10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat Kecantikan

Ada yang mirip dengan bahasa di daerahmu gak?

Dunia kecantikan kini semakin digandrungi oleh banyak kalangan dan tanpa memandang gender. Sebab itu bagian dari menjaga penampilan dan meningkatkan kepercayaan diri.

Sembari mengenal perhiasan dan alat kecantikan apa saja yang biasanya diperlukan, yuk mengenal Bahasa Bali dari masing-masing benda di bawah ini. Berikut ini Bahasa Bali perhiasan dan alat kecantikan. Langsung dibaca ya artikelnya.

Baca Juga: 10 Nama Peralatan Rumah Tangga dalam Bahasa Bali 

Baca Juga: 9 Bahasa Bali Arah Mata Angin dan Dewa Penguasanya

1. Lipstik atau gincu Bahasa Balinya adalah enci

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanLipstik atau gincu. (Unsplash.com/Marek Studzinski)

Lipstik atau gincu digunakan untuk memoles atau mewarnai sekaligus membentuk bibir.

2. Bahasa Bali bedak adalah pupur. Sedangkan Bahasa Bali alusnya adalah lepa

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanIlustrasi alat rias wajah. (Unsplash.com/Element5 Digital)

Bedak biasanya digunakan untuk menyamarkan pori-pori kulit. Pemilihan bedak harus menyesuaian jenis kulit wajah ya agar tidak alergi.

3. Cermin Bahasa Balinya meka. Sedangkan Bahasa Bali alusnya adalah cermin

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanCermin untuk berias. (Unsplash.com/Alex Lopez)

Cermin termasuk sarana untuk membantu seseorang berias. Sebab cermin dapat membantu untuk melihat bagian wajah yang akan dirias dan hasilnya.

4. Cincin Bahasa Balinya bungkung. Sementara ali-ali adalah Bahasa Bali alus

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanIlustrasi cincin. (unsplash.com/Sabrianna)

Cincin merupakan aksesori yang dipakai di tangan. Biasanya dipakai sebagai lambang kepribadian, menambah keanggunan, dan kewibawaan seseorang.

5. Bahasa Bali sisir adalah suah. Sementara serit adalah Bahasa Bali alus

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanBeragam bentuk sisir. (Unsplash.com/Raghavendra V. Konkathi)

Rambut adalah bagian penting penampilan seseorang. Makanya seseorang terkadang membawa sisir untuk merapikan rambut. Tapi ada pula yang rambutnya dibiarkan berantakan.

6. Bahasa Bali parfum adalah lengis miik

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanParfum. (Unsplash.com/Jessica Weiller)

Parfum juga termasuk alat penunjang penampilan seseorang. Biasanya dipakai untuk menyamarkan aroma tubuh yang bau menjadi wangi. Jadi biar orang di sekitarnya merasa nyaman berada di dekat kamu.

7. Bebaton atau batun klenengan adalah Bahasa Bali untuk menyebut anting

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanAnting. (Unsplash.com/Cat Han)

Hampir semua gender menambahkan aksesori anting di telinganya. Tentu ini untuk menambah penampilannya menjadi elok.

8. Pangetepan kuku adalah Bahasa Bali untuk menyebut gunting kuku

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanGunting kuku. (Unsplash.com/Brett Jordan)

Seseorang juga akan melakukan manikur untuk merawat tangan dan kuku, karena ini bagian dari penampilan. Tapi ada juga sih yang sengaja merawat kukunya tetap panjang, asalkan selalu dibersihkan.

9. Gelang Bahasa Balinya adalah pingel atau gelang

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanGelang. (Unsplash.com/Sama Hosseini)

Seperti halnya cincin, gelang adalah bagian aksesori untuk menunjang penampilan. Jenis dan bahannya bermacam-maca. Tentu saja pemilihan gelang ini harus memadupadankan dengan aksesori lainnya ya agar terlihat serasi.

10. Jepit rambut Bahasa Balinya adalah jepitan bok

10 Bahasa Bali Perhiasan dan Alat KecantikanJepit rambut yang digunakan seorang perempuan. (Unsplash.com/Very Petty Girl)

Selain disisir, rambut biasanya akan dijepit agar tidak menganggu pandangan mata. Nah, itu dia 10 Bahasa Bali perhiasan dan alat kecantikan. Jangan lupa menghafalnya ya. Apalagi kalau kamu meminjam perhiasan atau alat kecantikan kepada sahabatmu asal Bali. Sekalian belajar Bahasa Ibu.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya