Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tari Sakral Khas Buleleng, Ada yang Tidak Boleh Difoto

Tari Baris Omang, tari sakral dari Buleleng. (YouTube.com/Dinas Kebudayaan Buleleng)
Tari Baris Omang, tari sakral dari Buleleng. (YouTube.com/Dinas Kebudayaan Buleleng)

Kabupaten Buleleng punya beragam seni tari yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dari berbagai kesenian tersebut, terdapat seni tari sakral yang hanya dipentaskan dalam upacara tertentu.

Beberapa desa di Buleleng masih menjaga kelestarian tarian sakral tersebut. Apa saja tariannya? Berikut tari sakral khas Buleleng.

1. Tari Baris Omang

Tari Baris Omang, tari sakral dari Buleleng. (YouTube.com/Dinas Kebudayaan Buleleng)
Tari Baris Omang, tari sakral dari Buleleng. (YouTube.com/Dinas Kebudayaan Buleleng)

Tari Baris Omang berasal dari Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan. Tarian ini erat kaitannya dengan keberadaan Pura Sari Abangan. Tari Baris Omang dipentaskan saat upacara melasti dan mebentar atau mepepada di pura tersebut. Tari ini untuk mengiringi persembahan kepada Ida Bhatara di Pura Sari Abangan.

Tari Baris Omang terdiri dari sembilan orang pemuda. Setiap penari tidak membawa tombak seperti tari baris pada umumnya. Melainkan membawa perisai atau tameng kecil. Sedangkan pakaian mereka mirip seperti tari baris lainnya. Tari ini dipentaskan setiap lima tahun bertepatan dengan karya atau upacara pujawali agung di Pura Sari Abangan.

2. Tari Baris Dapdap

Pementasan Tari Baris Dapdap di Desa Kubutambahan. (YouTube.com/Urat Nadi Reborn)
Pementasan Tari Baris Dapdap di Desa Kubutambahan. (YouTube.com/Urat Nadi Reborn)

Kesenian sakral ini berasal dari Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan. Tari Baris Dapdap ini berkaitan dengan pelaksanaan upacara besar atau ngusaba yang disebut dengan nama Ngusaba Nunas Sari di Pura Bale Agung, Desa Kubutambahan. Ngusaba dilaksanakan setiap empat tahun sekali, bertepatan dengan Purnama Kadasa (bulan kesepuluh dalam kalender Bali).

Tari sakral ini dipentaskan sebagai simbol mengiringi sajian atau persembahan yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, beserta seluruh manifestasi yang ada di Pura Bale Agung. Keunikan tari Baris Dapdap dibandingkan tari baris lainnya adalah senjata yang digunakan. Yaitu dari batang Pohon Dapdap atau dadap (Erythrina variegata). Seperti diketahui, pohon ini dikenal sebagai kayu sakti karena banyak manfaatnya untuk manusia. Senjata dari Pohon Dapdap bentuknya mirip seperti tongkat komando.

Tari baris ini memiliki gerakan yang lincah dan gesit sambil memegang tongkat kayu dapdap. Gamelan pengiringnya menggunakan Gong Celoneng dengan struktur tabuh tempo dulu yang masih dilestarikan hingga saat ini.

3. Tari Jejumputan

Ilustrasi Desa Pedawa, Buleleng. (YouTube.com/Vikara_Rupa)
Ilustrasi Desa Pedawa, Buleleng. (YouTube.com/Vikara_Rupa)

Tari sakral ini berasal dari Desa Pedawa, Kecamatan Banjar. Tari Jejumputan berkaitan dengan pujawali di Pura Sekaa Juragan yang jatuh pada Purnama Kawulu (bulan kedelapan). Pura ini termasuk tertua di Kabupaten Buleleng. Selain pujawali, tari sakral ini dipentaskan saat upacara Ngusaba Binih di Desa Pedawa.

Penari Tari Jejumputan terdiri dari anak-anak laki-laki dan perempuan di bawah usia 10 tahun. Mereka dipilih melalui ritual khusus, termasuk pemilihan pemain sulingnya. Pakaian yang digunakan sakral karena warisan turun-temurun. Penari laki-laki menggunakan gelungan, sedangkan penari perempuan menggunakan balengker. Untuk kamennya menggunakan perpaduan Kain Rembang.

Saat pementasan, barisan penari laki-laki dan perempuan dipisahkan. Masing-masing penari di barisan depan membawa canang sari. Saat Tari Jejumputan dipentaskan, warga yang hadir dilarang merekam video maupun mengambil foto.

4. Tari Nyong Nying

Tari Nyong Nying, tari sakral dari Buleleng. (YouTube.com/SEJARAH BALI)
Tari Nyong Nying, tari sakral dari Buleleng. (YouTube.com/SEJARAH BALI)

Tari sakral Nyong Nying berasal dari Desa Sambiran, Kecamatan Tejakula. Tari ini dipentaskan di Pura Bale Agung pada Hari Raya Galungan. Sedangkan pada Hari Raya Kuningan dipentaskan di Pura Jagan.

Tari Nyong Nying terdiri dari empat orang penari. Mereka menari secara berpasangan sambil membawa senjata tombak dan perisai atau tameng. Pola gerakannya adalah gerak ketangkasan mirip seperti orang yang sedang berperang. Tari sakral ini sebagai simbol perang antara Dharma (kebaikan) dan Adharma (kejahatan).

Para penari menggunakan pakaian adat khas Sambiran. Pada bagian kepala menggunakan aksesori yang disebut dengan tepel berbentuk segi tiga. Serta, terdapat aksesori berbentuk bunga yang terbuat dari janur kering.

5. Tari Gambuh

Tari Gambuh dari Desa Anturan. (YouTube.com/Bali Tradisi)
Tari Gambuh dari Desa Anturan. (YouTube.com/Bali Tradisi)

Desa Anturan, Kecamatan Buleleng memiliki Tari Gambuh. Sejarah tari ini erat kaitannya dengan Tari Topeng Detya yang diciptakan oleh Kumpi Lemek. Karena mendapatkan pawisik (bisikan suci), tari topeng ini kemudian menjadi bagian dari Tari Gambuh yang sudah ada sebelumnya. Makanya Tari Gambuh berubah menjadi tari sakral.

Tari Gambuh dipentaskan saat pioadalan (perayaan hari lahir pura) atau pujawali di Pura Kahyangan Tiga Desa Anturan. Fungsinya mirip seperti Tari Topeng Sidakarya. Yaitu sebagai penutup lawang piodalan dengan harapan agar warga Desa Anturan mendapatkan berkah. Biasanya Tari Gambuh mengambil lakon Tokoh Cupak.

Beberapa tokoh lainnya yang tampil dalam tari sakral ini adalah Condong, Liku, Prabu, Detia atau Menaru, Galuh, Demang, hingga Demung. Keunikan Tari Gambuh ini adalah para tokohnya berdialog menggunakan Bahasa Kawi atau Jawa Kuno. Selain itu, para penarinya tidak sembarangan. Mereka harus dari garis keturunan penari sebelumnya, dan sesuai dengan tokoh yang diperankan sebelumnya.

Setiap generasi menjaga kelestarian tari sakral dari Buleleng sampai sekarang. Selain menjaga warisan leluhur, warga desa setempat akan mendapatkan berkah dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa beserta kekuatan suci-Nya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us