TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinilai Mager, 319 Anak SD di Tabanan Mengalami Obesitas

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Dinas Kesehatan

ilustrasi timbangan berat badan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tabanan, IDN Times - Pemerintah memiliki program berupa standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan, satu di antaranya melakukan skrining kesehatan untuk anak usia sekolah dari SD-SMA. Khusus di Kabupaten Tabanan sendiri, skrining ini dilakukan pada 34.896 siswa SD, 16.733 siswa SMP, dan 15.834 siswa SMA.

Ada delapan indikator yang diskrining, satu di antaranya obesitas. Hasilnya hingga April 2024, ditemukan 672 anak sekolah mengalami obesitas.

1. Obesitas diukur dari berat badan dibagi tinggi badan kuadrat

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tabanan, I Wayan Triana Suryanata, memaparkan cara menentukan anak yang obesitas adalah melihat dari indeks massa tubuh (IMT) di atas 25. Yaitu berat badan dibagi tinggi badan kuadrat. IMT normal anak adalah 18,5-25. Apabila di atas 25, termasuk obesitas. Jika di bawah 18,5 dikategorikan underweight.  

"Untuk berat badan, satuannya kilogram. Sementara jika berat badan satuannya meter," ujar Triana, Selasa (6/8/2024).

2. Hasilnya 672 anak sekolah di Tabanan mengalami obesitas

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tabanan hingga April 2024, tercatat 672 anak SD hingga SMA mengalami obesitas dengan rincian:

  • 319 siswa SD
  • 185 siswa SMP
  • 168 siswa SMA.

Penyebab anak obesitas, menurut Triana bukan hanya pola makannya saja yang tidak sehat. Anak-anak tersebut juga jarang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga

"Selain mereka lebih suka makan junk food, tidak suka sayur dan buah, penyebab obesitas lainnya karena anak-anak ini mager (malas gerak). Jarang melakukan aktivitas fisik," katanya.

Berita Terkini Lainnya