Mengenal Perbedaan Pratima dan Pralingga di Bali

Denpasar, IDN Times - Seminar Pratima dan Pralingga Koleksi Museum Bali, yang diadakan di Museum Bali Rabu (21/5/2025) pagi, menjabarkan perbedaan bentuk antara pratima dan pralingga. I Ketut Eriadi Ariana sebagai moderator, memandu jalannya seminar yang terdiri dari tiga narasumber. Yaitu Dosen Ilmu Filsafat Hindu Universitas Hindu Indonesia, Ida Kade Suarioka; Akademisi sekaligus Arkeologi Universitas Udayana (Unud), I Gusti Ngurah Tara Wiguna; dan Guru Besar Bidang Sanskerta Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN), I Made Surada.
Lalu apa perbedaan pratima dan pralingga? Berikut ini ulasan selengkapnya.
1. Beda bentuk pralingga dan pratima

I Gusti Ngurah Tara Wiguna menjelaskan tentang perbedaan bentuk pratima dan pralingga. Pratima adalah arca perwujudan dewa dewi yang telah melewati proses penyucian.
Pralingga adalah arca berbentuk hewan suci, yang merupakan wahana dari pratima atau arca dewa dewi. Ciri pralingga memiliki alas duduk sebagai tempat duduk pratima.
Selama mengidentifikasi bentuk pralingga dan pratima, Tara mengaku ada sejumlah kendala.
“Kesulitan mengidentifikasi karena jika menunjuk dewa ini dan itu belum terlihat ciri khasnya pada pratima. Jadi harus hati-hati,” kata Tara.
2. Berbagai rupa pratima dengan sentuhan budaya di luar Bali

Tara dan narasumber lainnya telah mengidentifikasi bentuk pratima dan pralingga yang ada di Museum Bali. Proses identifikasi dan penelitian ini berlangsung selama enam bulan. Rencananya, hasil riset ini akan dibukukan.
Ada beberapa kategori koleksi Museum Bali. Pertama, kategori pratima berpasangan (dewa dan dewi). Kedua, pratima tanpa pasangan. Ketiga adalah pralingga, dan keempat ada pratima mengendarai pralingga.
Uniknya, koleksi pratima tidak sepenuhnya bercorak ukiran Bali. Tara memaparkan, ada pratima dengan model kain patra cina hingga sentuhan Jawa.
“Pratima dewi ada yang menyerupai wayang golek khas Sunda, Jawa Barat,” tutur Tara.
3. Mengenal fungsi pratima dan pralingga

I Made Surada menjelaskan apa saja fungsi pratima dan pralingga. Fungsi ini dapat ditelaah melalui kepercayaan patung sebagai pengantar dalam menyembah Tuhan.
“Kepercayaan patung ini sudah ada di lembah Sungai Sindu. Ini kepercayaan pra Weda,” ujar Surada.
Pratima adalah penggambaran dewa dan dewi, sedangkan pralingga adalah bentuk hewan yang menjadi kendaraan para dewa dan dewi.
“Memberikan bentuk konkret dari yang berwujud acintya, tidak terjangkau oleh pikiran dan perasaan,” kata Surada.