Feeling Lonely Selama Pandemik Picu Anak Muda di Bali Ingin Bunuh Diri
Segera hubungi LISA Helpline di Bali ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Semenjak Love Inside Suicide Awareness atau disingkat LISA Helpline diluncurkan, terkuak fakta bahwa banyak anak muda yang memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya. Dari catatan LISA Helpline per 6 April hingga 16 Juni 2021 yang diterima oleh IDN Times, telah ada 100 orang service users yang menghubungi LISA. Dari jumlah itu, tercatat sebanyak 33 persennya berasal dari Bali dan sisanya dari luar Bali.
Service users tersebut usianya antara 14 tahun sampai 47 tahun dan paling banyak berusia 20-an tahun. Sebanyak 47 persen di antaranya diketahui memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.
Apa penyebabnya dan bagaimana cara untuk menangani hal itu? Berikut penjalasan dari Dokter Kesehatan Jiwa (Psikiater) di Bali, dr I Gusti Rai Putra Wiguna.
Baca Juga: Ratusan Orang Berkonsultasi Soal Bunuh Diri di Bali, Didominasi Remaja
1. Penyebabnya mulai dari feeling insecure hingga lonely
Menurut Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, dr I Gusti Rai Putra Wiguna, keinginan bunuh diri pada lansia terjadi karena gangguan fisik seperti ginjal, diabetes, dan penyakit kronis.
Sementara penyebab keinginan bunuh diri di usia muda sekitar 20 tahun hingga 30 tahun, adalah multi factorial. Misalnya konflik keluarga, pertemanan, tekanan sosial, hingga feeling insecure.
“Sekarang banyak yang menyatakan feeling insecure, merasa tidak nyaman ya dengan tekanan sosial. Pengaruh media sosial. Sehingga dia membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Feeling lonely terutama ketika pandemik ini,” jelasnya saat ditemui pada Jumat (25/6/2021).
Rai mengatakan, arus informasi menyebabkan beberapa remaja lose temper atau kehilangan kendali emosi karena konsumsi media sosial (Medsos) yang terlalu tinggi.