5 Desa di Bali yang Cocok buat Liburan Sendirian

Ketika desa-desa di Ubud sudah sangat ramai bagimu, coba untuk bergeser sejenak ke Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Ada berbagai tawaran wisata menenangkan yang asyik dilakukan sendiri. Mulai dari naik sepeda mengelilingi Desa Taro, hingga melihat Lembu Putih.

Tempat wisata Desa Taro mengandalkan kemampuan warganya sebagai pengelola, sehingga berbagai tempat wisatanya masih asri dan tidak ada gedung tinggi menjulang. Desa Taro ini terasa seperti rumah nyaman dengan hutan yang masih banyak sebarannya. Kamu juga bisa melihat langsung kunang-kunang dan sembahyang di Pura Gunung Raung.

Desa Tenganan di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem masih jadi idaman untuk kamu yang ingin melihat arsitektur tradisional. Suasana saat mengelilingi setapak demi setapak Desa Tenganan membuatmu merasa semakin membumi. Rumah di Desa Tenganan sebagian besar masih terbuat dari susunan batu maupun cetakan tanah sederhana. 

Ada juga ritual Perang Pandan yang mungkin membuatmu merasa ramai. Jadi jika ingin suasana hening, kamu dapat berwisata di luar jadwal  pelaksanaan Perang Pandan dan upacara adat di Desa Tenganan. Namun, selalu ingat sebelum berkunjung ke desa manapun di Bali untuk selalu menaati adat istiadatnya ya.

Masih ingat lagu debut grup No Na bertajuk Shoot? Ada adegan para member tampil memesona dengan pemandangan air terjun yang masih sangat asri. Saking asrinya, ada warga internet (warganet) yang mengira bahwa pemandangan itu adalah hasil dari teknologi kecerdasan buatan (AI).

Ternyata air terjun itu adalah Air Terjun Banyumala yang berlokasi di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Pemandangannya masih asri, dan kamu harus melalui anak tangga untuk sampai ke air terjun. Rasanya sangat segar dan menenangkan saat berendam pada sela-sela bebatuan air terjun. Tepat bagimu untuk menjernihkan pikiran.

Desa Trunyan terkenal dengan danau dan pemandangan pegunungannya yang asri. Termasuk kuburan dengan tumpukan tulang belulang juga jadi keunikan khas Desa Trunyan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jika ingin pengalaman menyepi dan sendiri yang berbeda, kamu dapat menjadikan Desa Trunyan sebagai pilihan.

Kamu dapat berkontemplasi dan mulai mempertanyakan eksistensimu di dunia ini. Daya hayat akan semakin mendukung jika kamu melihat dan merasakan langsung berada di area kuburan warga desa. Jenazah di Desa Trunyan hanya dikubur dan tulangnya diletakkan begitu saja. Uniknya, tidak ada aroma busuk. Sebab ada pohon atau taru yang berbau harum menyan. Inilah juga jadi cikal bakal nama Trunyan, yang berasal dari kata taru dan menyan.

Masih ingin sendirian tapi tetap mau berfoto di pemandangan yang unik? Kamu bisa ke Desa Manggisari di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Sebab di sini ada Wisata Bunut Bolong. Pohon Beringin di lokasi ini mengitari jalan membentuk terowongan, membuatnya semakin unik dan dapat perhatian. Meskipun suka menyendiri, tapi IDN Times menyarankan kamu mengajak pemandu warga desa lokal untuk menceritakan sejarah, dan menjelaskan aturan adat sebelum berwisata ke Bunut Bolong ya. Kalau ada rekomendasi desa di Bali lainnya dan cocok buat liburan sendirian, bagi infonya di kolom komentar ya.