Pengalaman Pasien Sembuh di Bali: Kena COVID-19 Itu Sengsara!
Semangat ya Pak. Terima kasih sudah berbagi pengalamannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkena COVID-19 itu menyengsarakan.
Begitu tulisan warga asal Kabupaten Karangasem, I Wayan Sadiada, di akun Facebook-nya tanggal 10 September 2020 lalu. Sadiada adalah satu dari warga Bali terkena COVID-19 dan mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit swasta wilayah Karangasem.
Lewat tulisan di akun Facebook-nya, Sadiada memaparkan bagaimana COVID-19 sangat berpengaruh dan menimbulkan masalah berbagai aspek di kehidupannya. Bukan hanya kesehatan saja. IDN Times lalu meminta izin Sadiada untuk berbagi kisahnya kembali selama terpapar hingga sembuh dari COVID-19. Berikut cerita selengkapnya.
Baca Juga: Kisah Mantan Pasien COVID-19 di Bali, Sempat Stres dan Susah Makan
Baca Juga: Kesaksian Perawat di Bali, Kamar Isolasi Kosong Tidak Lebih dari 3 Jam
1. Ia merasa isi otaknya kacau, sakit kepala tidak tertahankan
"Saya salah satu pasien terpapar COVID-19. Ada pengalaman yang akan saya bagikan agar pembaca budiman mengetahui dan tidak meboye (Tidak bercanda, tidak menganggap enteng, atau menunjukkan sikap perlawanan). Tentunya harapan saya dapat mematuhi protokol kesehatan."
Itu adalah kalimat pembuka yang ditulis oleh Sadiada di status Facebook. Ia lalu menceritakan bagaimana efek yang ia rasakan ketika awal terpapar COVID-19. Sadiada merasakan panas tinggi sampai 39,8 derajat celsius. Beberapa hari kemudian, ia mulai kehilangan penciuman dan indra pengecap. Semua hambar tanpa rasa. Begitu di rumah sakit, ia mengalami masa-masa inkubasi COVID-19.
"Isi otak kacau, sakit kepala tidak tertahankan, tidak dapat tidur karena memori otak kacau tiba-tiba membuat terbangun. Keringat deras terus mengucur. Batuk dan sesak napas berpacu membuat perut tertarik sakit sekali. Itulah masa-masa inkubasi," ujarnya.
Paru paru Sadiada dari hasil rontgen memperihatkan ada bercak-bercak infeksi yang mengakibatkan sesak dan batuk.
"Saya perlu bantuan oksigen yang membuat ujung hidung bagian dalam kering kerontang. Susah menelan. Pokoknya sangat tersiksa," katanya.
Ia berharap tidak ada yang lagi merasakan penderitaannya dan berdoa semoga sehat selalu dengan mengikuti protokol kesehatan anjuran pemerintah.
Baca Juga: 7 Doa Agama Hindu Agar Mendapat Kedamaian Hidup
Baca Juga: Cerita 2 Remaja OTG di Bali, Sembuh Karena Terapi Arak Bali dan Madu
Baca Juga: 12 Pepatah Bahasa Bali Tentang Kehidupan, Jangan Dilupakan Ya