Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan Mendata

Kalau sudah begini, enaknya gimana ya solusinya?

Klungkung, IDN Times - Pendataan kasus COVID-19 di Kabupaten Klungkung selama ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Klungkung, dengan memanfaatkan surveilans yang tersebar di empat kecamatan wilayah Klungkung (Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan, dan Kecamatan Nusa Penida). Data perkembangan kasus harian itu lalu diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Data inilah yang menjadi acuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan status risiko penularan COVID-19 di Klungkung.

Baca Juga: Prioritas Dapat Vaksin COVID-19, Perawat di Bali Mengaku Masih Ragu 

1. Pusat biasanya mengevaluasi data dari kabupaten/kota setiap dua minggu sekali

Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan MendataPerjalanan Pandemik COVID-19 di Indonesia sejak Januari-Oktober 2020 (IDN Times/Sukma Shakti)

Sistem pendataan COVID-19 baru dilakukan ketika ada temuan kasus dan hasil tracking. Data masyarakat baru bisa masuk data setelah hasil swab polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan positif terkonfirmasi COVID-19. Data itu dikeluarkan oleh Laboratorium PCR Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung.

"Setelah ada warga terkonfirmasi positif, tim surveilans kami langsung melakukan tracking. Kembali dilakukan swab PCR terhadap orang-orang yang kontak (Kontak erat dengan warga terkonfirmasi positif COVID-19)," jelas Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Swapatni, Jumat (15/1/2021).

Data harian itu diserahkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali, untuk selanjutnya diteruskan ke pusat.

"Nanti berdasarkan data itu, juga menjadi pertimbangan BNPB untuk menentukan zona risiko penularan COVID-19. Biasanya data kabupaten ini akan dievaluasi oleh pusat selama dua minggu sekali."

Baca Juga: Komunikasi COVID-19 Satu Pintu di Bali Banyak Kurangnya, Imbauan Terus

2. Dulunya, hasil swab baru bisa diketahui dua sampai tiga hari. Sebab swab masih diuji di Provinsi Bali

Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan MendataIlustrasi. Pengoperasian laboratorium PCR COVID-19. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

RSUD Klungkung menerima bantuan mesin PCR dari BNPB untuk pelaksanaan uji swab pada November 2020 lalu. Hal ini untuk membantu pendataan COVID-19 di Kabupaten Klungkung. Semenjak ada bantuan mesin, hasil swabnya bisa keluar hanya dalam beberapa jam. Sehingga tracing dan pendataan di lapangan bisa lebih cepat.

"Dengan adanya alat PCR di RSUD Klungkung, kami sudah bisa lakukan uji swab secara mandiri. Kalau sebelumnya harus ke provinsi, dan hasilnya baru dua sampai tiga hari diketahui. Sehingga tracing dan pendataan sebelumnya menjadi lebih lamban," kata Swapatni.

Baca Juga: Penderita Hipertensi Belum Layak Divaksin COVID-19, Ini Daftarnya

3. Kabupaten Klungkung hanya memiliki satu laboratorium PCR, yaitu di RSUD Klungkung dan mampu menguji 500 sampel per hari

Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan MendataIlustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sementara Direktur RSUD Klungkung, Dr I Nyoman Kesuma, mengatakan maksimal Laboratorium PCR RSUD Klungkung bisa menguji 500 sampel dalam sehari. Lab PCR ini hanya satu-satunya di Klungkung, dan dalam operasionalnya melayani uji swab masyarakat yang tersebar di empat kecamatan wilayah Klungkung.

"Dengan adanya alat pengujian swab test ini, pemeriksaan masyarakat cepat diketahui hasilnya dibandingkan ketika harus membawa ke laboratorium rujukan, yang hasilnya baru keluar paling cepat tiga hari. Lantaran antrean panjang dari seluruh wilayah di Bali. Sehingga kinerja pendataan Satgas COVID-19 di Klungkung juga lebih cepat," terang Kesuma.

Baca Juga: Mengucilkan Orang yang Kena COVID-19 Justru Memicu Penularan

4. Masyarakat masih takut stigma sebagai pasien COVID-19

Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan MendataIlustrasi - Ruang deteksi polymerase chain reaction (PCR). (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Pada dasarnya tenaga surveilans masih mumpuni untuk melakukan tracking dan pendataan COVID-19. Begitu pula Lab PCR RSUD Klungkung, kapasitasnya masih mencukupi untuk melayani tes swab tes di Kabupaten Klungkung.

Hanya saja, terkadang tim surveilans masih menemukan beberapa kendala. Satu di antaranya stigma negatif dari masyarakat akan COVID-19.

"Biasanya kalau kami tracking, ada masyarakat yang enggan untuk tes swab. Alasannya mereka takut dijauhi masyarakat sekitar. Itu yang cukup menyulitkan kami," jelas seorang tim surveilans di Klungkung, Ketut Adnyani.

Ia beberapa kali harus memberikan penjelasan kepada masyarakat, bahwa tracking dan pendataan COVID-19 penting dilakukan untuk memutus rantai penyebaran.

"Terutama di awal-awal pandemik, kami cukup kesulitan di lapangan. Tapi saat ini masyarakat sudah bisa menerimalah, walau memang ada yang masih takut dengan stigma pasien COVID-19."

Menurut Psikolog Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Retno IG Kusuma, stigmatisasi COVID-19 ini seperti memberikan cap buruk kepada orang yang memeriksakan diri, orang yang mendapatkan hasil tes positif termasuk anggota keluarganya dan petugas kesehatan. Sementara viktimisasi adalah memperlakukan orang lain secara tidak adil terhadap pasien COVID-19 dengan menggunjing dan menyalahkannya. Hal ini membuat mereka semakin terpuruk dan merasa bersalah.

Kenapa stigma itu bisa muncul? Kata Retno, ada beberapa faktor yang memengaruhinya seperti:

  • COVID-19 merupakan penyakit baru dan menular
  • Pemahaman masyarakat yang minim terhadap COVID-19
  • Ketidakpastian hidup akibat wabah

Berangkat dari ketidaktahuan itulah kemudian muncul ketakutan. Sehingga masyarakat dengan mudah menyalahkan orang lain, terutama kepada mereka yang memiliki kontak dengan COVID-19.

“Kita sering takut pada sesuatu yang tidak kita ketahui. Sehingga mudah menyalahkan orang lain atas rasa takut tersebut. Jadi parno sehingga muncul stigma,” kata Retno, Selasa (12/5/2020) lalu.

5. Berikut ini data kasus harian COVID-19 di Kabupaten Klungkung dari tanggal 11 sampai 15 Januari 2021:

Enggan Tes Swab Karena Takut Dijauhi, Tim Surveilans Kesulitan MendataIlustrasi Rapid Test Tim IDN Times (IDN Times/Herka Yanis)

Senin (11/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1023 pasien
  • Sembuh: 976 pasien
  • Masih dalam perawatan: 25 pasien
  • Meninggal: 22 pasien

Selasa (12/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1028 pasien
  • Sembuh: 983 pasien
  • Masih dalam perawatan: 23 pasien
  • Meninggal: 22 pasien

Rabu (13/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1030 pasien
  • Sembuh: 985 pasien
  • Masih dalam perawatan: 23 pasien
  • Meninggal: 22 pasien

Kamis (14/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1035 pasien
  • Sembuh: 988 pasien
  • Masih dalam perawatan: 25 pasien
  • Meninggal: 22 pasien

Jumat (15/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1040 pasien
  • Sembuh: 990 pasien
  • Masih dalam perawatan: 27 pasien
  • Meninggal: 23 pasien.

Sementara data kasus harian yang tercatat di Provinsi Bali pada hari sama adalah:

Senin (11/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1026 pasien
  • Sembuh: 976 pasien
  • Masih dalam perawatan: 28 pasien
  • Meninggal dunia: 22 pasien

Selasa (12/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1028 pasien
  • Sembuh: 983 pasien
  • Masih dalam perawatan: 23 pasien
  • Meninggal dunia: 22 pasien

Rabu (13/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1030 pasien
  • Sembuh: 985 pasien
  • Masih dalam perawatan: 23 pasien
  • Meninggal dunia: 22 pasien

Kamis (14/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1035 pasien
  • Sembuh: 988 pasien
  • Masih dalam perawatan: 25 pasien
  • Meninggal dunia: 22 pasien

Jumat (15/1/2021)

  • Terkonfirmasi: 1040 pasien
  • Sembuh: 990 pasien
  • Masih dalam perawatan: 27 pasien
  • Meninggal dunia: 23 pasien.

Dari kedua data milik Kabupaten Klungkung dan Provinsi Bali ada perbedaan. Yaitu data pada Senin (11/1/2021). Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kabupaten Klungkung, pasien yang terkonfirmasi sebanyak 1023 orang dan masih dalam perawatan sebanyak 25 orang. Sedangkan data Satgas COVID-19 Provinsi Bali menyebutkan, pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 1026 orang dan masih dalam perawatan 28 orang.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya