Denpasar, IDN Times - Warga Negara Asing (WNA) yang melakukan foto telanjang di pohon suci Pura Babakan, Desa Adat Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan kembali terjadi. WNA tersebut adalah seorang perempuan berinisial LK (40) asal Rusia.
Ia sudah diamankan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar untuk dimintai keterangan, dan diminta untuk segera meninggalkan wilayah Indonesia.
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Bali, Baron Ichsan, mengatakan LK menginap di vila daerah Pererenan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Petugas yang mendatangi lokasi kemudian mendapatkan informasi bahwa LK sudah berpindah lokasi di vila lain.
Tim Inteldakim selanjutnya mengamankan LK di vila baru, dan membawa dia ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, pada Rabu (12/4/2023). LK masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggunakan Izin Tinggal Terbatas Investor yang berlaku hingga 10 Desember 2024. Peran LK diakui sangat penting di bidang properti Indonesia.
“LK dibawa ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Baron, Kamis (13/4/2023).
Dari keterangan LK, foto telanjang di pohon tersebut diambil tiga tahun lalu, tepatnya 11 April 2021 sekitar pukul 08.00 Wita dengan alasan ingin menyatu bersama alam. LK tidak mengetahui jika lokasi tersebut disucikan.
“LK mengaku dalam foto tersebut hanya menggunakan celana dalam kemudian diedit oleh temannya yang berinisial A agar foto tersebut lebih menyatu dengan alam,” ujar Baron.
Kejadian ini berulang karena para wisatawan tidak mengetahui bahwa kawasan tersebut disucikan. Sehingga pihaknya meminta agar pemerintah segera menyelesaikan buku panduan Do and Don’t. Mengingat tidak semua orang tahu hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat beriwisata ke Bali.
“Saya mengimbau kepada pemerintah daerah untuk mempercepat proses penyelesaian buku panduan,” ungkapnya.
Baron mengatakan, LK harus meninggalkan wilayah Indonesia sebagai sanksinya. LK diminta menyiapkan sendiri tiket kepulangannya. Sedangkan untuk waktunya belum bisa ditentukan.
“Kepada yang bersangkutan akan segera kami beri penindakan, dan segera memerintahkan yang bersangkutan untuk meninggalkan wilayah Republik Indonesia,” kata Baron.