Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kama dan Nurhayati, induknya, saat dikenalkan kepada media di Bali Zoo (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Bali Zoo, kebun binatang yang berlokasi di Jalan Raya Singapadu, Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, berhasil mengembangbiakkan Gajah Sumatra atau Elephas Maximus Sumatranus. Pada 24 November 2023 sekitar pukul 07.00 Wita lalu, telah lahir dengan normal seekor gajah jantan yang diberi nama Kama.

“Hingga saat ini, induk gajah dan bayinya dalam kondisi sehat serta masih dalam pengawasan tim dokter di Bali Zoo. Sang bayi dapat menyusu dengan baik, dan sang induk pun diberikan multivitamin serta penambahan porsi makan yang mengandung protein tinggi,” ungkap Emma Kristiana Chandra, Head of Public Relations Bali Zoo, Jumat (22/12/2023).

Bagaimana proses hadirnya Kama di Bali Zoo? Berikut ulasan lengkapnya.

1. Lahir setelah proses kehamilan selama 22 bulan

Suasana kandang Gajah Sumatra di Bali Zoo yang luas dan terawat baik (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Kama lahir dari gajah betina bernama Nurhayati (45 tahun) dan gajah jantan bernama Budi (35 tahun) melalui perkawinan secara alami. Perjodohan kedua gajah dilakukan sejak awal tahun 2021, dan proses kehamilan berjalan selama 22 bulan.

Sebelumnya, kedua gajah itu menjalani program pengembangbiakan melalui tahapan perjodohan dalam satu kandang. Gajah jantan dan gajah betina telah menjalani tes darah dan tes USG untuk memastikan organ reproduksi dalam keadaan normal serta baik. Setelah keduanya kawin, tim dokter Bali Zoo melakukan pemantauan rutin, hingga melakukan rangkaian tes agar bayi dalam keadaan sehat hingga lahir.

“Setelah bayi gajah lahir, kami pun melakukan observasi selama 24 jam dalam satu minggu. Kami terus pantau apakah mau menyusu dengan sang induk atau tidak. Untungnya bayi gajah mau menyusu dan hingga saat ini sang induk pun tetap menyusui Kama,” kata drh Arya Sandita, Dokter Hewan Bali Zoo.

2. Kama dalam kondisi sehat dan masih dalam tahap observasi

Kama yang lahir tanggal 24 November 2023 dengan berat sekitar 80 kg (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Meskipun telah lahir bayi gajah baru, belum bisa langsung dikenalkan kepada publik. Kama yang kini berusia 28 hari masih melalui tahap observasi, perawatan, serta pengawasan dari tim kedokteran hewan di Bali Zoo. Sejak dilahirkan hingga sekarang ini, bayi gajah tersebut tetap dalam keadaan sehat. Nantinya akan mendapatkan susu dari sang induk hingga usia 3 tahun.

Begitu pula dengan sang induk, kondisinya normal dan sehat. Dia mendapat tambahan makanan yang mengandung sumber mineral, protein, dan kalsium sebanyak 2 kali sehari untuk memulihkan kondisi tubuh serta menambah kualitas susu. Makanannya berupa jagung, pisang, kacang panjang, hingga kedelai rebus. Selain itu, diberikan makanan berupa rumput gajah, jagung, daun pisang, dan pelepah kelapa.

3. Koleksi Gajah Sumatra Bali Zoo bertambah

Gajah Sumatera lainnya yang bisa kamu temui di Bali Zoo (Dok.Pribadi/Natalia Indah)

Bali Zoo terus berupaya dalam pelestarian Gajah Sumatra, dan merawat Kama agar dapat berkembang baik serta tumbuh dengan sehat. Dengan hadirnya Kama, hingga saat ini ada 15 ekor Gajah Sumatra di Bali Zoo. Masing-masing terdiri dari 4 gajah jantan, dan 11 gajah betina.

Emma menambahkan, berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam, Gajah Sumatra berstatus critically endangered atau spesies yang terancam punah. Bali Zoo sendiri berkomitmen untuk terus merawat dan melestarikan hewan. Sebelum Kama lahir, pada tanggal 17 Maret 2022 sudah ada kelahiran bayi gajah jantan lain.

Semoga nanti saat kamu berkunjung ke Bali Zoo, sudah bisa bertemu dengan Kama ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team