Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik Badung

Tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Seni tari di Bali terdiri dari dua kategori, yaitu tari wali atau tari yang berhubungan dengan upacara dan tari untuk hiburan. Tari wali tidak dilaksanakan di sembarang tempat dan waktu, serta bersifat sakral.

Satu tari wali yang ada di Bali adalah Tari Baris Sumbu. Tari ini adalah jenis tari baris namun memiliki keunikan. Seperti apa Tari Baris Sumbu ini? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Jurnal Batari Rupa dengan judul Eksistensi Tari Baris Sumbu di Desa Adat Semanik, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung tahun 2021.

Baca Juga: 5 Fakta Pura Goa Raja, Tempat Ekor Naga Basuki Dipotong

Baca Juga: Apakah Mengirim Ilmu Hitam Semudah di Film Teluh Darah?

1. Asal nama Tari Baris Sumbu

Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik BadungPementasan Tari Baris Sumbu. (YouTube.com/Riva Argadia)

Tari baris sakral ini menggunakan kata sumbu yang mengambil dari nama peralatan. Tari Baris Sumbu menggunakan batang bambu sepanjang sekitar 2 meter. Bambu ini pada ujungnya berbentuk bulat sepert alat untuk memetik buah atau sering disebut sumbu. Karena itu, tari baris ini kemudian dinamakan Tari Baris Sumbu.

Bambu ini dihias dengan lilitan kain putih dan kuning. Pada bagian sumbu atau ujung bambu diisi berbagai bentuk sarana upacara.

2. Tari Baris Sumbu terkait upacara Neduh

Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik BadungPementasan Tari Baris Sumbu. (Warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Sebagai tari wali, tentu saja pementasan Tari Baris Sumbu ini ada kaiannya dengan upacara. Upacara tersebut dinamakan Neduh yang dilaksanakan di Desa Adat Semanik, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Upacara Neduh termasuk bentuk upacara Dewa Yadnya (persembahan suci kepada Ida Sang Hyang Widhi).

Upacara ini sebagai upacara bersih desa untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa ) sebagai penganugerah kerahayuan alam semesta beserta isinya. Selain itu, upacara ini juga sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberikan ketenangan hingga keharmonisan

Tari Baris Sumbu ditarikan pada Sasih Kapitu (bulan ketujuh dalam kalender Bali), nemu Umanis (Sebutan hari Panca Wara yaitu Umanis, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon).

3. Makna pementasan Tari Baris Sumbu

Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik BadungPementasan Tari Baris Sumbu. (Warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Pementasan Tari Baris Sumbu pada upacara Neduh merupakan warisan tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun. Pementasan ini memiliki beberapa makna yaitu:

  • Sebagai bentuk persembahan, doa, dan permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, yang diwujudkan dalam bentuk sumbu
  • Sebagai bentuk ungkapan rasa bakti dan syukur atas karunia berupa keharmonisan, panen yang berlimpah, keselamatan, dan lainnya
  • Sebagai bentuk interaksi sosial antarmasyarakat. Sebab semua unsur masyarakat terlibat dan merasa terikat sebagai satu kesatuan selama pementasan Tari Bari Sumbu.

4. Sarana yang digunakan

Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik BadungSarana tipat pada Tari Baris Sumbu. (YouTube.com/Riva Argadia)

Selain tongkat bambu dan sumbu, Tari Baris Sumbu ini menggunakan beberapa sarana lainnya yaitu:

  • Tipat atau ketupat, bantal, blayag, dan sejenisnya. Sarana ini sebagai simbol perempuan atau pradana
  • Jaja bantal yang terbuat dari campuran ketan, bentuknya memanjang dan terbungkus daun kelapa. Jaja bantal ini adalah simbol purusa atau laki-laki
  • Penyatuan tipat dan bantal ini sebagai simbol seks laki-laki dan perempuan. Dari penyatuan ini akan melahirkan anugerah berupa kebahagiaan, kesuburan, kemakmuran, dan kekuatan
  • Sapsap adalah sarana yang paling penting dalam Tari Baris Sumbu. Sapsap ini diikatkan di bagian sumbu atau ujung bambu. Sapsap adalah simbol Cili atau Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan.

5. Proses pementasan Tari Baris Sumbu

Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik BadungPementasan Tari Baris Sumbu. (YouTube.com/Riva Argadia)

Tari Baris Sumbu dipentaskan oleh empat orang pemuda setempat yang masih remaja. Mereka akan memakai pakaian dan riasan sederhana, yaitu pakaian adat ke pura. Begitu juga dengan tariannya, para penari akan menari dengan gerakan sederhana yang diiringi oleh tetabuhan Gong Kebyar.

Selama menari, keempat pemuda tersebut berada di setiap panggungan (tempat menaruh dan menata sarana upacara). Kemudian para penari sambil membawa sumbu berputar ke arah kanan sebanyak tiga kali. Para penari lalu berkumpul di halaman pura. Selanjutnya sumbu yang berisi jajanan tipat bantal akan ditaburkan ke arah masyarakat.

Masyarakat akan berebutan untuk mendapatkan berkah tersebut. Jajan bantal yang berhasil didapatkan akan dinikmati sebagian, dan sisanya lagi ditaburkan ke kebun milik masyarakat.

Tari Baris Sumbu ini telah tercatat sebagai Warisan Tak Benda Indonesia pada tahun 2017. Nomor registrasi dari Tari Baris Sumbu ini adalah 2017007552. Semoga bisa dilestarikan oleh generasi penerus di Desa Adat Semanik.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya