TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Gejala Umum Anak yang Mengalami Kekerasan Seksual, Patut Waspada

Kita kawal terus kasus yg dimuat Project Multatuli

Ilustrasi kekerasan seksual pada anak (Pixabay.com/Pexels)

Baru-baru ini Project Multatuli memuat kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah kandung terhadap ketiga anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kasus ini dilaporkan oleh ibu korban pada Oktober 2019 lalu. Project Multatuli merupakan sebuah gerakan jurnalisme nonprofit yang berbasis riset dan data.

Ketiga anak itu mengalami gejala-gejala yang awam ditemukan pada korban kekerasan seksual pada anak, sehingga kerap luput dari perhatian orang-orang terdekatnya. Yaitu internal thrombosed hemorroid, abominal and pelvic pain, dan vaginitis.

Jadi ada baiknya orangtua dan kamu sendiri yang memahami gejala umum ini. Supaya bisa melakukan deteksi dan tindakan sedini mungkin apabila gejala tersebut muncul pada anak-anak.

Baca Juga: Alasan Polisi Labeli Berita 3 Anak Diperkosa di Lutim Hoaks

Baca Juga: Tiga Anak Diperkosa, Saya Lapor Polisi. Polisi Hentikan Penyelidikan.

1. Gejala kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada organ kelamin saja, tetapi juga anus

timesofindia.indiatimes.com

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Penyintas Perempuan dan Anak (P2TP2A) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, dr Ida Bagus Putu Alit SpF, memaparkan tiga diagnosa yang dialami oleh korban di Luwu Timur merupakan gejala umum korban kekerasan seksual pada anak. Adapun gejala tersebut antara lain:

  • Internal thrombosed hemorroid (Bekuan darah pada wasir)
  • Abominal and pelvic pain (Nyeri perut dan panggul)
  • Vaginitis (Peradangan pada vagina) dan sembelit.

Menurut Alit, kekerasan seksual pada anak tidak hanya terjadi pada alat intimnya saja, tetapi juga anus apabila anak tersebut disodomi. Sodomi sendiri adalah kegiatan seksual  lewat anus.

"Untuk gejala bekuan darah pada wasir dan sembelit ini biasanya ditemukan pada kekerasan seksual pada anak yang disodomi," ujarnya, Minggu (10/10/2021).

2. Berikut ini gejala awal kekerasan seksual pada anak:

ilustrasi boneka (pixabay.com/suju)

Ada beberapa gejala awal yang patut diketahui agar mudah melakukan tindakan sedini mungkin.

"Kalau pada kasus sodomi, biasanya gejala awal adalah keluar darah, luka, dan nyeri pada anus," kata Alit.

Sementara kekerasan seksual lewat vagina, umumnya korban akan merasakan nyeri ketika kencing dan nyeri di perut bagian bawah.

Apabila gejala-gejala tersebut muncul, tentu orangtua bisa membawa anaknya ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan diagnosa lebih jelas apakah mengarah ke gejala kekerasan seksual. Sehingga nantinya bisa mengambil tindakan dini mulai dari pengobatan, pemeriksaan visum, hingga melaporkan kepada pihak berwajib.

3. Kekerasan seksual yang berulang bisa menimbulkan gejala lebih parah

pexels.com/pixabay

Bagaimana bila anak mengalami kekerasan seksual secara berulang kali? Kata Alit, gejalanya bisa lebih parah. Dalam kasus sodomi yang dilakukan berulang kali, akan terjadi perubahan bentuk di bagian anus yang dikenal dengan nama anal laxity atau anus berbentuk corong (Funnel shape).

"Kalau lewat vagina, akan mengalami peradangan. Apabila ada kuman, bisa menyebar lewat uterus atau bisa ke seluruh tubuh. Kalau tidak diobati akan menimbulkan kesehatan reproduksi," ungkap Alit.

Berita Terkini Lainnya