TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Desa Tamblang di Buleleng, Objek Wisata Baru

Desanya tak sepopuler desa lainnya di Buleleng

Jokowi saat meresmikan Bendungan Danu Kerti atau Bendungan Tamblang. (Setkab.go.id)

Presiden Republik Indonesia, Joko "Jokowi" Widodo, meresmikan Bendungan Danu Kerti atau Bendungan Tamblang selama kunjungan kerjanya di Bali, Kamis (2/2/2023). Bendungan ini terletak di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.

Desa Tamblang belum sepopuler desa wisata lainnya di Kabupaten Buleleng seperti Desa Wisata Sudaji, Lemukih, Sangsit, dan lainnya. Untuk itu, artikel ini membahas beberapa fakta tentang Desa Tamblang.

Baca Juga: 5 Bendungan di Bali, Ada yang Baru Diresmikan Jokowi

Baca Juga: Sejarah Bendungan Tamblang yang Diresmikan Presiden Jokowi

1. Sejarah Desa Tamblang

Situasi Desa Tamblang. (Tamblang-buleleng.desa.id)

Keberadaan Desa Tamblang, dikutip dari Tamblang-buleleng.desa.id, ada kaitannya dengan Ki Pasek Bayad. Ki Pasek Bayad adalah seorang dukun (balian) sakti dan pemimpin di Desa Bayad. Desa Bayad dikenal sebagai desa yang tentram selama berada di bawah kepemimpinannya.

Seorang raja yang berkuasa kala itu, Dalem Ketut Ngelesir, mengutusnya untuk pergi ke Bali Utara. Ia mendapatkan tugas untuk menyatukan penduduk Bali Aga (asli) yang ada di Bali Utara. Ia kemudian tinggal di Desa Bayan Besti yang kini sebagai Desa Bayad.

2. Nama Desa Tamblang terkait dengan obat yang hilang

Situasi Desa Tamblang. (Tamblang-buleleng.desa.id)

Suatu saat, Desa Bayad diserang oleh sekelompok bajak laut dan Ki Pasek Bayad meminta penduduknya untuk mengungsi. Dalam perjalanan mengungsi itu banyak penduduknya yang sakit. Lalu ada seorang penduduk balik ke Desa Bayad dan meminta obat kepada Ki Pasek Bayad.

Namun dalam perjalanannya kembali ke kelompok pengungsian, obat tersebut hilang ketika  menyeberangi sungai. Orang tersebut berteriak "tamba hilang, tamba hilang (obat hilang, obat hilang)". Orang tersebut kemudian bermeditasi untuk memohon petunjuk agar obat tersebut ditemukan. Ia berjanji akan menetap di lokasi penemuan obat itu jika berhasil ditemukan.

Akhirnya obat tersebut bisa ditemukan dan diberikan ke penduduk yang sakit. Setelah Desa Bayad kembali tenang, mereka kembali ke Desa Bayad dan menceritakan kejadian tersebut ke Ki Pasek Bayad. Ki Pasek Bayad memerintahkan orang yang membawa obat tersebut untuk menetap di tempat ditemukannya obat tersebut dan meminta agar memberi nama desa "Tamba Hilang". Lama kelamaan, nama ini berubah menjadi Desa Tamblang.

3. Lokasi gerografis Desa Tamblang

Warga Desa Tamblang. (Tamblang-buleleng.desa.id)

Desa Tamblang berkembang menjadi pemukiman dan membentuk desa dinas yang terdiri dari tiga desa adat yaitu Desa Pakramana Tamblang, Desa Pakraman Tangkid, dan Desa Pakraman Kelampuak. Desa yang terletak di Kecamatan Kubutambahan ini memiliki luas wilayah 728 hektare dengan ketinggian 250-800 meter dari permukaan laut.

Desa ini memiliki batas-batas sebagai berikut:

  • Sebelah utara Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan
  • Sebelah timur Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan
  • Sebelah selatan Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan
  • Sebelah barat Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan.

4. Tradisi unik Ngeloang Capah di Desa Tamblang

Tradisi Ngeloang Capah. (Tamblang-buleleng.desa.id)

Desa Tamblang memiliki tradisi unik bernama Ngeloang Capah. Tradisi atau upacara Ngeloang Capah ini dilaksanakan oleh warga subak (para petani) sejak zaman dahulu.

Upacaranya terkait dengan Tradisi Napetin Tirta atau nunas (memohon) tirta (air suci) di Pura Ulun Danu, Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli. Capah ini berisi persembahan dari bermacam-macam hasil bumi, kue, telur, dan daging ayam utuh (satu ekor). Di bagian atas berisi sampian dari janur. Bentuk capah mirip gebogan, cuma berisi seperti list atau tepi berwarna biru.

Warga pada saat sehari setelah Purnama Sasih Kadasa (bulan kesepuluh) akan mengelilingi area Pura Bale Agung Desa Pakraman Tamblang sebanyak tiga kali, sambil membawa capah. Tradisi Ngeloang Capah ini bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur para petani atau krama subak Desa Tamblang atas hasil pertanian yang melimpah.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya