungkapan ini mengiaskan seseorang yang takut mengeluarkan biaya, tetapi akhirnya malah mengeluarkan banyak biaya. Ada baiknya kita cermat berhitung dan memperkirakan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Kalau sudah diperkirakan dan diatur, maka kamu tidak akan kaget untuk mengeluarkan biaya sesuai keperluannya.

4. Ngentungang blakas metali, kakutang nanging nu kegamel. Melemparkan parang bertali, dibuang tapi masih dipegang

Ilustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Jika seseorang membuang parang tersebut dengan kondisi masih bertali, maka bisa mengenai tangan dan terluka parah. Kita bisa mengandaikan ini sebagai seseorang yang suka menyebarkan informasi palsu ke tengah masyarakat, tapi pada akhirnya akan mengenai diri sendiri.

Itulah ungkapan Bahasa Bali untuk menggambarkan kecerobohan dan kemalangan seseorang. Semoga peribahasa di atas dapat mengubah sikapmu menjadi lebih baik. Semangat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us