Makna Tumpek Landep, Benarkah Sebatas Upacara Benda Logam?

Bali emang gudangnya tradisi yang unik dan sakral ya

Umat Hindu di Nusantara, khususnya di Bali merayakan Hari Tumpek landep, Sabtu (10/9/2021). Perayaan ini dirayakan setiap 210 hari sekali, atau tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Landep dalam kalender Bali.

Umat Hindu di Bali biasanya melakukan upacara terhadap setiap benda yang terbuat dari logam mulai dari kendaraan, perabotan, dan sebagainya. Apakah benar Tumpek Landep merupakan piodalan atau upacara untuk benda logam?

Baca Juga: 5 Tradisi Unik di Klungkung Bali, Jadi Incaran Para Fotografer Dunia

1. Warga Bali biasanya mengupacarai pusaka ketika Tumpek Landep

Makna Tumpek Landep, Benarkah Sebatas Upacara Benda Logam?IDN Times/Wayan Antara

Landep memiliki arti tajam, yang disimbolkan sebagai benda pusaka seperti keris, tombak, dan sebagainya. Pada Hari Tumpek Landep pula, warga Bali melakukan pembersihan dan penyucian benda-benda tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu mengalami pergeseran. Upacara diberlakukan terhadap benda-benda yang tercipta dari karsa atau penajaman pikiran manusia seperti sepeda motor, mobil, mesin, komputer dan benda lain yang mempermudah hidup manusia.

2. Ungkapan rasa syukur terhadap segala sesuatu dari hasil pemikiran manusia

Makna Tumpek Landep, Benarkah Sebatas Upacara Benda Logam?IDN Times/Wayan Antara

Benda-benda tersebut diupacarai sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kemudahan, rahmat, serta ketajaman pikiran.

Artinya, umat diajarkan supaya memanfaatkan benda-benda dari hasil pemikiran manusia untuk kesejahteraan, dan kemakmuran dalam menjalankan kehidupan.

3. Manusia selalu diingatkan untuk mengasah pikiran

Makna Tumpek Landep, Benarkah Sebatas Upacara Benda Logam?IDN Times/Wayan Antara

Sulinggih sekaligus seorang akademisi, Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, mengungkapkan, pada Hari Tumpek Landep, manusia juga selalu diingatkan untuk
mengasah pikiran (Manah), budhi, dan citta. Harapannya supaya manusia dapat memerangi kebodohan, kegelapan, dan kesengsaraan.

"Landep artinya runcing, jadi runcingkan dan asahlah pikiran kita. Kita update diri kita sesuai kebutuhan zaman, sehingga kita bisa menghadapi situasi ancaman, hambatan, tantangan. Ini kunci filosofi dari Tumpek Landep," jelasnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya