TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ilmu Wajib Diketahui Pendaki, Ada Manajemen Konflik

Ingat! Puncak bukanlah tujuan utama

foto hanya ilustrasi (pixabay.com/kolibri5)

Sebelumnya tahukah kamu, kecelakaan seseorang ketika mendaki adalah karena kurangnya pengetahuan tentang dunia hutan dan gunung. Gak hanya itu, banyak juga faktor-faktor lain yang harus diperhatikan. Mulai dari kesiapan mental, logistik, stamina, kemampuan bertahan hidup di alam bebas, dan masih banyak lagi.

Padahal harus diingat, bahwa itu sangatlah penting bagi seorang pendaki pemula maupun profesional untuk melakukan kegiatan yang dikategorikan menantang tersebut. Dalam kesempatan ini, penulis ingin berbagi pengalaman tentang ilmu pendakian. Artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil jajak pendapat bersama teman-teman komunitas Search and Rescue (SAR) maupun penggiat alam.

Baca Juga: Sejarah Candi Gunung Kawi di Gianyar, Peninggalan Arkeologi Monumental

Baca Juga: 10 Sikap yang Dilarang saat Mendaki Gunung di Bali

1. Pelajari kondisi serta situasi alam

foto ilustrasi (Facebook.com/Jono prakoso)

Gunung bukanlah tempat wisata yang nyaman dan aman. Banyak faktor yang harus kamu pelajari sebelum melakukan kegiatan pendakian di antaranya membaca cuaca, peta, tanda alam, dan sebagainya.

Rata-rata setiap gunung memiliki karakter. Jadi sebelum melakukan pendakian, sebaiknya kamu harus mengenal kondisi gunung tersebut dari segi cuaca, jalur, karakter, maupun dari hal-hal lainnya.

Ambil dua contoh perbedaan karakter gunung yang signifikan. Pertama, Gunung Lawu yang berada di antara wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Memiliki karakter jalur yang banyak bercabang, panjang, landai, lembap, rimbun, sering hujan, dan lebih sering berkabut. Berbeda dengan Gunung Merapi yang terletak di Boyolali Jawa Tengah. Gunung Merapi memiliki karakter jalur singkat namun terjal, serta kondisi alam yang kering berbatu dan berpasir, sering terjadi badai. Kamu harus mengerti dengan kondisi tersebut, agar setidaknya bisa meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.

Namun perlu diingat juga, prediksi cuaca juga terkadang bisa berbanding terbalik dari apa yang kamu perkirakan. Walaupun kamu tahu posisi di posko pendakian cerah, namun hujan badai datang dengan begitu singkat, atau sebaliknya. Kamu harus tetap waspada dengan kondisi yang ada.

Dari mana kamu bisa mengetahui tentang karakter gunung yang akan dituju? Kamu bisa mencari infonya di basecamp gunung yang ingin didaki. Bisa juga dengan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi, yaitu mencari komunitas yang ada di media sosial. Kamu boleh menanyakan bagaimana kondisi gunung "A", cuacanya seperti apa, kondisi jalurnya seperti apa, dan sebagainya.

2. Pelajari ilmu tentang manajemen alat maupun logistik

foto hanya ilustrasi (pexels.com/Mac DeStroir)

Akhir-akhir ini banyak pendaki yang meninggal dunia di atas gunung karena faktor perlengkapan. Ada yang meninggal karena hypotermia, tersesat, kelaparan, bahkan kehausan atau dehidrasi parah. Semua itu tidak lepas dari kurangnya seorang pendaki dalam mempersiapkan peralatan yang akan dibawa.

Untuk mempersiapkan peralatan, biasanya pendaki yang profesional membagi dalam bentuk aktivitas maupun fungsinya. Contohnya seperti pakaian, apa saja yang harus disiapkan dan berapa jumlahnya juga harus diingat. Setelah itu perlengkapan tidur, seperti sleeping bag, matras, jaket, dan sebagainya. Ada juga perlengkapan perjalanan seperti jas hujan, blanket atau selimut darurat, flysheet, dan sebagainya. Juga dari peralatan makan, obat-obatan, dan masih banyak lagi.

Namun yang tak kalah penting adalah daftar peralatan atau biasa yang disebut checklist peralatan. Hal ini sangat penting karena menghindari dari sifat lupa seseorang sebelum memasukkan semua peralatan ke dalam tas karier maupun ransel. Ingat, bawa barang yang kiranya dibutuhkan dan tidak membebani ketika perjalanan. Untuk artikel selanjutnya, penulis akan membahas peralatan apa saja yang wajib dibawa bagi seorang pendaki.

3. Pelajari tentang tindakan kegawatdaruratan di gunung maupun hutan

Ilustrasi hiking (Pixabay.com/Free-Photos)

Sangat banyak ancaman yang mengintai ketika kamu melakukan kegiatan pendakian. Oleh sebab itu kamu harus benar-benar paham tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan.

Contoh kasus kegawatdaruratan yang sering ditemui adalah hypothermia atau kehilangan suhu tubuh secara drastis. Kamu harus benar-benar paham bagaimana cara penanganannya, karena itu merupakan faktor yang sering memakan korban. Selain itu juga ada dehidrasi atau kehilangan cairan dalam tubuh, gigitan hewan berbisa atau beracun, keseleo, kram otot, fraktur (patah tulang), penyakit ketinggian atau altitude sickness, dan masih banyak lagi.

4. Pelajari tentang ilmu survival

Foto hanya ilustrasi (Pexels.com/Oziel Gómez)

Dalam dunia gunung dan hutan, hal yang paling penting adalah teknik bertahan hidup di alam bebas, atau biasa disebut dengan survival. Kenapa? Karena tak jarang penggiat alam bebas gagal bertahan hidup ketika tersesat. Itu semua terjadi karena tidak menguasai atau bahkan tidak tahu apa itu survival.

Banyak sekali ilmu tentang survival yang harus kamu pelajari. Tentang bagaimana membuat bivak atau tenda darurat, cara membuat api, bagaimana mengenal makanan yang dapat kamu konsumsi maupun tidak, bagaimana cara mencari air untuk asupan cairan tubuh, bagaimana menentukan arah dan tujuan ketika tersesat di alam bebas, dan masih banyak lagi.

Hal ini sangat perlu kamu pelajari. Walaupun peralatannya lengkap, kamu tidak tahu apa yang akan terjadi di gunung maupun hutan.

Writer

Jono prakoso

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya