5 Potret Masjid Al Hikmah Khas Bali di Denpasar, Unik Banget!
IDN Times/Imam Rosidin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Jika kamu liburan ke Bali, cobalah singgah ke Kota Denpasar. Sebab di Denpasar ada sebuah masjid megah dengan arsitektur khas Bali, yaitu Masjid Al Hikmah. Lokasi masjid ini berada di Jalan Soka, Kesiman, Kota Denpasar.
Jika dilihat sepintas, kamu pasti mengiranya itu bangunan puri-puri di Bali. Tapi nyatanya, bangunan yang penuh ukiran rumit khas Bali ini adalah masjid. Berikut 5 potret masjid Al Hikmah khas Bali yang unik!
1. Ukiran khas Bali masih sangat kental di sini, mulai dari gapura hingga pintu dan jendela
IDN Times/Imam RosidinMasjid yang berdiri di atas tanah 8 are ini nampak ramai saat IDN Times mengunjunginya sekitar pukul 13.00 Wita. Para jamaah kebetulan usai melaksanakan salat zuhur kala itu.
Sebelum masuk ke dalam masjid, kamu akan disambut sebuah gapura besar yang berukiran khas Bali. Begitu juga di bagian kusen pintu hingga jendela. Ornamen khas Bali ditampilkan di setiap lekukan bangunannya.
2. Ornamen masjid ini menggunakan kayu jati asal Bojonegoro
IDN Times/Imam RosidinOrnamen-ornamen masjid seperti daun pintu, pintu, jendela dan lainnya menggunakan kayu jati yang sengaja didatangkan dari Bojonegoro, Jawa Timur. Sebab di Bali sendiri tidak memiliki kayu jenis jati. Meski bahannya dari Jawa Timur, pengerjaan ukirannya tetap dikerjakan oleh seniman di Bali.
"Kayunya diukir sedemikan rupa di Denpasar, semua ukir-ukrian di masjid ini dari dalam hingga luaran dikerjakan seniman Bali," kata Darmuji, pengurus Yayasan Al Hikmah, Minggu (19/5).
3. Ada toleransi dan keberagaman yang ingin disampaikan oleh masjid ini
Ilustrasi toleransi. (IDN Times/Sukma Shakti)Darmuji mengungkapkan alasan mengapa masjid ini tak menggunakan arsitektur Arab maupun Turki. Menurutnya, arsitektur khas Bali dipilih karena sesepuh yang mendirikan masjid ingin menampilkan pesan toleransi. Muslim di Bali, kata dia, juga tidak bisa lepas begitu saja dengan budaya lokal Bali. Jadi, masjid ini ingin beradaptasi dengan lingkungan sekitar melalui gaya arsitekturnya.
"Kita muslim di Bali tak lepas dari budaya lokal. Di mana kita bumi dipijak di sana langit dijunjung. Karena kami di Indonesia punya budaya yang cukup luas dan banyak. Kebetulan di Budaya bali unik, maka kami adaptasi lingkungan di Bali dengan umat Hindu di Bali," urainya.
Dengan demikian, melalui arsitektur ini, pesan toleransi tak akan luntur. Seni budaya ini akan tetap diingat oleh anak cucu kelak.
4. Dibangun oleh pengusaha bengkel yang memiliki banyak karyawan muslim
IDN Times/Imam RosidinDarmuji menceritakan masjid ini dibangun oleh almarhum Haji Abdulrahman pada tahun 1978. Saat itu Abdul merupakan seorang pengusaha bengkel yang memiliki banyak karyawan beragama Islam. Karena ke lokasi masjidnya jauh dari tempat kerja, ia membeli sebidang tanah untuk membangun masjid yang kemudian dinamakan Al Hikmah.
"Dengan tanah ini yang diwakafkan oleh Pak Abdulrahman dan tanah ini dibeli olehnya tahun 1978," katanya.
Pada awal pembangunan, arsitektur masjid masih seperti pada umumnya. Tapi seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1991 masjid Al Hikmah mengalami renovasi besar-besaran yang diprakarsai oleh Sunarso, sesepuh setempat. Renovasi tersebut dilakukan hingga tahun 1996. Hasilnya, adalah masjid dengan arsitektur khas Bali seperti yang nampak sekarang.
5. Memiliki anggota yayasan sampai 350 KK
IDN Times/Imam RosidinSejak berdiri tahun 1978, masjid ini selalu ramai dikunjungi jamaah. Kepengurusannya kini berada di bawah Yayasan Al Hikmah. Yayasan ini juga memiliki pendidikan, kemasjidan, Rukun Kifayah Kematian, dan lembaga amal zakat. Anggotanya sekitar 350 kepala keluarga (KK) yang berada di kawasan Denpasar Timur dan sebagian Gianyar. Selain untuk salat, masjid ini juga digunakan untuk pengajian setiap Selasa malam.
Siapa yang pernah singgah ke masjid Al Hikmah khas Bali di Denpasar?
Baca Juga: Potret Megibung di Kampung Islam Denpasar, Adopsi Tradisi Bali
