TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos dan Fakta Seputar Selaput Dara, Baca deh Biar Paham!

Pemahaman makna "perawan" harus diubah

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/hiago Rebouças)

Selaput dara kerap menjadi topik pembicaraan hangat di masyarakat. Sebab di beberapa daerah, selaput dara merupakan simbol keperawanan yang harus dijaga perempuan sebelum menikah.

Banyak informasi yang berkembang di masyarakat tentang selaput dara tidak sesuai dengan faktanya. Masyarakat lebih percaya mitos daripada mencari tahu faktanya. Hal ini justru menyudutkan atau memojokkan perempuan.

Ada beberapa mitos yang banyak beredar di masyarakat. Apa saja, dan bagaimana faktanya? Berikut penuturan dari dr Oka Negara MBiomed FIAS, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) di Departemen Andrologi dan Seksologi tentang mitos dan fakta selaput dara.

Baca Juga: 5 Mitos Payudara yang Dibantah Ahli Seksologi, Jangan Minder

Baca Juga: Menguak Mitos Keperawanan Bisa Dilihat dari Cara Berjalan

1. Setiap perempuan memiliki bentuk selaput dara yang sama, tipis tanpa lubang

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/Deon Black)

Salah besar lho! Selaput dara mirip seperti wajah manusia yang memiliki bentuk berbeda-beda. Selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi.

Lubang ini bisa bertambah besar lho. Hal ini terjadi setelah seorang gadis mengalami menstruasi untuk pertama kalinya.

2. Selaput dara yang koyak atau robek berarti pemiliknya sudah pernah melakukan hubungan seksual alias gak perawan lagi

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Mitos ini paling umum beredar di tengah masyarakat. Faktanya, menurut Dokter Oka, hal tersebut tidaklah selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis, dapat meregang dan robek karena berbagai hal seperti hubungan seks, terbentur, maupun olahraga.

Beberapa perempuan memiliki selaput dara yang tipis, sehingga mudah koyak atau robek karena aktivitas seperti berenang, memanjat, atau naik sepeda. Jadi sebelum menikah pun atau berhubungan seks, selaput daranya bisa robek.

"Ada juga lho, perempuan yang sudah berkali-kali melakukan hubungan seksual namun selaput daranya masih utuh. Hal ini karena selaput daranya sangat elastis," ujar Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar ini.

3. Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina 

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Mathilda Khoo)

Mitos di atas tidak selalu seperti itu. Darah yang keluar saat pertama kali melakukan hubungan seksual karena terjadinya peregangan dan perobekan pada selaput dara. Selaput dara memiliki pembuluh darah. Sehingga jika terjadi robekan pada pembuluh darah tersebut, maka akan mengeluarkan darah. Sedangkan jika terjadi robekan pada area yang tidak memiliki pembuluh darah, maka tidak akan mengeluarkan darah.

Selain itu, seperti yang diungkapkan sebelumnya, faktor elastisitas juga menentukan apakah akan terjadi perobekan atau tidak.

"Bagi sebagian orang, hal ini bisa menimbulkan masalah terutama saat malam pengantin. Saat pasangan pengantin melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya dan tidak mengeluarkan darah, maka akan timbul spekulasi-spekulasi terutama dari pihak pengantin pria," ungkap Dokter Oka.

4. Operasi pemulihan selaput dara sangat diperlukan bagi perempuan yang akan menikah

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Artur Tumasjan)

Operasi ini masih menjadi pro dan kontra. Namun jika pasangan telah paham seperti yang diuraikan di atas, operasi tersebut sebenarnya tidak diperlukan lagi.

Operasi memang bisa mengubah selaput dara kembali menjadi utuh dan bisa mengeluarkan darah. Namun dari pemahaman makna "perawan", tidak bisa dilihat dari utuh atau tidaknya selaput dara, keluar darah atau tidaknya saat pertama kali berhubungan dengan pasangan.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya