Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Kita Capek Padahal Gak Ngapa-ngapain? Ini Penjelasannya

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Pernah merasa capek seharian, padahal cuma rebahan atau scrolling media sosial (medsos)? Jangan buru-buru merasa malas . Ini bisa jadi tanda kelelahan mental. Sebuah riset sudah membuktikannya. Jadi, jangan mengira kalau diam saja itu berarti sedang istirahat ya. Yuk, sama-sama cek ulasannya di bawah ini.

1. Kelelahan tak selalu fisik, ada yang namanya mental fatigue

Kebanyakan dari kamu mengaitkan rasa lelah dengan aktivitas fisik seperti kerja keras, olahraga, atau aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh. Tapi, psikologi menjelaskan ada yang disebut mental fatigue atau kelelahan mental—kondisi saat otak bekerja keras, walaupun tubuhmu diam.

Contohnya? Saat kamu:

  • Menahan emosi dalam waktu lama

  • Berpikir terus menerus soal masa depan atau keputusan sulit

  • Menyimpan beban pikiran, overthinking, atau merasa khawatir

Menurut American Psychological Association (APA), kelelahan mental terjadi ketika kamu mengalami stimulasi kognitif berlebihan tanpa istirahat emosional. Jadi, rebahan sambil scrolling TikTok bisa tetap bikin lelah kalau kamu sedang merasa anxious atau overthinking.

2. Energi psikologis itu nyata, dan bisa habis

Psikologi positif mengenalkan konsep ego depletion, yaitu kelelahan akibat pengendalian diri dan pengambilan keputusan terus-menerus. Otak kita perlu “bahan bakar” untuk berpikir, fokus, dan mengontrol emosi.

Bayangkan seperti baterai handphone:

  • Setiap kali kamu menahan emosi (gak marah pas kesal)

  • Menyusun kalimat untuk menghindari konflik

  • Atau sekadar mikirin semua hal yang belum selesai.

Baterai emosimu berkurang. Kalau gak diisi ulang, kamu akan merasa lelah walau fisikmu diam.

3. Otak bisa overstimulated walau badan diam

Saat kamu scrolling media sosial selama berjam-jam, tanpa sadar otakmu menerima banyak sekali informasi—berita buruk, perbandingan sosial, komentar negatif. Ini membuat otak bekerja keras memproses dan menyaring emosi.

Neuroscience membuktikan, otak yang menerima banyak stimuli visual dan emosional secara terus-menerus mengalami stres serupa dengan orang yang sedang multitasking berat.

4. Diam tak sama dengan istirahat

Sering kali kita mengira “tidak melakukan apa-apa” berarti sedang istirahat. Padahal, kalau saat diam kita:

  • Merasa bersalah karena tidak produktif

  • Overthinking soal masa lalu dan masa depan

  • Cemas akan ekspektasi sosial

Maka, kita justru sedang membebani sistem psikologis kita lebih berat daripada aktivitas fisik.

5. Lalu, Gimana Cara Recharge yang Efektif?

Berikut beberapa cara berdasarkan pendekatan psikologi untuk mengisi ulang tenaga secara mental:

  • Lakukan aktivitas yang melibatkan kesadaran penuh (mindfulness): misalnya menggambar, journaling, atau merawat tanaman

  • Ambil waktu benar-benar hening (mental rest) tanpa gawai, musik, atau interaksi digital

  • Tidur cukup karena tidur adalah reset alami bagi sistem kognitif dan emosional

  • Batasi beban kognitif harian: gak perlu semua dipikirin hari ini juga

  • Validasi perasaan lelah: capek karena mikir dan merasa itu valid, bukan karena kamu “malas”.

Capek tanpa aktivitas itu nyata dan valid

Kamu tidak aneh, kamu tidak malas. Capek tanpa aktivitas fisik bisa jadi tanda kamu mengalami kelelahan mental. Jangan menunggu burnout dulu untuk mulai peduli dengan kesehatan mentalmu.

Kadang, istirahat terbaik adalah yang benar-benar menghentikan stimulasi. Bukan cuma rebahan, tapi juga memberi ruang bagi pikiran dan hati untuk bernapas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us