Beginilah Cara Kerja Praktik Wisata Bali yang Dijual Murah ke Tiongkok
Jaen idup di Bali ya...
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Praktik jual wisata Bali yang dijual sangat murah kepada wisatawan mancanegara (Wisman) Tiongkok mendapat banyak sorotan. Seperti apa kasus ini sebenarnya? Biar kamu memahami cara kerja praktik ini, begini penjelasannya.
Baca Juga: Ketua BTB Bantah Buat Kesepakatan Nakal dengan Pengusaha Tiongkok
Sebelumnya, terungkap bahwa ada praktik penjualan wisata Bali dengan harga yang sangat murah. Paket perjalanan tersebut dijual kepada wisatawan asal Tiongkok oleh oknum pengusaha agen perjalanan.
Benny Fonda, seorang tour guide, mengaku sangat paham dengan praktik tersebut. Menurutnya, para wisman Tiongkok tersebut disubsidi oleh toko-toko yang terafiliasi dengan agen perjalanan tersebut.
Syaratnya, para wisman Tiongkok diwajibkan untuk membeli barang-barang atau oleh-oleh di toko yang telah ditunjuk oleh agen tersebut. Harga barang-barangnya juga lebih tinggi dan dengan metode pembayaran non tunai.
Untuk pembayarannya sendiri dilakukan menggunakan aplikasi WeChat. Sehingga uang yang dibayarkan oleh wisman Tiongkok kembali ke negaranya.
"Lebih dari 60-65 persen wisman Tiongkok yang datang ke Bali ikut paket semacam ini," katanya, Senin (22/10) sore.
1. Cara kerja jual beli paket wisata di Bali dengan harga termurah
Baca Juga: Kunjungan Wisman Tiongkok ke Bali Tinggi, Tapi Minim Belanja?
Praktik jual paket wisata murah ini disebut bisa membuat citra pariwisata Bali menjadi buruk. Pasalnya, saat kembali ke negaranya, para wisman ini akan menceritakan jika pariwisata Bali isinya hanya toko dan toko.
Praktik semacam itu, ke depannya tentu bisa membuat jumlah kunjungan wisman menjadi berkurang. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana, Senin (22/10).
Selain itu, rendahnya rata-rata pengularan wisatawan Tiongkok juga menyebabkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata tidak bisa optimal.
Dari catatan Bank Indonesia, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok di Bali hanya sebesar Rp9,6 juta. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding pengeluaran wisatawan Australia, Eropa, dan Jepang. Padahal, saat berkunjung ke Thailand, rata-rata pengeluaran wisatawan Tiongkok mencapai 2026 dolar Amerika Serikat pada 2017.
Sementara pengeluaran turis dari Jepang mencapai Rp11,19 juta per orang, turis Eropa Rp15,7 juta per orang, dan turis Australia Rp13,4 juta per orang.
Praktik tersebut menyebabkan adanya lost opportunity sekitar 205 dolar per wisman. Jika potensi tersebut dikalikan total wisman Tiongkok yang datang ke Indonesia sepanjang periode 2014-2017, maka totalnya mencapai 260 juta dolar atau setara Rp3,9 triliun.
Baca Juga: Sidak Toko Milik Tiongkok, Cok Ace: Aneh, di Bali kok Jual Latex
Lebih lanjut, BTB mencatat, total kunjungan turis Tiongkok ke berbagai negara di dunia mencapai 127 juta wisatawan pada tahun 2017. Sementara yang datang ke Indonesia mencapai 1,9 juta. Dari jumlah tersebut, 1,3 jutanya berkunjung ke Bali.
"Di Bali sendiri pada tahun 2017, wisman asal Tiongkok menjadi pasar utama, dengan pangsa 24 persen dari total wisman," jelasnya.
Tiap tahunnya, pertumbuhan kunjungan turis Tiongkok ke seluruh dunia terus meningkat. Angkanya mencapai 13,30 persen. Sedangkan Bali dan Indonesia menjadi yang tertinggi terkait kedatangan turis Tiongkok. Yakni mencapai 22,39 persen untuk periode yang sama.