TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mitos Permak Penis yang Dibantah, Bahaya Oleskan Pasta Gigi

Belum tentu pasangannya puas jika ditambah aksesori

Ilustrasi kuda (Unsplash.com/Helena Lopes)

Bagi pria, alat kelamin adalah bagian tubuh yang mampu meningkatkan kepercayaan diri. Pria akan merasa bangga jika bisa memuaskan pasangannya. Namun di masyarakat sering beredar mitos-mitos tentang modifikasi alat kelamin, yang dianggap mampu meningkatkan kemampuan untuk memuaskan pasangannya. Modifikasi ini sejatinya justru menimbulkan efek buruk bagi kesehatan dan trauma bagi pasangannya.

Berikut ini mitos permak penis untuk kejantanan yang tidak benar, menurut Dokter Umum dan Konsultasi Seksologi di Klinik Sudirman Medical Centre (SMC) Denpasar, dr Oka Negara MBiomed FIAS.

Baca Juga: 6 Informasi Keliru Tentang Masturbasi, Langsung dari Ahlinya

Baca Juga: Menguak Mitos Keperawanan Bisa Dilihat dari Cara Berjalan

1. Menambahkan aksesori buntut kuda atau hewan lainnya dapat membuat perempuan merasakan sensasi yang berbeda

Ilustrasi ekor kuda. (unsplash.com/May16th XD)

Mitos menambahkan aksesori buntut kuda atau menggunakan bulu hewan lainnya sangat populer di kalangan pria. Secara kasuistik, efeknya diyakini dapat membuat perempuan merasakan sensasi berbeda dan lebih geli selama berhubungan seksual. Karena sensasi itu, tentu saja akan membawa rasa baru yang sangat menyenangkan.

Namun menurut Dokter Oka, hal itu tidak benar. Justru sebaliknya, banyak perempuan merasa lebih menyakitkan ketika pasangannya menggunakan aksesori tersebut. Apalagi jika bulu yang digunakan kotor, tajam, dan terlalu kaku maka akan dapat menyebabkan lecet dan rasa tidak menyenangkan saat berhubungan.

Hal ini justru menimbulkan trauma bagi pasangan. "Ada kasus menarik dimana seorang istri justru langsung kehilangan dorongan seksual dan malah mengalami aversi seksual (penolakan seksual) setelah suaminya menggunakan bulu ekor kuda. Hal itu menimbulkan rasa nyeri pada kelaminnya," ujar dokter yang juga sebagai Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia cabang Denpasar ini.

2. Memasang mutiara di alat kelamin dapat menimbulkan efek geli selama berhubungan seksual

Ilustrasi mutiara. (unsplash.com/Joanna Kosinska)

Pemasangan aksesori mutiara, terkadang juga menggunakan pelor atau gotri, diyakini dapat menimbulkan rasa geli bagi pasangan perempuannya. Alat ini dipasang di bagian kulit penis dalam jumlah yang bervariasi.

Dalam beberapa kasus juga, ada yang menggunakan bahan plastik dari sikat gigi dan dibentuk menyerupai bola. Kulit penis terlebih dahulu dirobek agar bisa memasukkan benda-benda tersebut.

"Tentunya hal ini sangat rawan terjadinya infeksi apalagi dilakukan dengan alat-alat yang tidak steril," ungkap Dokter Oka.

3. Menyuntik silikon untuk memperbesar penis

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Mat Napo)

Semakin besar ukuran penis akan membuat pasangannya puas. Mitos ini masih dipercaya, hingga membuat pria mempermak penisnya menjadi lebih besar. Caranya adalah menyuntikkan silikon ke dalam penisnya.

Alih-alih memuaskan pasangannya, metode tersebut justru dapat merusak jaringan pembuluh darah penis. Hal ini dapat menurunkan kemampuan seksual pria. Kepuasan seksual tidak ada hubungannya dengan ukuran penis. Melainkan bagaimana penis tersebut dapat menjaga ereksi dan mengatur ejakulasinya.

4. Mengoleskan pasta gigi untuk mengeluarkan efek kebal

Ilustrasi pasta gigi. (unsplash.com/莎莉 彭)

Ada satu mitos lagi nih yang menarik. Yaitu mengoleskan pasta gigi di penis sebelum melakukan hubungan seksual. Konon hal itu dilakukan untuk mendapatkan rasa kebal atau baal. Entah dari mana asal teori tersebut, padahal pasta gigi tidak memiliki bahan "pemati rasa" atau dalam dunia kedokteran disebut dengan anestetik.

Walaupun efek penggunaan jangka panjangnya hampir tidak ada, namun kata Dokter Oka sebaiknya cara itu tidak dilakukan. Justru sensasi yang paling optimal adalah penis harus hangat, bukan dalam keadaan dingin seperti ketika dioles pasta gigi.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya