Utak-Atik Data Kasus COVID-19 di Bali dan Nasional, Masih Berbeda Ya

Kasus kumulatif positifnya ada selisih 152 orang

Denpasar, IDN Times - Data kasus COVID-19 secara nasional seringkali tidak sama dengan data di provinsi atau kabupaten/kota sejak awal Maret 2020 lalu. Provinsi Bali sendiri pernah dihadapkan oleh permasalahan perbedaan rekap data kasus.

Kematian seorang anak berinisial GALP (12) ini, misalnya. Bocah asal Desa Serongga, Kabupaten Gianyar yang meninggal dunia pada Sabtu (30/5/2020) ini sempat menyisakan teka-teki. Kematiannya tercatat dalam data kasus COVID-19 harian di Kabupaten Gianyar kala itu, namun tidak masuk dalam data kematian COVID-19 Provinsi Bali. Menurut Ketua Harian Gugus Tugas Pencegahan COVID-19 Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, hasil swab GALP baru keluar setelah dimakamkan oleh keluarganya dan terkonfirmasi positif COVID-19.

Sebelum meninggal, GALP mengalami demam pada Minggu (24/5/2020), dan dirawat selama dua hari di rumahnya. Kemudian Kamis (28/5/2020), ia dirawat ke Rumah Sakit Ganesha, Kabupaten Gianyar. Karena kesadarannya terus menurun, GALP dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Wisnu menjelaskan, GALP mengalami gejala berupa demam, mual, muntah, malgia dan nyeri ketika menelan.

Dari hasil rapid test yang dilakukan pada Sabtu (30/5/2020), menunjukkan reaktif. Sehingga dilakukan tes swab. Belum selesai hasil swabnya keluar, GALP meninggal dunia. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka (Tidak langsung dimakamkan). Ia dimakamkan secara Agama Hindu pada hari Minggu (31/5/2020).

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar baru menerima hasil uji swab di hari Senin (1/6/2020), bahwa GALP terkonfirmasi positif COVID-19. Hingga akhirnya petugas melakukan kontak tracing terhadap kasus ini.

Kasus GALP ini juga sempat diaudit. Wisnu mengakui masih mendalami penyebab kematian GALP.

“Masih dicari atau diaudit, mengingat ada gejala DB (Demam Berdarah) dan suspek ensefalitis. Keluarga pasien sampun (Sudah) dijelaskan dan menerima diswab, dan meminta segera diinformasikan hasil swabnya,” ungkapnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 kala itu, Achmad Yurianto, pernah memberikan penjelasan terkait perbedaan data kasus COVID-19 antara pemerintah pusat dan daerah, Rabu (1/4/2020). Menurutnya, hal itu terjadi lantaran data yang dimiliki oleh daerah bersifat dinamis seiring tracing contact kepada pasien positif COVID-19.

“Begitu dia (Daerah) melakukan pemeriksaan hasilnya dikirim ke kita di pusat. Pusat di rekap dengan data yang besar disertai identitas lengkap,” kata Yuri dalam acara Jubir Pemerintah Jawab Pertanyaan Publik Soal Virus Corona yang disiarkan di YouTube IDN Times.

 

Setelah itu, data tersebut dikembalikan lagi kepada daerah untuk mencari tahu tracing contact pasien. Sejak itulah data antara pemerintah pusat dan daerah terjadi perbedaan.

“Nah pada saat tracing, dia (daerah) akan menemukan kasus yang dicurigai, mereka mengatakan ODP, PDP (Kala itu Pemerintah Pusat masih menggunakan istilah ODP dan PDP). Data ini yang kemudian simpang siur sehingga datanya tidak sama,” ujarnya.

Pemerintah Pusat selalu mengacu pada data yang telah terkonfirmasi berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium.

“Misal angka kematian, data kita berbasis pada hasil konfirmasi positif. Jadi pasien kalau kemudian meninggal, ini jadi pasien meninggal satu. Tapi di daerah ada orang yang meninggal hasil labnya belum keluar, akhirnya jadi ragu-ragu meninggal karena apa, paling gampang meninggal karena COVID-19. Jadi di daerah meninggal dua di pusat meninggal satu,” katanya.

Lalu bagaimana kesesuaian rekap data kasus di daerah dan nasional sekarang ini? Berikut hasil rangkuman IDN Times antara data kasus harian COVID-19 Provinsi Bali dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional.

Baca Juga: Begini Cara Menangani Jenazah COVID-19 Beragama Hindu

1. Rekap data kasus harian COVID-19 Provinsi Bali dari tanggal 11 sampai 16 Januari 2021

Utak-Atik Data Kasus COVID-19 di Bali dan Nasional, Masih Berbeda YaPelaksanaan vaksinasi COVID-19 di RSUP Sanglah Denpasar (Dok.IDN Times/RSUP Sanglah)

Data COVID-19 di Provinsi Bali sejak 11 sampai 15 Januari 2021 yang dicatat oleh Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali adalah:

  • 11 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 253 orang. Masing-masing terdiri dari 228 orang melalui transmisi lokal dan 25 Pelaku Perjalanan dalam Negeri (PPDN). Sembuh sebanyak 162 orang dan 4 orang meninggal dunia.

Sementara itu jumlah kasus kumulatif terkonfirmasi positif berjumlah 19.637 orang, sembuh 17.470 orang (88,96 persen) dan meninggal dunia 567 orang (2,89 persen). Kasus aktif menjadi 1.600 orang (8,15 persen).

  • 12 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 350 orang. Masing-masing terdiri dari 300 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 2 Warga Negara Asing (WNA) melalui transmisi lokal, 41 PPDN, serta 5 WNI dan 2 WNA tercatat sebagai Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Sembuh sebanyak 136 orang, dan 6 orang meninggal dunia.

Jumlah kasus secara kumulatif terkonfirmasi positif berjumlah 19.987 orang, sembuh 17.606 orang (88,09 persen), dan meninggal dunia 573 orang (2,87 persen). Kasus aktif menjadi 1.808 orang (9,05 persen).

  • 13 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 268 orang (Masing-masing 236 orang melalui transmisi lokal dan 32 PPDN). Sembuh sebanyak 121 orang dan 6 orang meninggal dunia.

Jumlah kasus secara kumulatif terkonfirmasi positif 20.255 orang, sembuh 17.727 orang (87,52 persen) dan meninggal dunia 579 orang (2,86 persen). Kasus aktif menjadi 1.949 orang (9,62 persen).

  • 14 Januari 2021

Terkonfirmasi harian 297 orang (277 orang melalui transmisi lokal, 19 PPDN dan 1 PPLN). Sembuh sebanyak 248 orang dan 2 orang meninggal dunia.

Jumlah kasus secara kumulatif terkonfirmasi positif 20.552 orang, sembuh 17.975 orang (87,46 persen) dan meninggal dunia 581 orang (2,83 persen). Kasus aktif menjadi 1.996 orang (9,71 persen).

  • 15 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 311 orang (294 orang melalui transmisi lokal dan 17 PPDN). Sembuh sebanyak 202 orang dan 6 orang meninggal dunia.

Jumlah kasus kumulatif terkonfirmasi positif 20.863 orang, sembuh 18.177 orang (87,13 persen) dan meninggal dunia 587 orang (2,81 persen). Kasus aktif menjadi 2.099 orang (10.06 persen).

Baca Juga: Gunakan Web SSO, Begini Alur Input Data Kasus COVID-19 di Tabanan

2. Rekap data kasus harian COVID-19 Nasional untuk wilayah Provinsi Bali pada tanggal yang sama:

Utak-Atik Data Kasus COVID-19 di Bali dan Nasional, Masih Berbeda YaPantauan Pos PKM yang berada di Jalan Gunung Salak (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu data COVID-19 di Provinsi Bali sejak 11 sampai 15 Januari 2021 yang dicatat oleh Satgas Penanganan COVID-19 Nasional hingga pukul 12.00 WIB adalah:

  • 11 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 253 orang, sembuh sebanyak 162 orang dan 4 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah kasus kumulatif positif 19.485 orang, sembuh 17.361 orang dan meninggal dunia 563 orang.

  • 12 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 350 orang, sembuh sebanyak 136 orang dan 6 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah kasus kumulatif positif 19.835 orang, sembuh 17.497 orang dan  meninggal dunia 569 orang.

  • 13 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 268 orang, sembuh sebanyak 121 orang dan 6 orang meninggal dunia.

Sementara jumlah kasus kumulatif positif 20.103 orang, sembuh 17.618 orang dan  meninggal dunia 575 orang.

  • 14 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 297 orang, sembuh sebanyak 248 orang dan 2 orang meninggal dunia.

Sementara jumlah kasus kumulatif positif 20.400 orang, sembuh 17.866 orang dan  meninggal dunia 577 orang.

  • 15 Januari 2021

Terkonfirmasi harian sebanyak 311 orang, sembuh sebanyak 202 orang dan 6 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah kasus kumulatif positif 20.711 orang, sembuh 18.068 orang dan  meninggal dunia 583 orang.

Baca Juga: Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan Mendata

3. Mengapa data rekap antara daerah dan nasional berbeda?

Utak-Atik Data Kasus COVID-19 di Bali dan Nasional, Masih Berbeda YaRelawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jika diperhatikan pada ulasan di atas, terdapat perbedaan pencatatan jumlah kasus terkonfirmasi positif, sembuh, dan meninggal antara data di daerah dan nasional.

Seperti pada Jumat (15/1/2021), data dari satgas daerah terkonfirmasi harian sebanyak 311 orang dan kasus kumulatif terkonfirmasi positif berjumlah 20.863 orang. Sembuh sebanyak 202 orang dan total kumulatif sembuhnya 18.177 orang. Lalu 6 orang meninggal dunia dan total kumulatif kasus meninggal dunia berjumlah 587 orang.

Sedangkan data dari satgas nasional, yang terkonfirmasi positif harian sebanyak 311 orang dan total kumulatifnya berjumlah 20.711 orang. Sembuh sebanyak 202 orang dan total kumulatif sembuh 18.068 orang. Lalu jumlah kematian harian tercatat 6 orang dan total kumulatif meninggal dunia berjumlah 583 orang.

Jika dibandingkan, maka ada selisih kumulatif positif 152 orang, kumulatif sembuh selisih 109 orang, dan kumulatif meninggal dunia selisih 4 orang.

Dikonfirmasi terpisah terkait perbedaan data tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, hanya menjawab singkat bahwa kejadian ini tidak sering terjadi.

“Kadang-kadang bisa terjadi perbedaan, tapi tidak sering. Ini bisa terjadi karena di pusat, data harus masuk paling lambat jam 12.00 (WIB),” ungkapnya.

Pernyataan ini nampaknya selaras dengan Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika. Dalam pelaporan kasus COVID-19 yang terbaru, setiap layanan kesehatan diminta untuk memasukkan semua data positif ke dalam web SSO (Layanan jaringan web service yang menerapkan sistem Single sign-on) sebelum pukul 13.00 Wita.

"Namun terkadang karena banyaknya laporan, transfer data dari tim dan keterbatasan tenaga, target ini bisa molor dan clear jam 15.00 Wita," ungkap Suratmika.

Selain itu ada juga kasus positif COVID-19 yang hasilnya keluar hari ini, tetapi karena pendataan telah melebihi waktu yang ditargetkan, maka pelaporan kasus dimasukkan pada keesokan harinya.

"Tetapi data antara Kabupaten dengan Provinsi akan sama dengan sistem ini."

Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang alur input data ke web SSO, silakan klik di sini.

Baca Juga: Mengucilkan Orang yang Kena COVID-19 Justru Memicu Penularan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya