TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Membuat Biopori, Biar Rumahmu Bebas Banjir! 

Denpasar diguyur hujan dari siang. Gimana di daerahmu?

Ilustrasi Hujan. IDN Times/Sukma Shakti

Bali kini memasuki musim hujan. Sejumlah daerah mengalami banjir dan longsor akibat curah hujan yang tinggi. Pertama, amblesnya jalan di Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar, Selasa (16/11/2021). Jalan ini termasuk akses menuju Kota Gianyar. Hujan deras yang terjadi pada Senin (15/11/2021), membuat tanah tersebut ambles. Meskipun tidak ada korban dalam peristiwa itu, namun aksesnya harus ditutup sementara.

Kedua, Jalan Munduk di jalur Denpasar-Gilimanuk atau tepatnya di tikungan Barak, Banjar Dinas Taman, Desa Munduk, Kabupaten Buleleng longsor akibat hujan deras pukul 16.00 Wita, pada Jumat (19/11/2021). Peristiwa ini sempat menutup akses lalu-lintas selama 45 menit, karena material longsoran seperti tanah berlumpur dan bebatuan memenuhi jalan.

Selain itu, sisanya adalah banjir, tembok roboh, dan pohon tumbang di sejumlah daerah kota/kabupaten Provinsi Bali. Seperti:

  • Tembok roboh di Banjar Sandak, Desa Sulangai, Kecamatan Petang pada pukul 9. Wita, Seasa (16/November 2021). Peristiwa terjadi karena hujan deras tanggal 15 November 2021
  • Pohon tumbang di Jalan Veteran Jalur 11, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Jumat (19/11/2021), akibat hujan deras dan angin  
  • Genangan air setinggi sekitar mata kaki orang dewasa telah membanjiri kawasan Jalan Gunung Rinjani, Kota Denpasar, Jumat (19/11/2021)
  • Genangan air setinggi sekitar mata kaki orang dewasa membanjiri kawasan Jalan Sunset Road, Kabupaten Badung, Jumat (19/11/2021)
  • Genangan air setinggi sekitar mata kaki orang dewasa membanjiri kawasan Jalan Tukad Pule di belakang Pura Gajah, Kabupaten Denpasar, Jumat (19/11/2021), dan lainnya.

Jargon-jargon "Jangan buang sampah sembarangan" kini hanya sebatas tulisan yang hanya dibaca saja, bukan diimplementasikan secara sadar diri. Lantas kalau sudah melihat fakta-fakta seperti ini, apa yang harus kita lakukan? Berikut beberapa hal yang harus diketahui oleh masyarakat: 

Baca Juga: Bangli Kawasan yang Rentan Bencana Alam di Bali

1. Nomor kontak BPBD di seluruh Provinsi Bali

Ilustrasi telepon (unsplash.com/Reno Laithienne)

Kalau memerlukan bantuan Tim Reaksi Cepat (TRC) dari pihak Badan Penanggulangn Bencana Daerah (BPBD), berikut nomor kontaknya:

BPBD Badung

WhatsApp: 08113894000

BPBD Denpasar

Telepon: (0361) 223333/112

BPBD Gianyar

Telepon: (0361) 8958447, (0361) 8958437

WhatsApp: 0811-3882-633

BPBD Klungkung

Telepon: (0366) 23000

BPBD Bangli

Telepon: (0366) 91448

BPBD Buleleng

Telepon: (0362) 23022

BPBD Karangasem

Telepon: (0363) 22173

WhatsApp: 08123711174

BPBD Tabanan

Telepon: (0362) 811171

BPBD Jembrana

Telepon: (0365) 41166

2. Daftar daerah rawan longsor dan banjir di Provinsi Bali

Jalan ambles di Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menyebutkan sejumlah kawasan perbukitan di Kabupaten Buleleng rawan mengalami longsor yaitu Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Banjar bagian atas, Kecamatan Sukasada, dan Kecamatan Sawan.

Menurut Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III, berikut daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat hingga berdampak banjir pada Sabtu (20/11/2021) hingga Minggu (21/11/2021):

  • Kabupaten Badung: Mengwi, Kuta Utara, dan Kuta dengan status waspada.
  • Kota Denpasar: Denpasar Barat, Denpasar Utara, dan Denpasar Selatan dengan status waspada
  • Kabupaten Tabanan: Tabanan, Kerambitan, dan Kediri dengan status waspada
  • Kabupaten Jembrana: Negara, Melaya, Jembrana, Mendoyo dengan status waspada.

Kawasan rawan bencana tanah longsor berpotensi mengalami pergerakan tanah, terutama di wilayah perbukitan dengan kemiringan terjal. Ada empat kategori kawasan rawan bencana tanah longsor di Bali yang disebut dengan Zona Kerentanan Gerakan Tanah, yaitu sangat rendah, rendah, menengah, dan tinggi. Kawasan yang memiliki zona kerentanan gerakan tanah tinggi inilah yang termasuk rawan tanah longsor. 

Zona kerentanan gerakan tanah tinggi berpotensi terjadi di kawasan dengan
perbukitan yang terjal. Gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru akan aktif bergerak, terutama akibat curah hujan tinggi serta diikuti dengan erosi yang kuat.

Menurut data risiko bencana yang dilaporkan dalam Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Bangli tahun 2018-2022, Kabupaten Bangli termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Karena ada kawasan yang memiliki kemiringan tanah di atas 40 persen. Sebarannya di seluruh dinding Kaldera Gunung Batur, baik kaldera luar maupun kaldera dalam. Selain itu, juga tersebar di wilayah Kecamatan Kintamani lainnya dan pinggir sungai.

3. Masyarakat yang tinggal di perbukitan diimbau mengungsi apabila terjadi hujan lebat lebih dari satu jam

Longsor di Buleleng. (Dok.IDN Times/BPBD Buleleng)

Putu Ariadi Pribadi mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan segera pindah apabila terjadi hujan lebat lebih dari satu jam, dan jarak pandangnya kurang dari 30 meter. Mereka diimbau untuk berpindah dulu ke rumah tetangga atau rumah keluarga yang lain.

“Sambil melihat antisipasi kondisi yang tidak menentu,” jelasnya.

Begitu juga bagi masyarakat yang berada di pinggir pantai, agar waspada karena adanya potensi gelombang laut yang tinggi.

4. Bikin biopori di rumah yuk!

Pinterest.com/ecoinventos.com

Sebenarnya masyarakat bisa mengatasi banjir itu sendiri dari rumahnya. Satu di antara penanganannya dengan membuat lubang resapan air yang disebut biopori.

Biopori sebenarnya adalah lubang di dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas organisme seperti cacing, akar tanaman, rayap, dan lainnya. Lubang-lubang itu akan terisi udara, dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah, menurut Biopori.com. Kondisi ini dapat ditemukan secara alami di hutan. Makanya jarang pernah melihat hutan mengalami kebanjiran, kan?

Lubang-lubang itu bisa ditiru di rumah-rumah yang padat penduduk sekalipun lho. Caranya, ya melalui teknik biopori. Dari situs yang sama, biopori harus dibuat di tempat berkumpulnya air. Biasanya di dasar saluran pembuangan air hujan, sekitar pohon, dan batas taman.

Kalau di tempat saluran pembuangan air hujan, maka tidak akan membebani saluran drainase umum, dan tidak membuat genangan atau banjir di daerah lain. Sedangkan biopori yang diletakkan di sekitar pohon dan batas taman, akan menciptakan siklus hara yang baik.

Daun dan ranting yang rontok maupun dipangkas, serta sisa buah-buahan yang dimasukkan ke dalam biopori akan berubah menjadi sumber unsur hara untuk tanaman itu sendiri melalui proses dekomposisi. Tanaman pun jadi subur tanpa bahan-bahan kimia.

Berita Terkini Lainnya