Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tips Mendaki Gunung Batur buat Pemula, Pasti Menyenangkan

Mendaki Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Gunung Batur merupakan gunung berapi aktif yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Gunung ini memiliki ketinggian 1.711 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Batur dikenal sebagai gunung yang memiliki pemandangan indah, terutama matahari terbitnya.

Oleh karena itu, Gunung Batur menjadi tempat tujuan wisata domestik maupun mancanegara. Kalau kamu baru pertama kali melakukan pendakian, pilihlah Gunung Batur. Berikut ini tips dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat mendaki Gunung Batur untuk pertama kali.

1. Peralatan yang sebaiknya dibawa mendaki Gunung Batur

Pos 1 yang berada di jalur pendakian Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kamu wajib membawa beberapa peralatan penting saat mendaki Gunung Batur, terutama pertama kali melakukan pendakian. Sebaiknya gunakan celana panjang. Selain mengurangi dingin, celana panjang berguna untuk menghindari luka akibat tergores benda-benda di sepanjang perjalanan. Pastikan menggunakan celana panjang yang bahannya mudah menyerap keringat atau quick dry.

Kamu wajib menggunakan jaket agar tubuhmu tetap hangat. Tidak perlu jaket yang terlalu tebal, karena kamu tidak menginap di area puncak atau lereng Gunung Batur. Pastikan kamu menggunakan sepatu yang tidak licin ya, karena medan di Gunung Batur berpasir. Jika punya dana lebih, jany bisa membeli sepatu khusus untuk mendaki atau meminjam di teman atau kerabat. Pastikan ukuran sepatunya tidak terlalu ngepas ya, agar saat turun dari puncak nanti, ujung kaki tidak sakit. Jangan lupa gunakan kaus kaki agar terhindar dari lecet.

Kamu juga bisa menggunakan sandal khusus untuk mendaki atau sandal gunung. Sebagai pendaki pemula, ada baiknya kamu menggunakan trekking pole untuk membantu berpijak, terutama saat menuruni puncak. Kamu wajib membawa air minum agar tidak dehidrasi. Cukup membawa dua botol air minum berukuran 650 ml. Bawa juga makanan ringan sehat untuk camilan seperti pisang, buah kurma, roti, dan lainnya.

Sebaiknya kamu tidak sarapan berlebihan ya. Cukup roti atau makanan ringan lainnya. Karena perjalanan tidak memakan waktu yang terlalu lama, dan camilan sudah cukup untuk mengurangi rasa lapar. Kamu juga bisa membawa perlengkapan lainnya seperti handuk kecil, tisu, perban, sarung tangan, topi, masker, hingga senter (jika perjalanannya dimulai pada dini hari). Untuk yang beragama Hindu, sebaiknya membawa sarana upacara canang untuk dihaturkan di pos 1, pos 2, dan puncak.

2. Memilih rute untuk pendaki pemula di Gunung Batur

Jalur mendaki ke puncak Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pemilihan rute juga menjadi hal penting, khususnya pendaki pemula. Gunung Batur memiliki beberapa rute untuk mencapai puncaknya. Kamu bisa memilih rute yang melalui Pura Pasar Agung. Saat berada di candi bentar pertama Pura Pasar Agung, kamu bisa membawa kendaraan ke titik start pendakian. Jangan lupa untuk membayar donasi sukarela di pintu gerbang candi tersebut. Sebelum Pura Pasar Agung, kamu akan menemukan parkiran kecil yang berada di tikungan jalan. kamu bisa memarkir kendaraan di tempat tersebut.

Di sebelah tempat parkir terdapat jalan setapak, yang merupakan jalur pendakian ke puncak Gunung Batur. Jalur pendakian ini relatif tidak terlalu menanjak. Jalur ini sangat cocok untuk pendaki pemula, bahkan anak-anak sekalipun.

Saat melalui jalur ini kamu akan melalui pos 1 dan pos 2. Pos 2 adalah pos terakhir sebelum puncak. Pos 2 memiliki medan menanjak, berbatu, dan berpasir yang membuat jalan menjadi licin serta berdebu. Jalur menuju puncaknya akan menyempit. Sebaiknya berhati-hati ya, karena di sisi kiri dan kanan tebing sangat curam. Dari pos 2 ke puncak Gunung Batur dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 sampai 20 menit.

Jalur ini membutuhkan waktu 1 hingga 1,5 jam ke puncak Gunung Batur. Sedangkan perjalanan turunnya juga membutuhkan waktu kurang lebih sama. Saat turun kamu harus lebih berhati-hati ya. Sebaiknya tidak berlari saat menuruni puncak Gunung Batur.

3. Sebaiknya menggunakan pemandu

Jalur saat turun dari puncak Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Sebaiknya kamu menggunakan pemandu jika baru pertama kali mendaki Gunung Batur. Kamu bisa mencari pemandu di parkiran sekitar Pura Pasar Agung. Biaya pemandu sangat beragam mulai Rp150 ribu untuk sekali pendakian dan satu grup.

Kamu wajib menyampaikan kepada pemandu bahwa memang baru pertama kali mendaki gunung. Pemandu akan mencarikan jalur-jalur terbaik untuk pendaki pemula. Pemandu juga akan memberikan informasi tentang jalur yang akan dilalui, tips dan trik saat mendaki maupun turun dari puncak. Jika kamu tidak mencari pemandu, sebaiknya mengajak teman atau kerabat yang sudah pernah dan paham dengan medan Gunung Batur.

4. Hati-hati dengan keberadaan monyet di puncak Gunung Batur

Penampakan monyet di puncak Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Terdapat kawanan monyet di puncak Gunung Batur. Hati-hati dengan kawanan ini ya, guys. Pastikan kamu tetap menggendong tas selama di puncak. Monyet-monyet ini bisa membuka tas dan mengambil barang-barang yang ada di dalam tas. Usahakan tidak mengeluarkan makanan selama di puncak Gunung Batur. Kawanan monyet akan secara paksa mengambil makanan tersebut. Mereka akan terus berusaha merebut makanan sampai mendapatkannya.

Walaupun cenderung liar, sebaiknya kamu tidak menyakiti monyet-monyet tersebut ya. Jika ingin memberikan mereka makan, sebaiknya makanan diletakkan di tanah saja, jangan memberikannya secara langsung. Hal ini agar terhindar dari gigitan atau cakaran dari monyet tersebut.

5. Beberapa hal yang perlu dihindari saat mendaki Gunung Batur

Suasana di puncak Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Gunung Batur termasuk gunung yang sakral di Bali. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang wajib ditaati saat mendaki Gunung Batur, antara lain:

  • Perempuan yang sedang haid atau menstruasi dilarang untuk mendaki gunung. Selain karena kesucian gunung, perempuan yang sedang haid akan terganggu dan tidak nyaman selama perjalanan pendakian
  • Dilarang berkata kasar
  • Dilarang membuang sampah sembarangan. Kamu sebaiknya membawa kantong sampah sendiri ya
  • Jangan menghidupkan api sembarangan atau membuang puntung rokok sembarangan. Hal ini dapat memicu kebakaran, apalagi angin berembus cukup kencang di area sekitar puncak gunung
  • Sebaiknya tidak mencabut pohon atau tanaman untuk dibawa pulang
  • Jangan mengubah atau merusak penunjuk jalan yang ada
  • Hati-hati saat mengambil foto apalagi berswafoto. Pastikan kamu tidak terlalu berada di tepi jalur, dan tidak melewati pembatas yang ada di puncak gunung;
  • Dilarang untuk berbuat asusila
  • Dilarang melakukan aksi vandalisme atau mencorat-coret dinding, pohon, atau tempat lainnya.

Jika merasa kelelahan, napas mulai berat, dan detak jantung terasa kencang, sebaiknya istirahat sejenak. Tidak usah malu untuk mengatakan istirahat kepada teman-teman yang lain. Tetapi, jangan terlalu lama beristirahat ya!

6. Memilih waktu yang tepat untuk mendaki Gunung Batur

Pemandangan dari atas Gunung Batur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Gunung Batur dikenal memiliki pemandangan matahari terbit yang sangat indah. Jika beruntung, kamu bisa melihat tiga gunung sekaligus di puncaknya. Yaitu Gunung Abang, Gunung Agung, dan Gunung Rinjai dari kejauhan dengan latar matahari terbit yang sangat menawan. Jika berencana menikmati suasana matahari terbit, sebaiknya kamu mulai pendakian sekitar pukul 03.00 atau 3.30 Wita. Jika masih gelap, kamu bisa menunggu di pos 2 terlebih dahulu dan udaranya tidak sedingin di puncak. Pemandangan matahari terbit bisa kamu nikmati mulai pukul 05.00 Wita.

Jika tidak dapat mengejar matahari terbit, kamu bisa mulai pendakian sekitar pukul 08.00 Wita. Udara tidak akan terlalu dingin dan matahari tidak terlalu menyengat selama perjalanan menuju ke puncak gunung. Sebaiknya tidak mendaki gunung pad atengah hari atau pukul 12.00 Wita. Hal ini untuk menghindari terik matahari dan saat turun dari puncak tidak kemalaman.

Sebelum kamu mulai mendaki Gunung Batur, jangan lupa untuk melakukan pemanasan dan peregangan agar otot kaki tidak kram atau cedera. Jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu agar perjalanan lancar dan selamat. Ingat, pendakian gunung bukan untuk menunjukkan seberapa hebat dirimu. Tetapi untuk mengatur ego yang ada dalam diri masing-masing. Selamat mendaki Gunung Batur!

Share
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us