TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vaksinasi HPV Untuk Anak Perempuan, Amankah?

Semoga pemerintah selalu bikin program gratis yaa

Ilustrasi anak-anak di Taiwan (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Tabanan, IDN Times - Kanker servik adalah kanker terbanyak nomor dua yang diderita perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Kanker servik disebabkan oleh human papiloma virus (HPV), sehingga ini bisa dicegah dengan cara vaksinasi.

Saat ini vaksinasi HPV sudah diberikan kepada anak-anak perempuan yang masih Sekolah Dasar (SD). Amankah vaksin HPV ini diberikan kepada anak perempuan? Berikut penjelasan _okter Spesialis Obgyn di Rumah Sakit IbudDan Anak (RSIA) Puri Bunda Tabanan, dr Kadek Agus Wijaya MBiomed SpOG (K).

1. Vaksinasj HPV diberikan pada anak perempuan mulai usia 9 tahun

Aido Health

Menurut Agus Wijaya, awalnya vaksinasi HPV diberikan pada perempuan dewasa. Namun melalui penelitian, vaksinasi HPV justru lebih efektif jika diberikan pada perempuan yang belum pernah terpapar virus HPV, dalam artian belum pernah berhubungan seksual. Sebab virus HPV menular lewat hubungan seksual.

"Bagi yang belum terpapar virus HPV, efektivitas dari vaksin ini jauh lebih baik, di mana kekuatan antibodi yang terbentuk jauh lebih baik daripada yang sudah terpapar virus," ujarnya, Minggu (28/5/2023).

Lewat hasil ini, vaksinasi HPV kemudian diberikan kepada anak perempuan berusia mulai 9 tahun. Pertimbangannya adalah usia tersebut belum terpapar virus HPV.

"Pada usia tersebut, organ reproduksinya juga belum berkembang yang secara tidak langsung memengaruhi keinginan seksual. Usia tersebut belum ada keinginan untuk berhubungan seksual sehingga tentunya masih belum terpapar dari virus HPV," kata Agus Wijaya.

2. Usia 9-13 tahun hanya menjalani dua kali vaksin

clinicaladvisor.com

Agus Wijaya menjelaskan, pemberian vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia 9-13 tahun diberikan dua kali, yaitu pada saat pemberian pertama kali dan enam bulan kemudian. Sementara untuk 13 tahun ke atas diberikan tiga kali yaitu pada saat vaksin pertama, dua bulan, dan enam bulan kemudian.

Efek samping dari vaksinasi HPV dilaporkan hanya nyeri di lengan karena injeksi.

"Kalau gejala lain seperti demam belum pernah saya temukan. Paling nyeri di lengan karena bekas injeksi," jelasnya.

Bagi yang ingin vaksinasi HPV secara mandiri, kata Agus Wijaya saat ini minimal harganya Rp1 juta, tergantung dari masing-masing layanan kesehatan.

Meski sudah vaksinasi HPV, perempuan yang sudah menikah atau berhubungan seksual tetap harus melakukan deteksi dini melalui pap smear setiap tahunnya. Sebab jika ditemukan positif virus HPV atau pre lesi kanker, bisa langsung diobati sejak dini dan penyembuhannya mencapai 100 persen.

"Jika tidak diobati dan dibiarkan, virus ini dalam rentang 10-15 tahun bisa menjadi kanker. Meski untuk menjadi kanker tetap dipengaruhi oleh antibodi tubuh," ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya