Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

9 Ikan Teri Keluarga Engraulidae Paling Terkenal

Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Paul Asman and Jill Lenoble)
Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Paul Asman and Jill Lenoble)

Apakah kamu suka mengonsumsi ikan teri? Ikan teri termasuk ikan laut yang menjadi bahan masakan dan banyak ditemukan di Indonesia. Selain itu, harga yang begitu ekonomis menjadikannya sebagai bahan makanan dalam berbagai olahan. Sehingga banyak masyarakat yang juga menggemari olahan ikan teri.

Sedangkan dari segi nilai gizi, ikan teri juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Tergolong rendah lemak, bahkan tinggi kalsium.

Ikan dari keluarga Engraulidae ini banyak tersebar di perairan laut seluruh dunia. Umumnya ditemukan pada perairan dengan iklim sedang. Mereka tidak ditemukan di perairan sangat hangat maupun dingin. Siapa saja mereka? Untuk lebih mengenalnya, simak ulasannya sebagai berikut. 

1. Ikan teri argentina

Ilustrasi gerombolan ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Etrusko25)
Ilustrasi gerombolan ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Etrusko25)

Argentina anchovy, begitulah sebutan ikan teri yang terdistribusi di perairan Atlantik Barat Daya, Brazil sampai Teluk San Jorge, Argentina ini. Memiliki nama ilmiah Engraulis anchoita. Adapun panjang tubuhnya disebutkan dalam Fishbase, yaitu memiliki panjang maksimal 17 centimeter (cm) dengan berat sekitar 25 gram. 

Bagian samping tubuhnya berwarna putih keperakan. Punggungnya memiliki warna biru kehitaman. Serta siripnya lebih transparan. Terdapat jari-jari lunak pada dorsal berjumlah 15-16 dan jari-jari lunak anus berjumlah 17-21.

Memiliki bentuk moncong yang meruncing dan menonjol dengan diameter 3/4 mata. Rahang atas juga meruncing tumpul dengan gigi yang kecil dan banyak. Terdapat penyapu insang bawah yang ramping dan panjang.

Mereka hidup bergerombol dalam perairan sekitar 30 sampai 90 meter (m) saat musim panas. Tetapi saat musim dingin, mereka berada pada kedalaman sekitar 100 sampai 200 m. Makanannya adalah fitoplankton untuk teri dewasa, sedangkan teri muda memakan zooplankton. Sedangkan musim kawin biasanya terjadi sepanjang tahun yang terjadi di dekat pantai. Mereka komoditas perikanan yang sangat komersial bagi masyarakat di sana.

2. Ikan teri australia

Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Unknown Author)
Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Unknown Author)

Spesies ikan teri yang berasal dari Australia atau juga disebut dengan australian anchovy. Keluarga Engraulidae ini memiliki nama ilmiah Engraulis australis. Dilansir dalam Fishes of Australia, persebaran spesies ikan teri ini ada di perairan beriklim sedang pada kedalaman sekitar 0-200 m. Biasanya mendiami teluk kecil, muara juga di perairan lepas pantai. 

Distribusinya dari Queensland tengah, Australia bagian selatan sampai Shark Bay, Australia Barat, Tasmania, serta Laut Tasman. Memiliki warna tubuh keperakan, pada punggung hijau kebiruan serta bagian perut putih keperakan. Terdapat garis lateral tengah berwarna perak yang tampak lebar. Bentuk tubuhnya ramping, memanjang terkompresi, moncongnya menonjol berbentuk bulat tumpul. 

Kepalanya kecil, terdapat gigi kecil pada setiap rahangnya. Terdapat sirip punggung dengan pangkal yang pendek. Sirip dubur dengan tinggi sedang juga pangkal yang pendek. Sirip ekornya bercabang dalam, juga sirip perut dan dada yang kecil. Adapun jumlah jari-jari pada sirip punggung 13-16, sirip dada 14-16, sirip dubur 17-19, sirip perut 7, dan sirip ekor 19. 

Australian anchovy menyukai zooplankton sebagai makanannya. Namun, keberadaan mereka dianggap tidak terlalu penting secara komersial. Biasanya hanya digunakan sebagai ikan umpan saat pemancingan.

3. Ikan teri eropa

Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Kingfisher)
Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Kingfisher)

Ikan teri eropa (Engraulis encrasicolus) merupakan spesies ikan teri yang hidup di lepas Pantai Eropa dan Afrika, dengan wilayah jelajah seperti Laut Hitam, Laut Mediterania, dan Laut Azov.

Berat tubuhnya tergolong lebih besar dari sebagian ikan teri, yaitu bisa mencapai 49 gram. Hal ini dijelaskan dalam Animalia, dengan panjang sekitar 13,5 cm. Bentuk tubuhnya bulat dan ramping serta ciri khas mulut yang sangat sumbing. Memiliki bentuk moncong yang runcing melebihi rahang bawah. Terdapat sirip punggung tinggal dan ekornya bercabang. 

Warna perak pada perut bagian bawah serta punggung, sampingnya berwarna biru, abu-abu, dan hijau. Memiliki garis perak di sepanjang sisi, yang akan menghilang seiring bertambah usia.

Mereka adalah spesies ikan teri yang suka bermigrasi. Pergi ke utara saat musim panas dan ke selatan saat musim dingin. Tergolong ikan pelagis pesisir, saat musim panas hidup di kedalaman kurang dari 50 m. Namun, saat musim dingin biasanya mereka berada pada kedalaman air sekitar 200-400 m. Bahkan bisa hidup di air payau, danau, laguna, dan muara.

Mereka hidup dalam sebuah gerombolan besar, yang bisa memberikan perlindungan juga saat terancam. Makanan spesies ikan teri ini berupa plankton, telur, larva ikan dan moluska. Proses bertelur biasanya pada saat suhu yang hangat, bahkan juga bertelur di air tawar. Mereka berkembang biak sekitar April sampai November. Ikan teri eropa biasanya dijadikan umpan, juga penting secara komersial.

4. Ikan teri afrika selatan

Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Jschop)
Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Jschop)

Spesies ikan teri yang satu ini tersebar pada perairan Atlantik Tenggara yaitu Afrika Selatan dan Namibia. Yang mana disebut dengan southern african anchovy dan memiliki nama ilmiah Engraulis capensis. Dalam lautan, mereka biasanya ditemukan pada kedalaman sekitar 450 m. Dilansir dalam Fishbase, ikan teri ini termasuk ikan pelagis neritik. Panjang tubuhnya sekitar 17 cm.

Memiliki bentuk tubuh memanjang terkompresi dan terdapat sisik di sepanjang perut. Makanan mereka adalah organisme planktonik. Mereka adalah spesies ikan teri yang bermanfaat secara komersial di wilayahnya.

5. Ikan teri jepang

Ilustrasi ikan teri jepang (commons.m.wikimedia.org/Kingfisher)
Ilustrasi ikan teri jepang (commons.m.wikimedia.org/Kingfisher)

Spesies ikan teri dari Jepang biasa juga disebut japanese anchovy (Engraulis japonicus). Dilansir dalam Fishbase, ikan teri pelagis neritik ini hidup pada perairan laut beriklim sedang. Biasanya berada pada kedalaman 0-400 m. Persebaran di Laut Jepang dan pantai Pasifik Jepang hingga Taiwan. 

Mereka memiliki berat tubuh sekitar 45 g, panjang 14-18 cm, dengan tubuh terkompresi. Tidak begitu banyak penjelasan mengenai deskripsi tubuhnya. Memiliki jumlah duri dorsal lunak 12-14, duri anal lunak 13-18. Memiliki sisik pra-panggul berjumlah 2-7 berukuran kecil seperti tulang belakang. 

Hidup dalam gerombolan besar yang berada di permukaan, terutama pesisir dengan jarak 1000 km dari pantai. Saat musim semi dan musim panas, mereka bergerak ke utara dan ke pantai. Biasanya mereka memakan telur ikan, larva ikan, krustasea, larva moluska dan diatom. Lama usianya mencapai 4 tahun serta spesies teri ini penting secara komersial. Selain itu juga dijadikan umpan dalam pemancingan dan juga akuakultur atau budidaya. 

6. Ikan teri california

Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Kingfisher)
Ilustrasi ikan teri (commons.m.wikimedia.org/Kingfisher)

Spesies ikan teri yang satu ini memiliki banyak sebutan. Seperti ikan teri teluk, ikan teri utara, ikan pinhead, dan ikan smelt pelangi. Sedangkan nama ilmiahnya Engraulis mordax. Adapun persebarannya, dilansir dalam Animal Diversity Web, ditemukan di lepas pantai bagian barat Amerika Utara, British Columbia, Meksiko, Kanada, California, dan Teluk California.

Termasuk spesies ikan teri neritik, epipelagik pada daerah pesisir dengan arus naik. Pada ikan dewasa biasanya ditemukan di kedalaman sekitar 70-200 m, sedangkan larvanya pada kedalaman 0-50 m dengan kisaran suhu air sekitar 8-25⁰ C.

Tubuhnya memiliki berat sekitar 9 gram dengan panjang 7 cm. Seperti ikan teri umumnya, ukuran tubuh kecil, sedikit pipih. Memiliki mulut lebih besar dan rendah. Sirip duburnya tepat memiliki titik sisip, masuk tepat di belakang sirip punggung. 

Pada punggungnya berwarna biru kehijauan yang berkilau, di sepanjang permukaan perutnya berwarna perak dan mengilap. Pada sepanjang sisinya terdapat garis perak yang samar pada ikan dewasa.

Mereka berkembang biak sepanjang tahun, biasanya selama akhir musim dingin dan musim semi. Di mana pemijahan terjadi sekitar 480 km di lepas pantai. Spesies ikan ini memiliki sistem perkawinan poligami. Yaitu kedua jenis kelamin tidak pilih-pilih pasangan selama musim kawin tiba, dengan tingkat kematangan seksual pada kedua jenis kelamin di usia 2 tahun.

Pada alam liar, rentang kehidupannya sekitar 4 sampai 7 tahun, dengan rata-rata 5 tahun. Spesies Engraulis mordax termasuk ikan nokturnal. Hidupnya bergerombol, terutama untuk mempertahankan diri dari predator. Mereka memakan krill, copepoda, dan larva dekapoda yang melewati proses penyaringan. Selain itu, juga memakan fitoplankton dan zooplankton. Serta memiliki peran penting secara komersial dan sebagai umpan pemancingan.

7. Ikan teri peru

Ilustrasi ikan teri peru (commons.m.wikimedia.org/cstobie)
Ilustrasi ikan teri peru (commons.m.wikimedia.org/cstobie)

Ikan teri peru yang memiliki nama ilmiah Engraulis ringens, tersebar di Peru ke Chiloé serta Chili. Tergolong ikan pelagis neritik, yang hidup pada kedalaman 3-80 m. Pada wilayah iklim subtropis kisaran 13-23 ⁰C.

Dilansir dalam Fishbase, bentuk tubuhnya ramping, memanjang, dan bulat. Panjang maksimalnya 20 cm. Memiliki moncong yang menonjol dan panjang. Terdapat sirip dubur yang terletak pada belakang dasar sirip punggung. Sirip duburnya memiliki jumlah jari kurang dari 22. Sedangkan penyapu insang pada cabang bawah lengkungan pertama berjumlah 34 hingga 49. Jumlah penyapu insang yang banyak ini membedakan dengan spesies Pasifik Anchoa.

Warna tubuhnya biru atau hijau mengilap. Sepasang sisi terdapat garis perak yang menghilang seiring bertambahnya usia. Hidup dalam gerombolan kelompok besar, terutama di permukaan perairan. Dalam sebuah penelitian menyebutkan, 98 persen diatom (alga plankton) adalah makanannya, dan merupakan spesies ikan teri yang penting secara komersial.

8. Ikan teri jengki

Ilustrasi ikan teri jengki (commons.m.wikimedia.org/Judgefloro)
Ilustrasi ikan teri jengki (commons.m.wikimedia.org/Judgefloro)

Ikan teri jengki memiliki nama ilmiah Stolephorus indicus atau juga disebut Engraulis albus. Adapun geografi persebarannya disebutkan dalam Animalia, yaitu pada Benua Asia, Afrika, Antartika, dan Oseania. Selain itu, ikan teri ini juga disebut teri India. Termasuk Indonesia yang menjadi wilayah persebarannya, dan lebih dikenal dengan nama teri jengki.

Mereka gerombolan ikan kecil yang ditemukan pada kedalaman perairan sekitar 20-50 m. Tubuhnya memiliki panjang maksimal tidak lebih dari 15,5 cm. Memiliki 2-6 sisik kecil mirip jarum pada perut. Terdapat jari lunak punggung berjumlah 15-17, dan jari lunak dubur 18-21. 

Bentuk rahang atasnya meruncing, mencapai batas pada pra operkulum. Bentuk tubuh khas engraulid dan berwarna cokelat, berdaging transparan muda. Memiliki garis perak di bagian sisi bawah. Mereka menyukai plankton sebagai makanannya.

Ikan teri jengki banyak dimanfaatkan sebagai bahan masakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Biasanya digoreng kering, bisa juga menjadi campuran sambal, atau olahan lainnya. Sehingga menjadikannya sebagai komoditas perikanan penting secara komersial.

9. Ikan teri nasi

Ilustrasi ikan teri kacang (commons.m.wikimedia.org/Midori)
Ilustrasi ikan teri kacang (commons.m.wikimedia.org/Midori)

Spined anchovy adalah sebutan bagi ikan teri nasi yang memiliki nama ilmiah Stolephorus tri. Di Indonesia biasanya juga disebut dengan teri medan, namun tidak hanya ditemukan di Medan, Sumatra Utara. Disebut teri nasi karena bentuknya kecil dan berwarna putih mirip nasi ketika berada dalam gundukan ikan teri. 

Persebaran ikan teri nasi diilansir dalam Fishbase, yaitu di perairan laut dan payau pada kedalaman sekitar 0-50 meter, yang mana berada di wilayah Pasifik Barat di Teluk Thailand dan Laut Jawa. Biasanya mereka mendatangi wilayah hilir hutan bakau pada kondisi neritik, dan hidup bergerombol yang berada di perairan pesisir. 

Panjang tubuhnya 9,5 cm, memiliki tulang rahang atas runcing yang melewati batas belakang pra operkulum. Terdapat sirip dubur yang pendek, dan pangkalnya di bawah tengah dekat pangkal sirip punggung. Pada perutnya terdapat 6 atau 7 sisik pra-panggul yang berukuran kecil seperti jarum. Juga duri pra-dorsal yang kecil, serta duri lainnya pada sisik panggulnya. Sirip duburnya terdapat duri lunak berjumlah 17-18.

Pada bagian belakang sirip punggung terdapat garis pigmen ganda. Tergolong ikan yang penting secara komersial. Seperti di Indonesia menjadi bahan masakan seperti campuran berbagai makanan karena aromanya yang khas. Ikan ini banyak diolah menjadi rempeyek, tumisan maupun pada sayuran, bahkan menjadi bahan MPASI. 

Masih banyak berbagai spesies ikan teri yang ada, namun tidak dapat dijelaskan semua dalam artikel ini. Meskipun demikian, jenis ikan teri yang beragam di perairan seluruh dunia memberikan peran atau dampak positif bagi manusia. Terutama dalam hal menyumbang gizi ketika menjadi bahan konsumsi. Semoga bermanfaat!

Referensi:
Animalia. 2024. European Anchovy. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Animalia. 2024. Indian Anchovy. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Bleeker. 1852. Spined Anchovy. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Bray, D.J. 2021. Australian Anchovy, Engraulis australis. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Davis, C., DellaTorre, E dan Aaron, R. 2011. Engraulis mordax. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Gilchrist. 1913. Southern African Anchovy. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Hubbs dan Marini. 1935. Argentine anchovy. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Jenyns. 1842. Anchoveta. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.
Temmick dan Schlegel. 1846. Japanese Anchovy. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us