2. Aktivitas melukis di Young Artist Painting

Young Artist Painting di Desa Sayan, Ubud. (facebook.com/Desa Wisata Sayan)

Ubud tak hanya indah alamnya, tetapi juga dikenal dengan seni lukisnya. Beragam aliran seni rupa berkembang di Ubud, satu di antaranya aliran Young Artist.

Arie Smit, seorang pelukis asal Belanda yang telah lama tinggal di Ubud, mencetuskan sebuah aliran seni rupa yang ia beri nama Young Artist. Tema yang diangkat biasanya tak jauh dari kehidupan masyarakat sehari-hari, dan pemandangan alam khas Ubud.

Jika mengunjungi Desa Sayan, kamu bisa belajar melukis bersama para maestro Young Artist yang ada di desa ini. Belajar melukis menjadi aktivitas favorit wisatawan pada saat mengunjungi Desa Sayan.

3. Spiritual healer

Jro Made sedang melalukan healing spiritual. (facebook.com/Desa Wisata Sayan)

Ubud juga dikenal sebagai lokasi yang dipilih wisatawan untuk melakukan healing spiritual atau pengobatan atau penyembuhan secara tradisional dengan kekuatan gaib. Desa Sayan terdapat healer yang cukup terkenal di kalangan masyarakat dan wisatawan, yaitu Jro Made Kontenshi.

Banyak masyarakat yang meminta bantuan penyembuhan secara tradisional kepada Jro Made, begitu ia sering disapa. Ia juga bisa membaca berbagai macam aspek kehidupan mulai dari karier, percintaan, rintangan kehidupan, transfer energi untuk mewujudkan jia sejati manusia yang ramah dan ceria.

Jika memiliki gangguan-gangguan dari kekuatan negatif seperti ilmu hitam dan sejenisnya, kamu bisa berkonsultasi dengan Jro Made. Menarik ya, tidak hanya aktivitas wisata, kamu juga bisa konsultasi spiritual di desa ini.

Baca Juga: 6 Fakta Layangan Naga Terbesar dari Sanur, Fenomenal di Bali

4. Melihat pementasan Angklung Gangsa

Angklung Gangsa di Desa Sayan, Ubud. (facebook.com/Desa Wisata Sayan)

Angklung Gangsa adalah seni budaya yang ada di Desa Sayan. Kata Gangsa memiliki arti bilah daun, sedangkan angklung adalah jenis gambelan atau gamelan.

Angklung Gangsa ada kaitannya dengan sejarah terbentuknya Desa Sayan. Gambelan ini pada zaman dahulu dibawa oleh penduduk Desa Mas, Ubud, di mana daun bilahnya berjumlah 4 lembar. Gambelan ini diwariskan hingga sekarang.

Angklung ini memiliki keunikan, terutama dari bahan pembuatannya. Angklung umumnya terbuat dari bahan bambu. Namun Angklung Gangsa terbuat dari bahan karawang. Kualitas nada dan suaranya khas, serta iramanya lebih tinggi dari angklung pada umumnya. Kamu bisa menemui pertunjukan Angklung Gangsa di beberapa tempat Desa Sayan.

5. Menikmati kuliner di Desa Sayan

Salah satu kuliner legendaris di Desa Sayan, Warung Mek Juwel. (instagram.com/warungmekjuwel)

Selama mengunjungi suatu tempat wisata, satu hal yang tidak boleh kamu lewatkan adalah mencoba kulinernya. Begitu juga ketika mengunjungi Desa Sayan, kamu wajib mencoba beberapa kuliner yang ada di desa ini.

Kamu bisa menikmati kuliner tradisional hingga modern. Beberapa tempat kuliner yang bisa dicoba adalah Warung D'Teba, Warung Mak Juwel, Warung Bijaku, Nasi Lawar Antos, hingga Warung O'lala Pizza yang khusus menjual beragam menu pizza. Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa baca artikel Kuliner Desa Sayan Ubud.

Kamu juga bisa menikmati kuliner di tempat-tempat berkelas, seperti yang dilakukan oleh Dian Sastro dan suami. Kamu tidak perlu khawatir jika mau mencoba kuliner di Desa Sayan.

Selain di atas, masih ada beragam aktivitas lain yang bisa dilakukan seperti bersepeda, water tubbing, trekking, dan sebagainya. Menarik ya desa yang dipilih oleh Dian Sastro dan suami ini.

Jika berminat mengunjungi desa wisata ini, kamu memerlukan waktu sekitar 45 menit berkendara dari Kota Denpasar. Mumpung liburan nih, langsung berangkat yuk!