Pekerjaan yang Cocok untuk Orang dengan Bipolar, Ini Penjelasan Ahli

Yuk mulai peduli dengan kesehatan jiwa 

Denpasar, IDN Times – Belum lama ini beberapa public figure di negeri ini mulai terbuka dan berani menyampaikan bahwa dirinya memiliki bipolar. Begitu juga dengan mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental lainnya, seperti Borderline Personality Disorder (BPD), Obsessive Compulsive Disorder (OCD), Panic Attack Disorder, Anxiety Attack, hingga Tourette Syndrome. Belakangan, masyarakat pun mulai familiar dengan istilah bipolar. 

Nah, seberapa jauh gangguan kesehatan mental tersebut berpengaruh terhadap kehidupan dan pekerjaan yang mereka jalani, terutama bagi orang dengan bipolar (ODB)? Berikut penjelasan dari Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, sekaligus Founder Rumah Berdaya dan pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Teman Baik, dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ:

Baca Juga: Ketua Komunitas Bipolar Bali: Banyak ODB Tidak Berani Membuka Diri 

1. Lebih banyak ODB yang bergiat dalam bidang kesenian dan kreatif

Pekerjaan yang Cocok untuk Orang dengan Bipolar, Ini Penjelasan AhliFoto hanya ilustrasi. (pexels.com/White Gold Photography)

Menurut dokter Rai, dari kajian berbagai penelitian, secara kreativitas orang dengan bipolar tidak mengalami gangguan. Bahkan ada beberapa temuan yang menyatakan bahwa justru banyak ODB yang berkecimpung di bidang yang memerlukan kreativitas.

“Kebanyakan adalah orang-orang di kreatif ya. Jadi pelukis, seniman, artis. Jadi di bidang kreativitas gitu. Orang yang mengalami bipolar ini, jadi sebenarnya bukan menjadi hal yang mengejutkan,” ungkapnya.

2. ODB memerlukan pekerjaan yang tidak terikat oleh waktu

Pekerjaan yang Cocok untuk Orang dengan Bipolar, Ini Penjelasan AhliFoto hanya ilustrasi. (unsplash.com/goashape)

Dokter Rai menjelaskan, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis pekerjaan apa yang cocok bagi ODB. Di antaranya, pekerjaan di bidang entertainment freelance, bartender, dan seniman. Mengapa? Karena pekerjaan tersebut bersifat bebas atau tidak terikat waktu.

“Jadi teman-teman yang mengalami bipolar dan sedang on treatment itu, ada pekerjaan-pekerjaan yang cocok untuk mereka,” jelasnya.

Ia menekankan, ODB kurang cocok dengan pekerjaan yang jadwalnya tetap. Mereka perlu pekerjaan yang seimbang yakni antara bertemu dengan orang dan mengerjakan tugas sendiri.

“Kalau yang sendiri itu, trading itu, sudah pasti nggak cocok. Ya kan? Yang kerja sama alat ya,” tegasnya.

3. Keberanian untuk terbuka akan lebih membantu dalam pekerjaan

Pekerjaan yang Cocok untuk Orang dengan Bipolar, Ini Penjelasan AhliFoto hanya ilustrasi. pexels.com/@alex-green

ODB yang berkecimpung di bidang kreativitas disebut akan memiliki dampak positif, asalkan mereka terdiagnosa dengan benar oleh profesional kesehatan mental. Faktor pendukung lainnya adalah keberanian untuk open-up bahwa dirinya mengalami bipolar. Hal tersebut, menurut dokter Rai, akan membantu ODB mendapatkan terapi dan tetap bisa berkarya dengan normal.

Sebelumnya, Ketua Komunitas Bipolar Bali, Yarra Rama, menyampaikan kepada IDN Times bahwa ODB juga mengalami kesulitan dalam hal konsistensi pada pekerjaan. Beberapa orang kehilangan pekerjaan karena atasannya tidak bisa menerima kondisi ODB tersebut.

"Diakibatkan mood yang berubah-ubah," ungkap Yarra.

Yarra menekankan, keterbukaan ODB kepada lingkungan sekitar dirasa sangatlah perlu. Hal ini untuk menjelaskan kondisi bipolar seseorang. Harapannya, dengan begitu akan bisa menciptakan support system yang baik. Namun ternyata dalam praktiknya, kerap ada kendala di lapangan.

"Namun sayangnya stigma akan kesehatan mental masih terasa begitu kental sehingga banyak dari ODB tidak berani membuka diri sebagai penyintas bipolar," ujarnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya