3 Film Kemanusiaan Diputar Di bali, Penonton Sesuai Syarat

- Festival Film Kemanusiaan (FFK) 2024 menampilkan film bertema kemanusiaan selama 2 hari di MASH Art House Cinema.
- Tiga film yang dipilih adalah Re:Orientations, Senyap, dan Kembali Pulang, masing-masing menyentuh aspek spektrum isu kemanusiaan.
- Penonton harus mendaftar dengan kartu tanda pengenal resmi dan FFK 2024 membatasi usia serta jumlah penonton.
Denpasar, IDN Times - Festival Film Kemanusiaan (FFK) 2024 kembali menyentuh hati masyarakat melalui film yang bertema kemanusiaan. Film-film yang terpilih ditayangkan selama 2 hari, yakni pada 20-21 Desember 2021 di MASH Art House Cinema.
Artistic Director FFK 2024, Edo Wulia mengungkap, film bertema kemanusiaan ini lekat dengan kehidupan manusia. Bersama Yayasan Kino Media, pihaknya mengangkat film yang bersentuhan dengan kemanusiaan, sesuai dengan budaya sinema, yang juga meletakkan kemanusiaan sebagai nilai-nilai yang hidup, tidak lepas dari pola, cerita, dan kisah-kisah.
"Isu kemanusiaan tak lepas dari isu lingkungan, kesetaraan gender, isu minoritas, dan keberagaman," ungkapnya pada Jumat (20/12/2024).
1. Ada tiga film kemanusiaan terpilih, penonton juga diseleksi

Dalam keterangannya, Edo menyampaikan tiga film bertema kemanusiaan pilihan yang tayang itu adalah:
- Re:Orientations (2016, dir. Richard Fung)
- Senyap (The Look of Silence; 2014, dir. Joshua Oppenheimer, Anonim)
- Kembali Pulang (Going Home; 2023, dir. Tinton Aryo Putro)
Film tersebut merupakan dokumenter yang masing-masing menyentuh berbagai aspek spektrum isu kemanusiaan tersebut. Lebih lanjut, mempertimbangkan sifat sensitif isu-isu yang diangkat tahun ini, FFK 2024 dengan tegas membatasi usia dan jumlah penonton.
Selain itu, panitia juga memberlakukan aturan bahwa calon penonton wajib mendaftar menggunakan kartu tanda pengenal resmi untuk yang ingin hadir menonton.
2. Ketiga film menyoroti berbeda isu, ada fokus tentang queer

Ketiga film FFK tahun ini dipilih secara kolektif oleh komite. Film-film yang menyentuh berbagai aspek kemanusiaan ini mengajak audiens untuk berpikir dan memperluas sudut pandang bersama. Ketiga film tersebut menyorot isu-isu yang berbeda tetapi masih universal dalam relevansinya kepada kehidupan manusia.
"Sebagai lanjutan dari dokumenter Orientations (1984), Re:Orientations (2016) sebagai film pembuka FFL 2024 membahas perkembangan gerakan queer pada lingkaran masyarakat Asia di Kanada," terang Edo.
Selanjutnya, Senyap (The Look of Silence; 2014), sebagai film yang kental akan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia diharapkan memperluas pengetahuan masyarakat dan membangkitkan diskusi yang hidup. Dan ketiga, Kembali Pulang (Going Home; 2023) menyoroti isu lingkungan dan hubungan manusia terhadap lingkungannya.
3. Ada diskusi setelah pemutaran film, wadah bertukar pikiran

Festival Manager, Putu Wulandari Dyana Putri menambahkan bahwa medium film memiliki dampak yang kuat terhadap cara pandang dan cara hidup manusia. Tidak hanya menonton film, namun juga berlangsung diskusi setelahnya, bisa menjadi wadah untuk memfasilitasi pertukaran pikiran maupun isi hati yang hidup, terbuka, dan berdampak.
Kegiatan ini merupakan tahun ketiga pemutaran film-film kemanusiaan. “Semoga makin banyak film yang membahas isu-isu kemanusiaan," harapnya.