TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Membaca Psikologis Orang yang Malas Bersih-bersih

Ada gak keluarga yang seperti ini atau mungkin kamu sendiri?

Ilustrasi pasangan sedang bersih-bersih (pexels.com/Annushka Ahuja)

Tabanan, IDN Times - Pernahkah kamu memperhatikan ada orang yang tiba-tiba malas membersihkan rumah, atau kebersihan diri sendiri? Ternyata ada faktor psikologis yang membuat seseorang itu tiba-tiba malas bersih-bersih. Berikut pemaparan Konsultan Psikologi di Kabupaten Tabanan, Ni Ketut Jeni Adhi SPsi MPsi Psikolog.

Baca Juga: Rumah Tidak Pernah Dibersihkan, Ini Risiko Bahayanya

Baca Juga: Mengenal Micro Sleep, Fenomena Remeh Namun Berbahaya!

1. Tidak mau bersih-bersih karena merasa bukan tanggung jawabnya

ilustrasi bersih-bersih (pexels.com/Gantas Vaičiulėnas)

Masing ingat dengan dr Wayan Tirta yang viral karena hidup dalam rumah yang dipenuh sampah? Jeni tidak dapat menyimpulkan penyebab dokter tersebut hanya berdasarkan yang terlihat saja. Sebab seseorang yang terlihat malas bersih-bersih lingkungan karena disebabkan oleh banyak faktor.

Menurut Jeni, kebersihan menunjukkan personal hygiene seseorang. Setiap orang pasti berusaha memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya agar sejahtera, sehat secara fisik dan psikologis. Personal hygiene itu memerlukan proses pembelajaran sejak masih kecil. 

"Anak-anak biasanya jika tidak diajarkan tanggung jawab bersih-bersih, ke depannya akan memiliki mindset jika bersih-bersih bukanlah tanggung jawabnya. Jadi bersih secara psikis mengarah kepada bentuk kenyamanan," ujarnya, Senin (15/5/2023).

Karena merasa bukan tanggung jawabnya, maka ketika hidup sendiri, dia akan menjadi tidak ada keinginan dan motivasi untuk bersih-bersih.

2. Malas bersih-bersih bisa juga karena gejala depresi

Foto hanya ilustrasi. (Pixabay/Wokandapix)

Seseorang yang tiba-tiba malas bersih-bersih baik di lingkungan maupun dirinya, menurut Jeni bisa juga diwaspadai adanya gejala depresi.

"Hal ini tidak terjadi instan. Biasanya banyak tekanan yang dialaminya sehingga akhirnya mengalami depresi yang membuat minat untuk personal hygiene menurun," kata Jeni.

Jeni pernah mengangani kasus seperti ini. Pasiennya mulai malas merawat diri karena berpikir buat apa tampil rapi dan bersih karena tidak ada gunanya. Lewat konseling diketahui, bahwa pasien ini mengalami banyak tekanan dari lingkungan terdekat sehingga menyebabkan dirinya mengalami tekanan mental, berimbas kepada menurunnya kualitas tidur, dan minat personal hygiene.

Berita Terkini Lainnya