TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menikmati 1,5 Jam Meliput Trip Bali-Timor Leste

Jarak pemukimannya tidak terlalu padat

Aeroporto Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili Timor Leste. (IDN Times/Ayu Afria)

"Jalan aspal di sekitar wilayah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih basah. Saya berangkat, pada Senin (13/6/2022) pagi. Sesampainya di parkiran bandara, tak berselang lama hujan lebat turun. Saya masih menunggu empat orang teman jurnalis lainnya untuk berangkat ke Dili, Timor Leste, melakukan peliputan."

Badung, IDN Times - Senin (13/6/2022) pagi diiringi hujan yang deras, membuat jadwal penerbangan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menuju Aeroporto Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili, Timor Leste mundur. Rencana awalnya berangkat pukul 09.00 Wita, mundur pada 09.41 Wita.

Suasana di Terminal Keberangkatan Internasional masih sepi. Saya menunggu pihak Corporate Communication maskapai Citilink dan juga empat orang jurnalis lainnya di tengah lebatnya hujan. Tak berselang lama, satu per satu dari mereka datang, kami berpindah ke luar gedung, menemani teman mengisap beberapa batang rokok sembari menunggu 2 orang jurnalis lainnya.

Baca Juga: Citilink Kembali Layani Rute Denpasar-Dili, Ini Tarifnya

Situasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin, 13 Juni 2022. (IDN Times/Ayu Afria)

Obrolan hangat mengusir rasa was-was saya yang akan menempuh penerbangan di tengah hujan deras. Dalam hati hanya berdoa, memohon perlindungan Tuhan Yang Maha Esa karena cuaca di sekitar bandara sangat buruk.

Karena cuaca tersebut, seorang teman jurnalis batal berangkat. Ia kehujanan di tengah perjalanannya menuju bandara. Jadi kami hanya berempat orang menuju Timor Leste untuk melakukan peliputan re-opening penerbangan Citilink rute Denpasar-Dili pergi-pulang. Ini pengalaman pertama saya melakukan peliputan ke luar negeri. Banyak hal menarik yang saya temukan, tapi ini masih sebagian kecil saja.

1. Dua jam satu pesawat bersama Direktur Utama Citilink, Minister of Transportation and Communication Timor Leste menuju Dili

Situasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin, 13 Juni 2022. (IDN Times/Ayu Afria)

Bayangan saya, jurnalis yang ditugaskan ke luar negeri hanya untuk melakukan peliputan di area konflik saja. Namun pandangan saya berubah setelah mengikuti perjalanan ini. Kami jurnalis yang ngepos di area kerja wilayah Provinsi Bali mendapatkan kesempatan untuk melakukan peliputan ke Timor Leste. Tentu ini hal yang berharga dan pengalaman baru bagi saya, terbang bersama maskapai di bawah naungan Garuda Indonesia Group tersebut.

Re-opening penerbangan rute Denpasar-Dili dan sebaliknya ini sebenarnya sudah dilakukan pada 6 Juni 2022 lalu. Namun inagurasinya baru dilakukan pada 13 Juni 2022. Meskipun baru re-opening, namun keberangkatan pada Senin pagi itu cukup banyak.

Pesawat Airbus A320-200 berkapasitas 180 penumpang menempuh perjalanan sekitar 2 jam, dengan membawa sekitar 155 penumpang menuju Timor Leste. Beberapa penumpang merupakan Direktur Utama Citilink, Dewa Kadek Rai, dan krunya. Juga rombongan Minister of Transportation and Communication Timor Leste, Jose Agustinho Da Silva.

“Kami berkesempatan satu pesawat dengan orang-orang penting itu.”

Kendati kami duduk di kelas ekonomi, namun ada rasa bangga tersendiri menempuh perjalanan satu pesawat bersama para pemegang kepentingan.

Situasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin, 13 Juni 2022. (IDN Times/Ayu Afria)

Hujan yang deras seolah menjadi berkat perjalanan kami menuju negara tetangga. Segala proses administrasi keberangkatan pun berjalan lancar. Dengan dibantu Corporate Communication pihak maskapai, kami tidak perlu antre berlama-lama.

Kamu pernah mendengar kalimat ini gak “Terkadang untuk melihat keagungan gunung itu adalah dari jarak yang paling jauh”? Kalimat itu pernah saya dengarkan awal tahun 2009 silam, ketika kuliah di Malang. Kalimat itu mengungkapkan perasaan saya pada saat akan meninggalkan Bali menuju Timor Leste.

Saya menyadari akan keindahan Bali. Mulai bandaranya, alam hingga gagahnya Gunung Agung yang menyentuh awan. Saya melihat secuil keindahan Indonesia, yang membuat saya sadar betapa kayanya Negeri ini. Saya benar-benar seperti melihat keagungan Indonesia dari kejauhan ketika pesawatnya take off menuju Dili.

“Indonesia Tanah Air beta. Pusaka abadi nan jaya. Indonesia sejak dulu kala. Selalu dipuja-puja bangsa.”

Penggalan lirik lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki tersebut terngiang-ngiang di pikiran saya untuk beberapa menit.

Pulau Bali dari atas. (IDN Times/Ayu Afria)

Saya menggambarkan keindahan Indonesia dengan sangat sederhana, karena keterbatasan saya mengakses ke luar jendela. Kebetulan, saya duduk di tengah-tengah kursi, sedikit menyulitkan saya untuk memotret beberapa spot keindahan Bali dari atas awan.

Meskipun begitu, gambaran kecil di balik jendela maskapai Citilink itu cukup untuk memupuk jiwa nasionalisme saya agar tetap mencintai dan merawat Negeri tercinta ini.

Baca Juga: Menyelami Kapal Perang yang Menjaga Kedaulatan NKRI 

Tarian tradisional Timor Leste. (IDN Times/Ayu Afria)

Setelah sambutan, kami dimanjakan dengan tarian tradisional Timor Leste. Para penari memakai kain tradisional berwarna dominan biru. Re-opening ini juga ditandai oleh pembukaan sampanye.

Kami lalu digiring ke ruangan VIP untuk melanjutkan press conference. Tidak banyak kesempatan yang bisa kami manfaatkan pada saat itu. Selain karena Jose Agustinho Da Silva memakai Bahasa Portugis, durasi waktu yang kami miliki tidak memungkinkan untuk wawancara lebih mendetail. Apalagi mencicipi makanan yang sudah disediakan.

Karena di dalam pesawat telah menunggu sebanyak 88 penumpang yang siap menuju Bali bersama kami.

“Sayangnya kami belum sempat mencicipi makanan. Karena pesawat kami harus segera berangkat,” terangnya.

2. Satu setengah jam di Timor Leste, disambut kain khas dan tarian tradisional

Aeroporto Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili Timor Leste. (IDN Times/Ayu Afria)

Terhitung sudah sekitar 20 tahun Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia. Dulunya, Negara ini bagian dari Nusantara. Terlepas dari masa lalu, keduanya kini memiliki hubungan yang cukup mesra. Apalagi dengan adanya kerja sama di bidang perhubungan udara, seperti yang dilakukan oleh maskapai Citilink.

Aeroporto Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili Timor Leste. (IDN Times/Ayu Afria)

Sekitar 2 jam menempuh perjalanan, sampailah kami di Aeroporto Internasional Presidente Nicolau Lobato. Zona waktunya lebih cepat satu jam dari Bali. Begitu landing, tampak pelabuhan udara Timor Leste yang sangat sederhana. Sekitarnya masih hijau dan dipenuhi pepohonan.

Beberapa sudut juga terlihat pemukiman warga. Tidak banyak pesawat yang parkir. Bangunannya pun sederhana dengan atap khas Timor Leste. Udara di siang hari itu tidak begitu panas.

“Sudah macam tamu penting. Kami pun disambut dengan kalungan kain tradisional. Hangatnya senyuman dan juga tarian tradisional dari Timor Leste. Sekilas penyambutan tidak berbeda jauh dengan tradisi di Indonesia.”

Pada saat pesawat yang saya tumpangi landing, terlihat anak-anak sekolah sedang melihat aktivitas di bandara.

Sambutan dengan kain tradisional Timur Leste. (IDN Times/Ayu Afria)

Kami turun dari pesawat, dan acara dimulai dengan beberapa sambutan pihak berkepentingan di area VIP bandara. Ada Direktur Utama Citilink, Dewa Kadek Rai; Minister of Transportation and Communication Timor Leste, Jose Agustinho Da Silva; dan Indonesia Ambassador for Timor Leste, Okto Dorinus Manik.

Mungkin kalian bertanya-tanya, bahasa apa yang mereka pakai? Ya, orang-orang di Timor Leste selain berbahasa Portugis, juga fasih Bahasa Indonesia. Sebagiannya lagi juga memakai Bahasa Inggris untuk kondisi tertentu.

“Dari sambutan yang mereka sampaikan, saya menangkap bahwa kedua belah pihak sama-sama ingin menjalin kerja sama yang berkesinambungan.”

Berita Terkini Lainnya