10 Bahasa Bali Tentang Layang-Layang, Penghobi Wajib Tahu

Kamu akan melihat banyak penghobi layang-layang atau rare angon menaikkan layangannya pada Juli. Layang-layang ini menghiasi langit di Bali sepanjang hari. Artikel ini akan mengajak kamu untuk belajar Bahasa Bali tentang layang-layang. Kata-katanya mudah dihafal, lho.
1. Mekorot

Mekorot memiliki arti aktivitas beradu tali layangan. Masing-masing pelayang berusaha memutus tali layangan pelayang lainnya dengan berbagai teknik. Saat mekorot, pelayang biasanya menggunakan tali khusus yang sering disebut dengan tali gelasan. Mekorot juga sering disebut dengan mebandung.
2. Ulung

Ulung memiliki arti jatuh dalam Bahasa Bali. Layangan jatuh karena berbagai hal seperti angin yang kurang, teknik yang salah saat menaikkan layangan, layangan kurang bagus, dan lainnya. Selain ulung, dikenal juga Bahasa Bali lainnya yaitu ngacok. Ngacok itu, saat layangan jatuh dengan bagian kepala yang terlebih dahulu menyentuh tanah.
3. Nunjuk layangan

Nunjuk layangan memiliki arti menaikkan layangan. Untuk layangan dengan ukuran besar, nunjuk dilakukan lebih dari satu orang. Hal ini agar layangan bisa naik dengan sempurna saat ditarik.
4. Ngedeng

Ngedeng artinya menarik layangan. Saat nunjuk layangan, layangan harus ditarik (ngedeng layangan) agar mendapatkan angin dan bisa mengudara. Ngedeng lawan katanya ngulur. Ngulur berarti melepaskan tali layangan agar layangan bisa terbang lebih tinggi.
5. Tiing

Tiing memiliki arti bambu dalam Bahasa Bali. Bambu merupakan bahan utama untuk membuat layangan. Pemilihan bambu yang tepat akan membuat kualitas hasil layangan menjadi lebih baik.
6. Nukub

Nukub dalam Bahasa Bali berarti membungkus rangka layangan dengan bahan kain atau plastik. Supaya bisa naik, layangan harus dibungkus untuk menangkap angin. Saat nukub layangan, bisa menggunakan lem atau obat nyamuk jika menggunakan bahan plastik. Sedangkan untuk bahan kain biasanya akan dijahit.
7. Ngerot

Ngerot memiliki makna meraut bambu untuk dijadikan sebagai rangka layangan. Setelah bambu dibilah, maka dilakukan proses ngerot untuk memperhalus bambu. Setiap undagi wajib memiliki keahlian ngerot bambu agar layangan memiliki rangka sempurna, terutama di bagian-bagian yang melengkung.
8. Angin baret

Angin baret artinya angin bertiup kencang. Lawan kata angin baret adalah anginne nduk atau anginnya bertiup lemah. Angin menjadi faktor penting saat menaikkan layangan. Seorang pelayang wajib mengetahui kondisi angin untuk mengatur layang-layang mereka.
9. Lung

Lung artinya patah dalam Bahasa Bali. Rangka layangan bisa lung atau patah karena layangan jatuh atau angin bertiup terlalu kencang saat layangan di udara. Selain itu, bambu dengan kualitas buruk atau bambu yang sudah lapuk bisa menjadi penyebab lainnya.
10. Tamplig

Tamplig memiliki arti terkena empasan suatu benda (terhempas). Dalam dunia layang-layang, ekor layangan janggan bisa mengempas orang di sekitarnya. Semakin besar layangan janggan, maka kekuatan empasan ekornya wajib diwaspadai. Jika kamu sedang menonton layangan janggan, hindari berada di area sekitar ekor.
Kamu akan sering mendengar bahasa-bahasa di atas saat bermain layang-layang di Bali. Kamu bisa menghafalkannya, dan mencoba untuk menggunakannya sebagai percakapan sehari-hari.