Karangasem, IDN Times - Gempa beruntun dirasakan oleh warga yang tinggal di Kabupaten Karangasem dan sekitarnya, Selasa (13/12/2022) sore. Sejak pukul 17.57 Wita, sudah terjadi lebih 10 kali gempa susulan yang berpusat di wilayah Kabupaten Karangasem.
Kondisi ini membuat warga panik. Beberapa warga memilih tidur di luar kamar, karena khawatir ada gempa susulan. Berdasarkan rilis resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik ini tidak berpotensi tsunami.
Warga asal Kota Amlapura, Kabupaten Karangasem, Komang Arimbawa, mengaku sangat panik. Ia merasakan 7 kali gempa sejak sore tadi.
"Saya saja sudah menghitung merasakan 7 kali gempa," ungkap Arimbawa, Selasa (13/12/2022).
Ketika gempa terjadi, ia bersama keluarganya sedang berada di dalam rumah. Mendengar kaca jendela bergetar, ia dan keluarganya langsung lari menyelamatkan diri.
"Saya lari tadi. Saat gempa pertama usai, kami kembali ke dalam kamar. Setelah itu ada gempa lagi, kami lagi lari keluar kamar," katanya.
Karena khawatir terjadi gempa susulan, Arimbawa dan keluarganya akan tidur di luar kamar untuk sementara waktu.
"Sekeluarga khawatir gempa susulan lagi. Jadi rencananya mau tidur di teras rumah dulu. Biar kalau ada gempa susulan lagi, lebih cepat keluar ke halaman," jelas Arimbawa.
Situasi di beberapa tempat publik wilayah Kabupaten Karangasem crowded pada saat gempa terjadi. Seperti Rumah Sakit Balimed Karangasem. Berdasarkan video yang beredar, warga dan pasien menyelamatkan diri keluar gedung setelah gempa.
Begitu pula situasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem. Karena khawatir terjadi gempa susulan, para pasien untuk sementara dirawat di halaman. Tenda darurat telah didirikan untuk merawat pasien di halaman rumah sakit.
"Sementara pasien dirawat di halaman rumah sakit. Kami juga jaga psikologis pasien, karena mereka khawatir gempa susulan," ungkap Kabid Pelayanan RSUD Karangasem, I Komang Wirya.
Berdasarkan rilis resmi BMKG yang diterima IDN Times Bali, gempa tektonik ini berpusat di Pantai Timur Karangasem. Dari hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,29° LS ; 115,62° BT, atau tepatnya berlokasi di laut berjarak 1 kilometer arah Timur Kubu, Karangasem dengan kedalaman 30 kilometer.
Ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Hingga pukul 18.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 13 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,6," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono SSi MSi, dalam rilis resminya.